Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Aktivitas Beberapa Gunung Api Meningkat, Adakah Pemicu yang Berkaitan?

KOMPAS.com - Beberapa gunung api di Indonesia menunjukkan peningkatan aktivitas yang cukup signifikan.

Gunung Ile Lewotolok, gunung api yang berada di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami erupsi pada 27 November 2020 dan 29 November 2020.

Gunung Ile Lewotolok kini statusnya naik menjadi Siaga, dan masih terus mengalami erupsi hingga Kamis (3/12/2020). Situasi ini membuat ribuan warga mengungsi.

Selain Ile Lewotolok, Gunung Semeru yang berada di Jawa Timur juga mengalami erupsi pada Selasa (1/12/2020) dini hari.

Sebelum dua gunung api tersebut erupsi, mata publik tertuju ke Gunung Merapi ketika statusnya dinaikkan menjadi Siaga karena mengalami peningkatan aktivitas.

Adakah fenomena yang memicu aktivitas sejumlah gunung api di Indonesia ini?

Tidak ada hubungan langsung

Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Devy Kamil Syahbana mengatakan, peningkatan aktivitas gunung api yang terjadi dalam waktu hampir bersamaan, tidak ada hubungannya secara langsung.

Dia menjelaskan, setiap gunung api memiliki sistem yang unik dan memiliki reservoir atau dapur magma masing-masing meskipun berasal dari sabuk vulkanik yang sama.

"Oleh karena itu, aktivitas gunung api yang satu dengan gunung api yang lain tidak berhubungan secara langsung," ujar Devy saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/12/2020).

Hingga saat ini, lanjut Devy, belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa letusan satu gunung api dapat memicu letusan di gunung api lainnya.

Ia mengatakan, gunung api yang saat ini mengalami peningkatan aktivitas, seperti Gunung Merapi, Ile Lewotolok, dan Semeru berjarak ratusan kilometer.

Devy menjelaskan, penyebab letusan gunung api berasal dari aktivitas magma yang terjadi pada masing-masing gunung api.

"Kalau terjadi bersamaan, memang itu kebetulan dalam kondisi yang bersamaan dapur magmanya sudah penuh dan siap untuk meletus," papar Devy.

Berdasarkan data PVMBG, peningkatan aktivitas maupun erupsi gunung api dalam waktu hampir bersamaan, selalu terjadi.  

"Saat ini sebagian masyarakat masih kaget dengan fenomena letusan bersamaan, ini sebetulnya dipicu oleh media sosial dan pemberitaan yang masif saja," kata dia.

Dulu, sebagian besar masyarakat hanya mengetahui apa yang terjadi di sekitar mereka saja. Dengan perkembangan teknologi dan mudahnya penyebaran informasi, masyarakat bisa mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi di dunia. 

"Begitu pun dengan letusan gunung api. Masyarakat baru melihat letusan Lewotolok atau baru melihat ada gunung api meletus bersamaan. Sebetulnya ini fenomena yang wajar," kata Devy.

Menurut dia, lama kelamaan masyarakat akan terbiasa dengan hal ini.  

"Kita adalah pemilik gunung api yang paling banyak meletus di dunia, dan ini bukanlah hal yang baru terjadi," ujar dia.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/04/155600265/aktivitas-beberapa-gunung-api-meningkat-adakah-pemicu-yang-berkaitan-

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

Tren
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Tren
Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Tren
Machu Picchu dan Borobudur

Machu Picchu dan Borobudur

Tren
6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

Tren
Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Tren
Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Tren
Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke