Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

WHO: Eropa Kembali Jadi Episentrum Virus Corona

Menurut dia, lebih dari 1,5 juta kasus virus corona dikonfirmasi pekan lalu. Hal tersebut membuat Eropa mencatatkan lebih dari 10 juta kasus sejak pandemi dimulai.

Sementara itu, kasus kematian telah meningkat lebih dari 30 persen dalam seminggu terakhir. Kluge juga menyebut rawat inap pasien Covid-19 juga mengalami peningkatan selama musim semi.

"Eropa kembali menjadi episentrum pandemi ini," kata Kluge seperti dikutip dari AP News, Jumat (30/10/2020).

Ia menilai sistem pengujian tak dapat mengimbangi tingkat penyebaran virus corona yang semakin meluas.

Sedangkan, tingkat positif Covid-19 dalam pengujian telah mencapai angka tertinggi.

"Sebagian besar negara Eropa melebihi 5 persen dan banyak kasus menyebar tanpa diperiksa," ungkap Kluge.

Setelah Perancis dan Jerman menyetujui pembatasan baru dengan harapan membalikkan tren, Kluge menyebut penguncian nasional menjadi pilihan terakhir.

Alasannya, penguncian akan menimbulkan dampak besar pada ekonomi, kesehatan mental masyarakat, dan insiden kekerasan dalam rumah tangga.

Kluge menjelaskan penguncian harus memberi kesempatan negara untuk memulihkan keadaan dan meningkatkan fasilitas kesehatan.

Sehingga, secara teoritis dapat memperkuat sistem kesehatan dan program pelacakan kontak agar segera diidentifikasi dan menghentikan kelompok penularan baru.

Tapi, banyak negara di Eropa, seperti Inggris gagal melakukannya, terlepas dari penguncian nasional di Inggris pada awal tahun ini.

Sistem pelacakan kontak di Inggris tetap tidak dapat melacak presentase yang signifikan dari individu-individu yang terinfeksi. Selain itu, banyak juga yang menolak untuk melakukan karantina.

Kluge mendesak para politisi untuk melihat data ilmiah dalam respons wabah.

Alih-alih mengejar strategi pembatasan lokal yang berdampak kecil dalam mengekang kebangkitan virus, pemerintah Inggris menentang saran dari penasihat imliahnya untuk menerapkan penguncian nasional pada September lalu.

Ilmuwan Inggris memperkirakan ada sekitar 96.000 infeksi baru setiap harinya dan epidemi berlipat ganda setiap sembilan hari.

Di Perancis, periode karantina wajib dipotong dari 14 hari menjadi tujuh hari, setelah berasalan bahwa kebanyakan orang tetap tidak patuh meski tidak ada dasar ilmiah untuk perubahan pedoman tersebut.

Data Institute of Health Metrics and Evaluation di University of Washington memperkirakan, tingkat kepatuhan sebesar 95 persen dalam penggunaan masker dapat menyelamatkan lebih dari 265.000 nyawa di seluruh Eropa pada 1 Ferbruari 2021.

Kluge menilai perhatian terbesar negara di Eropa pada saat ini harus ditempatkan pada pekerja kesehatan.

"Sementara pada bulan Maret, faktor pembatas kritis adalah unit perawatan intensif, ventilator dan alat pelindung diri, saat ini masalah tunggal yang menjadi perhatian terbesar adalah tenaga kesehatan," katanya.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/30/102800565/who--eropa-kembali-jadi-episentrum-virus-corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke