Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Hal yang Perlu Diketahui soal Plasma Konvalesen untuk Pasien Covid-19

KOMPAS.com - Terapi plasma darah konvalesen kini tengah menjadi perbincangan sebagai salah cara untuk membantu mereka yang tengah berjuang melawan Covid-19.  

Awalnya, topik ini muncul dari unggahan Twitter Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengenai imbauan dari rekannya kepada masyarakat untuk mengampanyekan sedekah darah untuk terapi plasma konvalesen.

Menurut dia, ada testimoni penyintas Covid-19 yang mengalami perubahan kondisi tubuh yang semakin membaik setelah melakukan terapi tersebut.

Kini, di media sosial dan aplikasi percakapan pun banyak permintaan donor terapi plasma konvalesen dengan sejumlah syarat yang harus dipenuhi.

Apa saja yang perlu diketahui terkait plasma konvalesen.

Apa itu plasma konvalesen?

Diberitakan Kompas.com, 5 Januari 2021, Juru Bicara Satgas Covid-19 RS UNS, dr Tonang Dwi Ardyanto, mengungkapkan, plasma konvalesen sudah dikenal sejak lama sebagai sebuah metode terapi.

Menurut dia, terapi ini berpijak pada pemahaman bahwa seorang penyintas infeksi akan membentuk antibodi di tubuhnya setelah sembuh.

Kemudian, antibodi itu akan disimpan dalam plasma darah orang tersebut.

Dari kondisi itu, para tenaga kesehatan (nakes) berusaha membantu, jika ada orang yang terinfeksi, sementara orang tersebut belum memiliki antibodi.

Kendati demikian, para nakes akan membantu dengan cara memberikan plasma dari orang yang sudah sembuh dari suatu infeksi.

Sementara, untuk Covid-19, Tonang menjelaskan, acuannya adalah penyintas penyakit tersebut diharapkan sudah membentuk antibodi.

Plasma penyintas Covid-19 itu kemudian diberikan kepada orang lain yang sedang menghadapi infeksi virus corona, dengan harapan antibodi tersebut mampu melawan infeksi yang sedang berjalan.

Secara sederhana, terapi plasma konvalesen dapat dipahami sebagai transfer antibodi antara penyintas suatu infeksi kepada orang yang tengah mengalami infeksi.

Kemudian, antibodi tersebut ditransfusikan kepada pasien yang membutuhkan.

Mengenai metode transfusi darah, Tonang menjelaskan, ada pemahaman yang harus diketahui oleh masyarakat tentang metode ini.

Jika dulu pemahaman umum ada darah yang diberikan seorang donor kepada pasien, sekarang pemahaman transfusi darah itu adalah transfusi produk darah.

Adapun produk darah bisa mencakup sel darah, maupun plasma darah.

Dalam konsep transfusi darah saat ini, tindakan itu sudah memilih memberikan komponen darah.

Artinya, dari satu darah utuh, jika orang membutuhkan plasmanya, maka yang diberikan hanya plasma darahnya.

Demikian pula jika ada yang membutuhkan trombosit, maka yang diberikan trombositnya saja, begitu juga jika ada yang membutuhkan sel darah merah saja.

Akan tetapi, dalam kasus Covid-19 ini adalah tindakan yang memberikan antibodi.

Tonang mengatakan, kalau dalam kondisi biasa, transfusi plasma itu sebetulnya untuk memberikan faktor pembekuan darah.

Efektivitas terapi plasma konvalesen

Kompas.com, 7 Desember 2020, memberitakan, menurut Tonang, metode terapi plasma konvalesen untuk melawan infeksi virus sudah dilakukan di banyak negara di dunia.

Ada beberapa laporan yang menyebutkan hasilnya baik, dan ada yang menyebut sekitar 50 persen pasien penerima terapi inimengalami kondisi yang membaik.

Tetapi, ada pula laporan-laporan lain yang cenderung menyatakan terapi ini tidak berefek signifikan.

Syarat donor plasma konvalesen

Adapun, syarat untuk menjadi donor plasma konvalesen, seperti diberitakan Kompas.com, 29 Desember 2020, harus memenuhi kriteria tertentu, yakni:

1. Berusia antara 18-60 tahun;
2. Sudah pernah terinfeksi Covid-19 (PCR positif) dan sudah dinyatakan sembuh;
3. Tidak bergejala minimal 14 hari setelah sembuh;
4. Berjenis kelamin laki-laki atau perempuan yang diutamakan belum pernah hamil;
5. Diutamakan bagi mantan penderita Covid-19 yang ketika infeksi mengalami gejala sedang-berat.

Sementara itu, mereka yang merasa memenuhi kriteria di atas bisa mendaftarkan diri dengan cara mengisi Google Form di alamat s.id/donorplasma.

Kriteria penerima plasma konvalesen

Tidak semua pasien Covid-19 bisa menerima donor plasma.

Sebab, harus disesuaikan dengan golongan darah donor dan penerima.

Menilik keistimewaan penyintas Covid-19 yang telah memiliki plasma konvalesen, sebaiknya masyarakat tidak memberikan stigma negatif kepada pasien.

Dengan adanya terapi donor konvalesen ini, pasien sembuh Covid-19 berpotensi untuk memberikan donor konvalesen.

Syarat transfusi konvalesen

Ada juga syarat umum transfusi darah, plasma yang didapat dari pasien sembuh harus terbukti memiliki antibodi terhadap Covid-19 dalam kadar yang cukup.

Adapun kadar tersebut sekitar 400 milimeter dengan memakai metode plasmapheresis, yakni hanya mengambil plasma dari sel darah merah saja.

Diketahui, pemberian plasma darah ini dilakukan sebanyak 2 kali sehari pada pasien Covid-19.

Pakar penyakit dalam spesialis paru-paru (internis pulmonologist) FK-KMK UGM, dr Sumardi SpPD, KP-FINASIM mengatakan, terapi plasma konvalesen ini tidak diberikan begitu saja pada semua pasien Covid-19, melainkan hanya pada pasien dengan kondisi kritis.

(Sumber: Jawahir Gustav Rizal, Luthfia Ayu Azanella | Editor: Sari Hardiyanto, Rizal Setyo Nugroho)

https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/07/182000065/6-hal-yang-perlu-diketahui-soal-plasma-konvalesen-untuk-pasien-covid-19

Terkini Lainnya

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

Tren
Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Tren
Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Tren
Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Tren
Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Tren
Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Tren
Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Tren
Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Tren
Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Tren
Apakah Masih Relevan Meneladani Ki Hadjar Dewantara?

Apakah Masih Relevan Meneladani Ki Hadjar Dewantara?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke