Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Viral Unggahan soal Modus Penipuan dengan Pemberian Nomor ATM, Ini Penjelasannya...

KOMPAS.com - Sebuah unggahan menampilkan beberapa tangkapan layar yang berisi percakapan antara penjual dan calon pembeli yang diduga sebagai transaksi palsu beredar luas di media sosial Twitter pada Minggu (21/6/2020).

Adapun foto-foto tersebut diunggah oleh akun Twitter @txtdarionlineshop.

Awal cerita, calon pembeli mengaku ingin membeli jaket seharga Rp 500.000 di salah satu e-commerce. Namun, ia meminta pihak penjual untuk melanjutkan komunikasi melalui aplikasi percakapan WhatsApp.

Penjual pun menyetujuinya.

Kemudian, calon pembeli meminta total harga barang beserta ongkor kirim, dan nomor rekening kepada pihak penjual.

Setelah diberikan nomor rekening, calon pembeli kembali meminta foto kartu ATM milik penjual.

Tetapi pihak penjual mengirimkan foto kartu yang tidak dapat digunakan untuk transaksi jual beli. Lalu, calon pembeli mengirimkan suatu video kepada penjual.

Diketahui nomor rekening penjual yakni Bank Mandiri.

Dari unggahan tersebut, salah satu pengguna Twitter bernama Hans, @Eashfihan menuliskan, ada modus penipuan pada percakapan tersebut.

"Bukan soal videonya, tapi itu si seller mau ditipu dan dia pinter malah bikin emosi si cs abal2nya. Segala kirim video karena ketangkep basah wkwk," tulis Hans dalam twitnya.

Tak hanya itu, akun Twitter key @phrinses mengungkapkan bahwa kemungkinan pelaku ingin mengetahui nomor CVV di mana nomor tersebut sangat rawan terjadi penipuan.

CVV (Card Verification Value) diketahui merupakan tiga digit angka terakhir yang terdapat pada bagian belakang kartu kredit. Biasanya terdapat di tempat tanda tangan di belakang kartu kredit.

Tanggapan pihak bank

Corporate Secretary Bank Mandiri, Rully Setiawan mengungkapkan, modus penipuan tidak dapat dilakukan jika hanya menunjukkan nomor rekening saja.

"Tidak bisa kalau hanya menunjukkan nomor itu saja, modusnya belum ketahuan lengkapnya, tapi seharusnya tidak bisa hanya dengan nomor ATM saja," ujar Rully saat dihubungi Kompas.com, Selasa (23/6/2020).

Ia menjelaskan, pada bagian kartu hanya terdapat nomor atm dan bulan berlakunya saja.

Sementara itu, modus penipuan yang umumnya dilakukan yakni melalui telepon, SMS, email, dan WhatsApp.

Rully pun memberikan tips mencegah terjadinya penipuan dalam bertransaksi:

  1. Jangan memberikan OTP (kode transaksi) kepada siapa pun.
  2. Jangan berikan data pribadi, nomor debit/kartu kredit, CVV (3-digit angka di belakang kartu), PIN, User ID, dan Password.
  3. Tidak mengunduh link/aplikasi yang tidak dapat dipercaya kebenarannya.
  4. Untuk cek program /promo yang sedang berlangsung, bisa melalui website www.bankmandiri.co.id, MITA (Layanan chatbot melalui Telegram, Line, dan Facebook Messenger Bank Mandiri), dan Mandiri Call 14000.

Terkait dengan nomor CVV yang sempat disinggung dalam twit, Rully mengatakan, jika seseorang memberikan nomor CVV, maka dapat dipakai untuk transaksi online.

"Bisa dipakai untuk transaksi online, walaupun di kita tetap ada verifikasi ke nomor HP-nya, jadi tetap kami bisa menjaganya," lanjut Rully.

Selain itu, ada juga tips aman dalam bertransaksi di Mandiri online, antara lain:

  • Buat PIN/password/User ID yang unik dan tidak mudah ditebak
  • Jaga kerahasiaan PIN/password/User ID
  • Ubah PIN/password/User ID secara berkala
  • Aktifkan fitur biometric security agar lebih aman
  • Tidak melakukan transaksi dengan menggunakan wifi public.

Transaksi mencurigakan

Sementara itu, EVP Secretariat and Coporate Communication Bank Centra Asia (BCA) Hera F Haryn meminta agar nasabah segera menghubungi kantor cabang terdekat jika ada indikasi transaksi yang bukan dilakukan oleh yang bersangkutan.

"Nasabah dapat segera menghubungi kantor cabang BCA terdekat, Halo BCA melalui telepon 1500888, twitter @halobca atau whatsApp 0811 1500 998 untuk dapat kami tindaklanjuti," kata Hera seperti diberitakan Kompas.com (7/6/2020).

Menurutnya ada beberapa cara agar terhindar dari aksi penupian yang bertujuan untuk menguras buku tabungan.

Pertama yakni tidak mengunggah data pribadi, seperti nomor kartu ATM, nomor telepon, nomor kartu kredit, atau nama anggota keluarga ke media sosial.

Seringkali banyak orang secara tidak sengaja mengunggah informasi-informasi tersebut tanpa disensor, sehingga berpotensi untuk disalahgunakan.

Kedua, tidak mudah percaya jika menerima telepon atau pesan dari nomor tak dikenal yang mengatasnamakan bank atau pihak lain.

"Biasanya oknum tersebut meminta data pribadi dan data perbankan sebagai syarat untuk mendapat hadiah yang dijanjikan,"kata dia.

Ketiga, selalu mengonfirmasi segala informasi yang didapatkan ke call center atau bank terdekat.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/06/24/062305265/viral-unggahan-soal-modus-penipuan-dengan-pemberian-nomor-atm-ini

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke