Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bersiap Hadapi Gelombang Tiga Infeksi Virus Corona, Ini yang Dilakukan Pemerintah Malaysia...

Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengatakan, perpanjangan masa penguncian ini untuk mencegah gelombang ketiga infeksi virus corona dan mengurangi laju infeksi.

Selain itu, mencegah lonjakan kasus ketika kebijakan lockdown dicabut.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia, Dr. Noor Hisham Abdullah mengatakan, harapannya, tindakan tersebut juga dapat mencegah pertumbuhan kasus hingga mencapai angka 6.000.

"Dengan kontrol gerakan ini, kami berharap dapat melacak dan mengidentifikasi kasus-kasus positif, dan pasien tersebut akan diisolasi dan diberikan perawatan," ujar Dr. Noor pada Rabu (25/3/2020).

"Kami berharap dengan tindakan kami, Insya Allah kami dapat mengurangi jumlah kasus. Sehingga tidak mencapai 6.000. Itu target kami, kami mencoba untuk meratakan kurva eksponensial," lanjut dia.

Gelombang kedua, ketika Pemerintah Malaysia berupaya melacak peserta acara Tabligh Akbar di pinggiran Kuala Lumpur yang diperkirakan dihadiri sekitar 16.000 orang dari seluruh Asia Tenggara.

Pasca acara itu, lebih dari 1.000 orang yang menghadiri Tabligh Akbar dikonfirmasi positif virus corona.

Pihak berwenang khawatir jika jumlah pasien terinfeksi terus bertambah.

Alasannya, karena 2.700 hasil tes masih tertunda dan ribuan peserta masih dilacak.

Adapun Otoritas Kesehatan Malaysia khawatir para peserta yang belum terlacak akan terus menyebarkan virus.

Kekhawatiran tersebut muncul lantaran ada 47 kasus petugas kesehatan yang diduga telah tertular virus ketika mereka menghadiri dua resepsi pernikahan yang juga dihadiri oleh orang-orang yang ikut dalam Tabligh Akbar.

Pemerintah Malaysia melakukan berbagai upaya agar ada pemerataan kurva angka infeksi.

Tujuannya, untuk mencegah gelombang ketiga infeksi virus corona.

Meski demikian, para pekerja medis berpandangan, perang melawan virus corona dipersulit oleh pasien-pasien yang berbohong soal riwayat perjalanan mereka dan mengeluhkan imbauan karantina.

Hambatan lainnya, tenaga medis mengalami kekurangan peralatan medis dan perlindungan diri.

Bahkan, ada dokter yang membuat masker sendiri dari plastik yang ia beli di toko alat tulis.

Beberapa dokter senior mengingatkan eksodus yang disebabkan oleh lockdown, saat warga Malaysia kembali ke kampung halaman mereka.

Hal ini dianggap menjadi salah satu faktor penyebaran virus makin meluas.

Hingga Jumat (27/3/2020), Malaysia telah megonfirmasi 2.031 kasus dan tercatat sebanyak 23 pasien meninggal dunia.

Beberapa peserta yang pernah mengikuti acara tabligh akbar dianggap telah membuat penyebaran virus semakin meluas. 

"Kami sangat dekat wabah skala besar di sini, di Kelantan. Kami mengalami infeksi tingkat lima dari acara massal tersebut," ujar dokter yang mengepalai pusat respons Covid-19 di Kota Baru, ibu kota Provinsi Kelantan.

Adapun infeksi tingkat lima artinya virus dari seorang peserta tabligh akbar telah menular kepada lima orang lainnya yang tidak menghadiri acara tersebut.

Pendapat lain disampaikan oleh dokter anak konsultan senior, dr. Amar Singh.

Amar mengatakan, mereka yang datang ke acara tabligh akbar dan terinfeksi terus menambah angka kasus di Malaysia.

Sama halnya mereka yang pulang ke kampung halaman sebelum pemberlakuan lockdown pada 18 Maret 2020. 

"Gelombang ketiga adalah penyebaran komunitas. Orang-orang yang telah kembali ke kampung halaman dan desa mereka justru akan menyebarkan virus ke orangtua, anak, dan nenek mereka," ujar dr. Amar.

Menurut dia, perpanjangan karantina wilayah dalam jangka panjang akan sangat penting untuk menghetikan pandemi.

Selain itu, ia memperkirakan infeksi akan menurun dalam waktu dua hingga empat minggu mendatang.

Kabar baiknya, gelombang infeksi ketiga dapat dihindari sepenuhnya jika warga Malaysia berhati-hati.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/27/160810765/bersiap-hadapi-gelombang-tiga-infeksi-virus-corona-ini-yang-dilakukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke