Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Solidaritas Masyarakat Atasi Pandemik Covid-19, dari APD Jas Hujan hingga Sumbangkan Celengan

KOMPAS.com – Saat ini jumlah kasus virus corona di Indonesia telah mencapai 2.491 kasus per Senin (06/05/2020).

Adapun jumlah pasien yang meninggal mencapai 209 orang dan yang sembuh 192 orang.

Di tengah keterbatasan para tenaga medis dalam berperang melawan virus corona, masyarakat Indonesia banyak menunjukkan solidaritasnya. Mereka mencari solusi sesuai kemampuan masing-masing untuk mengatasi pandemi.

Berikut ini Kompas.com merangkum beberapa aksi masyarakat dari berbagai kalangan dalam upaya gotong royong ikut urun mengatasi pandemi yang terjadi:

1. Tiga bocah sumbangkan tabungannya

Keinginan berpartisipasi atasi virus corona di Indonesia tak terbatas pada usia.

Contohnya, tiga bocah asal Makassar rela menyumbangkan isi celengannya demi pembuatan Alat Pelindung Diri (APD). 

Melansir dari Kompas.com Senin (06/04/2020) dua bocah masih berusia 7 tahun, Tata dan Unsia itu menyumbangkan isi celengannya pada tim JPK di Sekretariat AJI Makassar.

Isi celengan senilai Rp 349 ribu mereka berikan dengan harapan para dokter dapat membeli masker.

"Ini dari tabungan kami selama enam bulan," kata Tata salah satu bocah.

Seorang lagi, Yasmin bocah berusia enam tahun juga ikut menyumbangkan celengannya yang berjumlah Rp 448.800.

2. Ciptakan APD dari printer 3D

Melansir dari Kompas.tv (02/04/2020) sejumlah anak muda membuat face shield atau alat pelindung wajah yang dibuat dengan mesin pencetak 3 dimensi.

Mereka memproduksi face shield  dari bahan filament yang terbuat dari tepung jagung ramah lingkungan.

Produksi dilakukan dalam workshop yang berada di jalan Aristoteles perdos UNHAS, Makassar.

Face Shield sendiri telah disalurkan sebanyak 76 buah.

FK UNS menciptakan APD berbahan dasar jas hujan yang lebih murah dan aman bagi tenaga medis. 

APD yang digagas oleh Dosen FK UNS Darmawan Ismail itu diklaim dapat mencegah droplet, mengurangi airborne dan dilengkapi filter udara di belakang sehingga aman saat berinteraksi dengan pasien.

Darmawan mengatakan, alat ini mengadopsi keamanan di mana saat buang napas tidak berada di depan tetapi melalui samping.

4. Desainer Indonesia bantu ciptakan APD

Perancang busana Anne Avantie memilih menghentikan sementara produksi kebaya dan meminta para penjahit untuk menjahit APD bagi para tenaga medis.

APD tersebut dibuat sesuai pola yang diberikan dan dibagikan secara gratis. 

Tak hanya Anne, dua perancang busana Samuel Wongso dan Stephen Wongso juga melakukan hal serupa. Ia dan timnya membuat APD yang bisa dicuci dan bisa digunakan sampai tiga kali.

"Ini bahan lokal. Setelah dipakai disemprot disinfektan, kemudian direndam di air hangat, dikasih anti-bakterial, dijemur, dan disemprot disinfektan lagi sebelum digunakan," kata Samuel. Adapun salah satu tujuan distribusi APD adalah ke Manado, Sulawesi Utara.

5. SMK Jawa Timur

Para siswa SMK di Jawa Timur, bahu membahu untuk menjahit baju APD.

Untuk tahap pertama sebanyak 22 SMK jurusan tata busana telah ikut memproduksi pelindung diri tersebut dan berhasil membagikan sebanyak 1.500 APD. 

Rencananya, APD tersebut akan akan diberikan di berikan di rumah sakit di Jawa Timur.

Melansir dari Kompas.com (04/04/2020), APD ini dibuat bekerja sama dengan RS dr. Soetomo untuk memastikan kualitas produk.

6. ITB ciptakan ventilator portabel

Institute Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Universitas Padjajaran dan Yayasan Pembina Masjid Salman ITB, membuat inovasi ventilator darurat.

Ventilator portabel yang diberi nama ‘Veni’ ini dibuat dari bahan-bahan yang mudah ditemukan di pasar.

Ventilator tersebut telah dipresentasikan dan tengah menunggu izin edar.

Rencananya, untuk tahap awal akan diproduksi sebanyak 100 buah ventilator. Kemudian, ventilator akan didonasikan ke rumah sakit yang membutuhkan. 

7. Relawam bantu jahit APD

Kepedulian masyarakat dalam upaya mengatasi virus corona juga ditunjukkan oleh relawan yang menjahit di Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Tenaga Kerja Kendal.

Melansir dari Kompas.com (06/04/2020) para penjahit datang ke BLK Kendal untuk menjahit baju APD.

“Saya dengan iklas mengerjakan semuanya ini, tanpa uang saku atau honor,” ujar Anissa salah seorang penjahit.

Tak hanya Annisa, penjahit lain, Istiqomah juga melakukan hal serupa. Dalam sehari rata-rata ada 30 penjahit yang ikut jadi relawan membuat APD di BLK Kendal.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/07/170000665/solidaritas-masyarakat-atasi-pandemik-covid-19-dari-apd-jas-hujan-hingga

Terkini Lainnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Kata 'Duit' Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Kata "Duit" Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Tren
Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Tren
Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Tren
Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tren
Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Tren
Inilah Alasan Harga BBM dan Tarif Listrik Juni Masih Sama dengan Mei 2024

Inilah Alasan Harga BBM dan Tarif Listrik Juni Masih Sama dengan Mei 2024

Tren
Hiu Paus Gorontalo Menghilang karena Takut Orca, Apakah Akan Kembali?

Hiu Paus Gorontalo Menghilang karena Takut Orca, Apakah Akan Kembali?

Tren
Resmi, Jadwal dan Tarif LRT Jabodebek Selama Juni 2024

Resmi, Jadwal dan Tarif LRT Jabodebek Selama Juni 2024

Tren
Teh Bunga Telang untuk Menurunkan Berat Badan, Berapa Takaran Per Hari?

Teh Bunga Telang untuk Menurunkan Berat Badan, Berapa Takaran Per Hari?

Tren
Sempat Menjadi Satu Kesatuan, Mengapa Korea Pecah Menjadi Dua Negara?

Sempat Menjadi Satu Kesatuan, Mengapa Korea Pecah Menjadi Dua Negara?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke