Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Apa Itu Body Shaming yang Sempat Ramai di Media Sosial...

KOMPAS.com - Topik perihal body shaming baru-baru ini ramai menjadi perbincangan netizen di media sosial.

Hal itu berawal dari twit seorang selebram yang merasa tidak nyaman dengan penampilan pelanggan gym lain yang memakai pakaian ketat pada Rabu (2/9/2020).

Selain disebutkan mengganggu, pemakaian pakaian ketat di gym tersebut juga disebutkan sebagai polusi visual.

Lantas apa itu body shaming?

Dosen Psikolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Laelatus Syifa menyampaikan, body shaming merupakan suatu tindakan yang termasuk dalam kategori perundungan atau bullying.

Tindakan tersebut mengacu pada beberapa bagian tubuh yang diserang misalnya, warna kulit, rambut, bentuk tubuh, gigi, dan lainnya.

"Di media sosial, sejumlah orang menganggap apa yang diutarakannya mengenai bentuk tubuh seseorang atau sikap body shaming sebagai bercandaan," ujarnya kepada Kompas.com, baru-baru ini.

Padahal tindakan body shaming berdampak pada korban yakni menimbulkan rasa sakit secara psikologis pada seseorang, berkurang rasa percaya diri, mempengaruhi harga diri seseorang, dan berpengaruh pada penerimaan diri seseorang.

Sementara itu, dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), Rose Mini Agoes Salim mengungkapkan, twit yang dituliskan selebgram tersebut termasuk ungkapan body shaming.

"Iya, itu termasuk body shaming. Kalau misalnya kita lihat, apa yang ditulis itu tidak layak untuk ditulis, apakah itu bentuk orangnya, itu tidak layak untuk dituliskan di media sosial seperti itu," ujar Romy saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/9/2020).

Standar tertentu

Menurutnya, hal terpenting ketika hendak mengunggah suatu hal yang disukai maupun yang tidak disukai harus mempertimbangkan mana tingkah laku yang baik maupun yang buruk.

Terkait twit selebgram tersebut, Romy mengungkapkan, si pengunggah merasa tidak nyaman lantaran ia memiliki standar tertentu mengenai bentuk atau kondisi tubuh seseorang.

Apabila hal itu melenceng dari standarnya maka dikategorikannya sebagai body shaming.

"Kalau orang seperti diungkapkan di media sosial juga enggak bagus, karena tidak akan habis dibahas, karena yang menjawab itu masih dengan emosi," ujar Romy.

"Bahasan tersebut terus berlanjut dan menimbulkan emosi lainnya," lanjut dia.

Disampaikan langsung

Di sisi lain, Romy menyampaikan bahwa jika kita tidak nyaman dengan suatu hal yang ada pada orang tersebut, sebaiknya disampaikan secara langsung pada orang yang bersangkutan.

"Menurut saya, kalau seperti itu, dan dia punya nomor handphone orang yang bersangkutan itu, bilang saja, atau hubungi dia. Karena kalau masalah itu diangkat di media sosial, terus kemudian terjadi pertengkaran atau selisih pendapat itu nanti kan ada orang yang menimpali dengan pro dan kontra," kata dia.

Selain itu, ketika warganet tengah terbawa emosi saat membaca twit tersebut, Romy menyampaikan, emosi mereka terkadang tidak bisa dikendalikan.

Oleh karena itu, kedewasaan dalam bermedia sosial harus diterapkan sejak dini.

"Masyarakat harus paham mana yang baik atau buruk dan mana yang layak untuk diunggah di media sosial," imbuh dia.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/09/103100765/mengenal-apa-itu-body-shaming-yang-sempat-ramai-di-media-sosial-

Terkini Lainnya

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Tren
Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Tren
Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tren
Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Tren
6 Alasan Mengapa Anjing Peliharaan Menatap Pemiliknya, Apa Saja?

6 Alasan Mengapa Anjing Peliharaan Menatap Pemiliknya, Apa Saja?

Tren
Pacitan Diguncang Gempa M 5,0 Selasa Pagi, Ini Wilayah yang Merasakannya

Pacitan Diguncang Gempa M 5,0 Selasa Pagi, Ini Wilayah yang Merasakannya

Tren
Analisis Gempa Pacitan M 5,0 Selasa Pagi, Disebabkan Deformasi Batuan di Lempeng Indo-Australia

Analisis Gempa Pacitan M 5,0 Selasa Pagi, Disebabkan Deformasi Batuan di Lempeng Indo-Australia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke