Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Gunung Api yang Alami Erupsi pada 2020

Masyarakat yang tinggal di daerah dekat gunung api aktif ini harus selalu waspada dan mengetahui mitigasi bencana jika sewaktu-waktu terjadi erupsi.

Gunung api di Tanah Air yang terakhir mengalami erupsi adalah Gunung Anak Krakatau.

Gunung yang terletak di tengah laut ini mengalami dua kali erupsi pada Jumat (10/4/2020) malam.

Hingga hari ini, Sabtu (11/4/2020), Gunung Anak Krakatau dilaporkan delapan kali mengalami erupsi.

Beberapa gunung api lain juga mengalami erupsi pada tahun 2020 ini. Apa saja?

Gunung berketinggian 3.676 meter dari permukaan laut ini mengalami erupsi tidak menerus.

Letusan terakhir terjadi pada 10 April 2020 dengan tinggi kolom erupsi tidak teramati.

Pantauan yang dilakukan pada Jumat (10/4/2020) menunjukkan bahwa gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut.

Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang tinggi sekitar 400 meter dari puncak.

Pada 10 April 2020, terjadi satu kali letusan yang menghasilkan kolom erupsi warna asap putih tebal tinggi asap kolom 400 meter mengarah ke utara.

Sementara, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, timur, dan selatan.

Melalui rekaman seismograf pada 10 April 2020, tercatat adanya 42 kali gempa letusan, 22 kali gempa embusan, 1 kali gempa vulkanik dalam dan 2 kali gempat tektonik jauh.

Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 1 km dan wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru (Jongring Seloko) sebagai alur luncuran awan panas.

Selain itu, waspada terhadap gugurnya kubah lava di Kawah Jongring Seloko.

Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) terakhir terkirim kode warna orange, terbit pada tanggal 06 Maret 2020 pukul 05.31 WIB.

Dalam laporan VONA tersebut, abu vulkanik teramati dengan ketinggian 3.876 meter di atas permukaan laut atau sekitar 200 meter di atas puncak.

Letusan terakhirnya terjadi pada 29 Maret 2020 dengan kolom erupsi setinggi 1.500 meter di atas puncak.

Pantauan yang dilakukan pada 10 April 2020, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut.

Asap kawah utama teramati berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 10 meter dari puncak.

Cuaca cerah hingga hujan, dengan angin lemah ke arah barat.

Pada 10 April 2020, terjadi erupsi pada pukul 09.10 WIB. Erupsi berdurasi 103 detik dengan amplitudo 75 mm dan tinggi kolom 3.000 meter dari puncak gunung.

Tiupan angin mengarah ke barat laut.

Melalui rekaman seismograf pada 10 April 2020 tercatat adanya1 kali gempa letusan, 18 kali gempa embusan, 15 kali gempa low frequency, 6 kali empa hybrid, 1 kali gempa vulkanik dangkal, dan 7 kali gempa tektonik lokal.

Area dalam radius 3 km dari puncak gunung menjadi area berbahaya, sehingga dilarang adanya aktivitas manusia.

Sementara, di luar radius 3 km dari puncak Gunung Merapi, masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa.

Masyarakat diminta untuk mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi.

Sementara itu, VONA terakhir terkirim kode warna orange yang terbit pada tanggal 2 April 2020 pukul 15.10 WIB.

Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 5.968 m di atas permukaan laut atau sekitar 3000 meter di atas puncak.

3. Gunung Dukono

Gunung Dukono merupakan gunung api yang terletak di Maluku Utara ini berada pada tingkat aktivitas level II atau waspada.

Gunung Dukono berketinggian 1.229 meter dari permukaan laut ini mengalami erupsi menerus.

Letusan terakhir terjadi pada 26 Maret 2020, dengan tinggi kolom erupsi 400 meter di atas puncak.

Pantauan 10 April 2020, gunung terlihat jelas, di mana asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 100-250 meter di atas puncak kawah.

Aktivitas kawah pada pagi dan sore hari teramati asap mengarah ke selatan dan barat daya.

Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah selatan dan barat daya.

Melalui rekaman seismograf pada 10 April 2020 tercatat adanya tremor menerus (microtremor) amplitudo 0.5-6 mm (dominan 4 mm).

Dilarang adanya aktivitas di sekitar Gunung Dukono dalam radius 2 km.

Mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin, maka area landaan abunya tidak tetap.

Sehingga, direkomendasikan agar masyarakat di sekitar gunung api ini untuk selalu menyediakan masker atau penutup hidung dan mulut yang digunakan pada saat dibutuhkan guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan.

Sementara itu, VONA terakhir terkirim kode warna orange yang terbit pada tanggal 06 April 2020 pukul 10.23 WIT.

VONA tersebut menunjukkan abu vulkanik teramati dengan ketinggian 1.729 meter di atas permukaan laut atau sekitar 500 meter di atas puncak.

Gunung api berketinggian1.340 meter di atas permukaan laut tersebut mengalami erupsi secara menerus sejak tahun 2008.

Letusan terakhir terjadi pada 07 April 2020 menghasilkan tinggi kolom erupsi 800 meter. Warna kolom abu teramati Putih hingga Kelabu.

Teramati pada 10 April 2020 lalu, gunung terlihat jelas hingga kabut.

Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 200-800 meter di atas puncak kawah.

Terpantau ada 98 kali warna asap putih dan kelabu.

Sementara, angin bertiup lemah hingga sedang ke arah selatan dan barat.

Melalui rekaman seismograf pada 10 April 2020 tercatat adanya 98 kali letusan, 18 kali guguran, 41 kali gempa hembusan, 6 kali tremor harmonik dan 1 kali tektonik jauh.

Masyarakat termasuk pengunjung atau wisatawan diimbau tidak beraktivitas di dalam radius 2 km dan perluasan sektoral berjarak 3,5 km ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.

Jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan masker dan kacamata.

Terkait dengan VONA, terakhir terkirim kode warna orange yang terbit pada 9 April 2020 pukul 13.04 WIT.

Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 2.125 meter di atas permukaan laut atau sekitar 800 meter di atas puncak.

5. Gunung Anak Krakatau

Erupsi Gunung Anak Krakatau pada Jumat (10/4/2020) malam dengan tinggi kolom erupsi maksimum 500 meter di atas puncak.

Hingga Sabtu (11/4/2020), tercatat masih ada sejumlah erupsi yang terjadi.

Tingkat aktivitas sejak 25 Maret 2019 berada pada level II atau waspada.

Gunung api berketinggian 157 meter dari permukaan laut ini mengalami peningkatan aktivitas vulkanik sejak 18 Juni 2018.

Aktivitas tersebut diikuti rangkaian erupsi pada periode September 2018 hingga Februari 2019.

Pengamatan pada 10 April 2020, gunung api nampak jelas.

Teramati dua kali erupsi pada pukul. 21.58 dan 22.35 WIB, menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu gelap dengan tinggi 200-500 meter dari atas puncak.

Erupsi tersebut diikuti dengan erupsi menerus tipe strombolian (lontaran batuan pijar intensitas rendah).

Sementara, angin lemah berembus ke arah utara, timur laut, tenggara dan barat daya.

Melalui rekaman seismograf pada 10 April 2020 tercatat adanya 2 kali gempa letusan, diikuti dengan tremor letusan dengan amplitudo maksimum 40 mm.

Selain itu, pantauan seismograf menunjukkan adanya 5 kali tremor harmonik, 8 kali gempa low frequency, dan tremor Menerus (microtremor) dengan amplitudo 0.5-22 mm.

Area 2 km dari kawah dilarang ada aktivitas manusia.

Sementara itu, VONA terakhir terkirim kode warna orange yang terbit pada 10 April 2020 pukul 22.35 WIB.

Pemantauan CCTV memperlihatkan erupsi dengan ketinggian 657 meter di atas permukaan laut atau sekitar 500 meter di atas puncak.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/11/162653665/5-gunung-api-yang-alami-erupsi-pada-2020

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke