Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi: Infeksi Covid-19 Picu Respons Antibodi Virus Corona Lainnya

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cell Reports Medicine mencatat, manusia telah menavigasi setidaknya enam jenis virus corona lain, sebelum SARS-CoV-2, penyebab Covid-19.

"Hasil kami menunjukkan virus Covid-19 dapat membangkitkan respons antibodi yang ada pada manusia sebelum pandemi saat ini," ujar penulis studi dari Translational Genomics Research Institute (TGen) di AS John Altin seperti dikutip dari livemint, Minggu (24/1/2021).

"(Ini) berarti mungkin sudah memiliki kekebalan yang ada sebelumnya terhadap virus ini," lanjutnya.

Memetakan respons antibodi

Dalam penelitian ini, para ilmuwan menggunakan alat yang disebut PepSeq. Alat tersebut memetakan respons antibodi tubuh terhadap semua virus corona yang menginfeksi manusia.

"Data yang dihasilkan menggunakan PepSeq memungkinkan karakterisasi yang luas dari respons antibodi pada orang yang baru-baru ini terinfeksi Covid-19, dibandingkan dengan orang yang hanya terpapar virus corona sebelumnya, yang sekarang tersebar luas di populasi manusia," ujar Jason Ladner, pemimpin penelitian dan penulis dari Northern Arizona University di AS.

Melansir The Hindu, para peneliti memeriksa respons antibodi dari dua virus corona yang berpotensi mematikan, yaitu MERS dan SARS 2002-2003.

Selain itu, ilmuwan juga menandai respons antibodi dari empat virus corona yang lebih tua, alphacoronaviruses 229E dan NL63, serta beta coronaviruses OC43 dan HKU1.

Virus endemik

Menurut para ilmuwan, virus-virus tersebut merupakan virus umum yang endemik di seluruh populasi manusia. Namun biasanya tidak mematikan dan menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan yang mirip dengan flu biasa.

Dengan membandingkan cara antibodi bereaksi terhadap virus corona yang berbeda tersebut, para peneliti menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 dapat memicu antibodi sistem kekebalan yang awalnya dihasilkan sebagai respons terhadap infeksi virus corona sebelumnya.

Ilmuwan menuturkan, reaktivitas silang dengan antibodi ini terjadi di dua tempat di protein SARS-CoV-2 Spike (S), yang memungkinkan virus masuk dan menginfeksi sel manusia.

"Temuan kami menyoroti situs di mana respons SARS-CoV-2 tampaknya dibentuk oleh paparan virus corona sebelumnya, dan yang berpotensi meningkatkan antibodi penawar secara luas," ujar Altin.

Mempengaruhi gejala Covid-19

Lebih lanjut, peneliti menunjukkan bahwa antibodi reaktif silang ini secara istimewa mengikat peptida virus corona endemik.

"(Ini) menunjukkan bahwa tanggapan terhadap SARS-CoV-2 di wilayah ini mungkin dibatasi oleh paparan virus korona sebelumnya," paparnya.

Kendati begitu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami implikasinya.

Para ilmuwan percaya temuan tersebut juga menjelaskan reaksi yang sangat bervariasi dari pasien Covid-19 terhadap penyakitnya.

Mulai dari gejala ringan bahkan tanpa gejala, hingga infeksi parah yang memerlukan rawat inap, dan sering menyebabkan kematian.

Disebutkan, perbedaan dalam respons antibodi yang sudah ada sebelumnya yang diidentifikasi oleh penelitian ini mungkin menjelaskan beberapa perbedaan dalam seberapa parah penyakit Covid-19 mempengaruhi orang tua dan orang muda.

"Temuan kami meningkatkan kemungkinan bahwa sifat respons antibodi individu terhadap infeksi virus corona endemik sebelumnya dapat memengaruhi perjalanan penyakit Covid-19," kata Ladner.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/24/133000465/studi--infeksi-covid-19-picu-respons-antibodi-virus-corona-lainnya

Terkini Lainnya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke