Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Patung Merlion di Madiun, Ini Penjelasannya...

Bahkan kata "Madiun" sempat menjadi trending topic di media sosial Twitter, Jumat (1/1/2021) siang.

Keberadaan Patung Merlion di "Kota Brem" tersebut mendapatkan beragam reaksi dari netizen. 

Mayoritas dari mereka mempertanyakan mengapa ikon-ikon yang dibangun di kota itu justru tidak mencerminkan kebudayaan asli masyarakat setempat, sebaliknya malah meniru apa yang sudah ada di negara lain.

Salah satunya disampaikan oleh akun @arif_fal97.

"Sangat tidak mencerminkan madiun.... kotanya tidak mempunyai ciri khas, cuma niru2 doang.... Basi," tulisnya saat mengomentari unggahan akun lain.

Komentar yang kurang lebih sama juga disampaikan oleh pemilik akun @siscadianita.

Ia tidak setuju mengapa bangunan semacam ini harus mendapatkan peresmian secara khusus.

"Kalopun memang ada, ya ga perlu pake acara peresmian juga sih. Kesannya patung itu adalah hal yang grande yang merujuk pada salah satu ikon kota Madiun. Itu yang saya kurang setuju," tulis dia.


Kendati demikian, ada pula yang mengapresiasi keberadaan Patung Merlion tersebut.

Salah satunya diunggah oleh akun @magetanbanget.

"Gak usah jauh-jauh ke Singapura di Madiun juga ada Patung Merlion," tulisnya.

Penjelasan pihak terkait

Saat dikonfirmasi terkait pembangunan Patung Merlion tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kota Madiun, Suwarno menjelaskan, pembangunan yang dilakukan di Kota Madiun, terutama terkait dengan Patung Merlion tersebut memang dilakukan Pemkot untuk tujuan peningkatan perokonomian masyarakat Madiun di tengah pandemi Covid-19.

"Tujuan utama dari pembuatan patung-patung) ini untuk menghidupkan UMKM di tengah Covid-19 agar perkenomian cepat pulih," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (1/1/2021).

Lokasi Patung Merlion tersebut, imbuhnya berada di Taman Sumber Umis yang terletak di Jalan Pahlawan.

"Untuk menarik wisatawan, Pemkot harus membuat destinasi wisata buatan di sekitar Pahlawan Street Centre. Sekitar (jalan) Pahlawan merupakan pusat perbelanjaan sehingga di depannya harus ada tempat untuk UMKM. Dengan demikian masyarakat akan semakin tertarik untuk ke lokasi ini," jelas dia.

Selain patung replika Kabah yang sudah ada sebelumnya dan Patung Merlion yang baru saja diresmikan, Suwarno menyebut Pemkot masih akan mendirikan sejumlah ikon lain.

"Saat ini baru ada patung dan miniatur Kabah. Tahun depan direncanakan menara Eifel dan 7 simbol negara-negara luar," jelasnya.

Namun, ia juga menegaskan, Pemkot Madiun bukannya melupakan ikon-ikon yang mencerminkan karakteristik wilayahnya.

Selama ini, Kota Madiun sudah memiliki monumen atau patung yang memang menjadi simbol Kota Pendekar itu.

"Pemkot sudah membangun ikon Madiun seperti Tugu Pendekar (yang) merupakaan ciri khas Kota Madiun, di beberapa lokasi," jelas dia.

Pun dalam waktu ke depan, pembangunan ikon yang mencerminkan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat akan dilakukan dan sudah ada dalam daftar perencanaan.

"Betul, ikon Kota Madiun tetap dibuat. Tahun ini ada bangun Tugu Garuda Pancasila. Kalau Patung Garuda (lokasinya) depan Polres, sehingga tempatnya lebih strategis," ungkap Suwarno.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/01/200500865/ramai-soal-patung-merlion-di-madiun-ini-penjelasannya-

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke