Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi Ini Temukan Kelompok Usia yang Paling Rentan Terinfeksi Varian Baru Virus Corona

Varian baru, B117, disebutkan lebih menular, meskipun tidak dianggap lebih berbahaya atau resisten terhadap vaksin dan pengobatan.

Sebuah studi baru yang meneliti terkait varian baru virus ini, menemukan kelompok umur yang paling berisiko terinfeksi.

Melansir Fox News, orang-orang berusia di bawah 20 tahun menjadi kelompok berisiko tinggi terpapar virus corona B117.

Studi dilakukan para peneliti di Imperial College London. Penelitian itu menunjukkan, orang-orang berusia di bawah 20 tahun lebih berpotensi terpapar varian baru virus corona.

Dalam studi yang belum ditinjau sejawat ini, diidentifikasikan sebagai VOC.

Menurut penelitian itu, data yang tersedia menunjukkan pergeseran komposisi usia dari kasus yang dilaporkan, dengan bagian lebih besar di bawah usia 20 tahun di antara VOC daripada kasus non-VOC.

Namun, para peneliti mengatakan, terlalu dini menentukan mekanisme di balik perubahan tersebut. 

"Penelitian lebih lanjut sedang berlangsung yang lebih spesifik dari setiap perubahan bagaimana virus memengaruhi kelompok usia ini," demikian tulis peneliti.

Studi tersebut memaparkan, tak seperti virus corona sebelumnya, varian B117 kemungkinan lebih mungkin menginfeksi anak-anak. Penemuan ini pun memunculkan kekhawatiran.

"Jika itu benar, maka ini mungkin menjelaskan proporsi yang signifikan, bahkan mungkin sebagian besar, dari peningkatan transmisi yang terlihat," ujar Ilmuwan dari Imperial College London dan penulis studi, Profesor Neil Ferguson.

Studi dari Imperial College London ini juga memperkirakan jumlah reproduksi (RO) varian baru virus corona berada di antara 1,4-1,8.

"Analisis ini, yang telah menginformasikan perencanaan Pemerintah Inggris dalam beberapa pekan terakhir, menunjukkan bahwa varian baru B117, memiliki penularan yang jauh lebih tinggi daripada virus SARS-CoV-2 sebelumnya yang beredar di Inggris," ujar Ferguson.

"Ini akan membuat kontrol lebih sulit dan semakin menekankan pentingnya menggelar vaksinasi secepat mungkin," lanjut dia.

Varian baru di Inggris

Tak hanya di Inggris, puluhan negara lain juga telah melaporkan penemuan kasus baru yang disebabkan mutasi virus tersebut.

Diberitakan The Guardian, 31 Desember 2020, penyebaran mutasi virus corona di Inggris yang cepat mempunyai keterkaitan dengan lebih tingginya jumlah virus dalam sampel pernapasan.

Beberapa laboratorium di London dan Manchester mulai melihat bukti varian baru dalam sampel pernapasan.

Dr Michael Kidd dari PHE Public Health Laboratory di Birmingham dan timnya menganalisis 641 sampel berdasarkan tes dari pasien bergejala.

Dari sampel tersebut, ditemukan sekitar 35 persen pasien yang terinfeksi B117 mempunyai tingkat virus yang tinggi dalam sampelnya, dibandingkan dengan 10 persen pasien tanpa varian baru.

"Tampaknya pasien dengan varian (baru) memiliki viral load yang lebih tinggi. Yang jelas, lebih mudah bagi mereka untuk menularkannnya kepada orang lain," ujar Kidd.

Meski demikian, data yang dibeberkan masih awal dan memerlukan lebih banyak bukti.

Lebih lanjut, para peneliti yang melakukan studi pemodelan London School of Hygiene and Tropical Medicine memperkirakan, varian baru dari virus sekitar 56 persen lebih menular dibandingkan jenis virus sebelumnya.

Varian yang lebih menular artinya dibutuhkan lebih sedikit partikel virus dalam inang untuk menyebarkan patogen.

Selain itu, terdapat kemungkinan virus menyebar lebih cepat di saluran udara, membuatnya lebih menular.

Yang perlu digarisbawahi, lebih tingginya tingkat penularan yang tidak dibarengi dengan kontrol ketat, dapat menyebabkan lebih banyak kematian.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/08/153700265/studi-ini-temukan-kelompok-usia-yang-paling-rentan-terinfeksi-varian-baru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke