Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[HOAKS] Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa Meninggal dalam Aksi Tolak UU Cipta Kerja

KOMPAS.com - Tersiar informasi di media sosial seorang mahasiswa Universitas Pelita Bangsa meninggal dunia dalam aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja di Bekasi, Jawa Barat.

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial (Febis) Universitas Pelita Bangsa dan Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa menegaskan, informasi itu tidak benar.

Polisi juga membantah informasi itu.

Tidak ada mahasiswa yang meninggal dunia dalam aksi unjuk rasa di kawasan Jababeka, Kabupaten Bekasi, pada Rabu (7/10/2020). 

Narasi yang beredar

Akun Facebook Ali Zamar pada Rabu (7/10/2020) menginformasikan bahwa mahasiswa Pelita Bangsa Cikarang meninggal dunia saat unjuk rasa. Berikut isi lengkap statusnya:

"Mahasiswa Pelita Bangsa Cikarang tgl 7 okt 2020 innalilahi wa innailaihi Raji'un...
Mahasiswa Pelita Jaja Bentrok tadi di Bekasi. Meninggal dunia hari ini.."

Akun Twitter @P3rmatasari_ juga memberi informasi serupa. Dalam tweet-nya pada Rabu (7/10/2020), dia menulis bahwa mahasiswa Pelita Bangsa Cikarang meninggal dunia, dipukul bagian kepalanya oleh polisi.

"Jika ada informasi bahwa mahasiswa Pelita Bangsa meninggal, itu tidak ada," kata Suhendar, dalam video yang diunggah di akun Instagram BEM FEBIS UPB, Kamis (8/10/2020).

Suhendar menjelaskan dalam aksi tolak Omnibus Law RUU Cipta Kerja, enam mahasiswa terluka.

Hingga Kamis (8/10/2020) sore, tersisa dua mahasiswa yang masih dalam perawatan, salah satunya harus menjalani operasi.

Aksi yang diikuti mahasiswa Pelita Bangsa bersama organisasi mahasiswa HMI, GMNI, PMII, IMM itu berakhir ricuh.

Menurut akun tersebut, tidak ada korban meninggal dalam aksi tersebut.

"Klarifikasi mengenai info yang beredar di dunia maya mengenai korban meninggal dari mahasiswa adalah hoax. Memang betul ada korban luka luka, tapi bukan meninggal dan untuk rekan yang diamankan pihak kepolisian pun telah dilepaskan," tulis akun itu, Kamis (8/10/2020).

Humas Universitas Pelita Bangsa Nining menjelaskan enam mahasiswa Pelita Bangsa terluka akibat kericuhan saat aksi unjuk rasa.

Salah satu mahasiswa mengalami luka berat di bagian kepala hingga harus dioperasi di RS Sentral Medika.

"Anak kita memang ada enam yang terluka. Salah satunya, yang cukup parah Nasrul, sempat digosipkan meninggal dunia. Tetapi Alhamdulillah kita baru selesai tindakan operasi," kata Nining dikutip Kompas.com, Rabu (7/10/2020).

Dia mengatakan, Nasrul mengalami keretakan di bagian tulang kepala. Dokter menduga luka di kepala Nasrul akibat pukulan atau terkena tembakan gas air mata. Namun, Nining tidak menyebut siapa pelaku yang mengakibatkan korban terluka.

"Dokter sampaikan ada keretakan di bagian tulang kepala. Ini patah. Kemungkinan bisa saja dari tembakan gas air mata dan pukulan. Nasrulnya sendiri merasa memang ada yang menimpa kepalanya," kata Nining.

Bantahan soal mahasiswa Pelita Bangsa meninggal dunia juga dimuat di akun Instagram Divisi Humas Polri. Dalam statusnya pada Jumat (9/10/2020), Divisi Humas Polri menegaskan, informasi mengenai seorang mahasiswa Universitas Pelita Bangsa meninggal dunia adalah hoaks.

"Faktanya informasi yang beredar luas di tengah masyarakat itu HOAX. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa menyatakan bahwa tidak ada korban jiwa atas peristiwa tersebut," tulis akun tersebut.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/10/142342665/hoaks-mahasiswa-universitas-pelita-bangsa-meninggal-dalam-aksi-tolak-uu

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke