Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melihat Pola Penambahan Setiap 10.000 Kasus Covid-19 di Indonesia

KOMPAS.com - Sejak diumumkan untuk pertama kalinya pada 2 Maret lalu, peningkatan kasus virus corona di Indonesia masih terus terjadi.

Mengutip Worldometers, hingga Jumat (3/7/2020) siang, Indonesia telah mencatatkan total 60.695 kasus Covid-19.

Dari jumlah kasus tersebut, sebanyak 27.568 pasien telah sembuh dan 3.036 orang lainnya terpaksa meninggal dunia karena terinfeksi corona.

Masih dari sumber yang sama, dalam perjalanan di setiap 10.000 kasusnya, juga mengalami percepatan sehingga saat ini mencapai lebih dari 60.000 kasus.

Pola penambahan kasus

Kasus 0 hingga sampai angka 10.000, terjadi pada awal Maret sampai dengan 30 April 2020. Artinya, membutuhkan 60 hari.

Sementara itu, 10.000 menuju ke 20.000 kasus, membutuhkan 21 hari, atau tepatnya dari 30 April hingga 21 Mei 2020.

Berlanjut ke 30.000 kasus, terjadi pada 21 Mei hingga 6 Juni 2020. Atau, hanya membutuhkan waktu 16 hari saja.

Lalu, 30.000 menuju ke 40.000 kasus, bertambah cepat lagi, hanya butuh waktu 10 hari, tepatnya pada 6 ke 16 Juni 2020.

Kemudian, 40.000 kasus ke 50.000 terjadi dalam rentang waktu 9 hari. Pada 16 hingga 25 Juni. Lebih cepat satu hari dari waktu 30.000 ke 40.000 kasus.

Selanjutnya yang terakhir, saat 50.000 ke 60.000 kasus hanya membutuhkan 8 hari saja dan itu menjadi yang peningkatan yang paling cepat hingga saat ini.

Tepatnya pada 25 Juni hingga 3 Juli 2020.

Berikut rincian selengkapnya:

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai, pola penyebaran kasus virus corona di Indonesia masih eksponensial.

Hal ini sekaligus menjadikan Indonesia dalam fase rawan dalam melihat efek pertambahan kasus.

Pertumbuhan eksponensial yaitu digambarkan jika satu orang yang terinfeksi menulari rata-rata dua orang lainnya, jumlahnya orang yang terinfeksi akan menjadi dua kali lipat tiap prosesnya.

Menurut Dicky, yang harus dipahami mengenai pandemi virus corona yakni apapun sikap kita, virus ini akan terus menginfeksi manusia.

"Virus akan tetap menginfeksi manusia selama belum ditemukan vaksin dan obat yang definitif," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/6/2020).

Oleh karenanya, Dicky mengatakan, yang dapat dilakukan yakni memperlambat penularan agar tidak ada peningkatan kematian.

Selain itu, agar juga tidak menimbulkan melonjaknya pasien yang harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.

"Virus ini tetap berkembang mengikuti kaidah alamiah," papar Dicky.

Dicky menyebut, tidak ada alasan ilmiah dan bukti sejarah bahwa pandemi akan selesai dalam waktu satu atau dua bulan.

Menurut Dicky, yang terjadi justru seringkali akibat pengabaian terhadap pencegahan, tindakan dan pilihan kebijakan yang tak berdasar sains dan data ilmiah menyebabkan terjadinya perburukan situasi.

"Ini selalu terjadi selama ini dalam berbagai sejarah pandemi," jelas dia.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/04/133300065/melihat-pola-penambahan-setiap-10000-kasus-covid-19-di-indonesia

Terkini Lainnya

Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Tren
Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tren
Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Tren
6 Alasan Mengapa Anjing Peliharaan Menatap Pemiliknya, Apa Saja?

6 Alasan Mengapa Anjing Peliharaan Menatap Pemiliknya, Apa Saja?

Tren
Pacitan Diguncang Gempa M 5,0 Selasa Pagi, Ini Wilayah yang Merasakannya

Pacitan Diguncang Gempa M 5,0 Selasa Pagi, Ini Wilayah yang Merasakannya

Tren
Analisis Gempa Pacitan M 5,0 Selasa Pagi, Disebabkan Deformasi Batuan di Lempeng Indo-Australia

Analisis Gempa Pacitan M 5,0 Selasa Pagi, Disebabkan Deformasi Batuan di Lempeng Indo-Australia

Tren
Peneliti Ungkap Suara Makhluk Hidup Terbesar di Dunia yang Sudah Berumur 12.000 Tahun

Peneliti Ungkap Suara Makhluk Hidup Terbesar di Dunia yang Sudah Berumur 12.000 Tahun

Tren
Gempa M 5,0 Guncang Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,0 Guncang Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
6 Cara Intermittent Fasting, Metode Diet Isa Bajaj yang Berhasil Turun Berat Badan 12 Kg

6 Cara Intermittent Fasting, Metode Diet Isa Bajaj yang Berhasil Turun Berat Badan 12 Kg

Tren
Sidang SYL: Beli Kado dan Renovasi Rumah Pribadi dari Uang Kementan

Sidang SYL: Beli Kado dan Renovasi Rumah Pribadi dari Uang Kementan

Tren
Rincian Formasi CPNS Sekolah Kedinasan 2024, STAN Terbanyak

Rincian Formasi CPNS Sekolah Kedinasan 2024, STAN Terbanyak

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Tren
Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing 'Oren' Barbar

Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing "Oren" Barbar

Tren
8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke