Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Potret al-Hol, Kamp Pengungsian ISIS di Suriah

KOMPAS.com - Sejak kekalahannya di Suriah pada Maret 2019 lalu, puluhan ribu kombatan ISIS menyerahkan diri kepada Pasukan Demokratik Suriah (SDF).

Dengan kekalahan ini, ISIS tak lagi memiliki wilayah kekuasaan, baik di Suriah maupuan di Irak yang lebih dulu berhasil mengalahkannya pada 2017 silam.

Para kombatan itu kemudian ditempatkan di kamp al-Hol yang terletak di Suriah Timur dan di bawah kekuasaan Kurdi.

Sejauh ini, belum ada negara yang memutuskan untuk memulangkan warganya yang telah bergabung dengan ISIS, tak terkecuali Indonesia.

Dikutip dari Middle East Eye (16/01/2020), al-Hol merupakan rumah bagi sekitar 68.000 eks ISIS dengan jumlah mayoritas adalah anak-anak dan wanita.

Banyak dari mereka adalah warga asing, termasuk Indonesia.

Mereka hanya menunggu bantuan dari internasional untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Salah seorang pejabat di kamp itu, Jaber Mustafa menyebut bantuan yang diberikan tak cukup untuk menutupi kebutuhan mereka.

Hampir satu tahun, mereka menetap di pengungsian itu dan menunggu kejelasan nasib mereka.

Pengakuan Para Penghuni Kamp

Dalam sebuah video reportasi yang diunggah oleh New York Times (24/10/2019) menunjukkan kondisi kamp pengungsian yang kumuh.

Deretan wanita terlihat berbaris dalam antrian untuk mendapat giliran mengambil makanan.

Saat ditanya kemungkinan untuk melarikan diri, para wanita itu menyebut dengan tegas mereka akan mengambil kesempatan itu.

"Ya (kabur), 100 persen. Anak-anak kami berada di jalur Tuhan dan kekhalifahan ISIS tak akan berakhir. Kami ingin memberitahu seluruh dunia bahwa ISIS akan kembali," kata salah seorang wanita itu.

Pada Oktober lalu, pasukan Turki melakukan operasi militer di Suriah dengan tujuan mencegah terbentuknya koridor teror di seantero perbatasan selatan Turki.

Turki menganggap Kurdi Suriah memilki kaitan dengan organisasi Partai Rakyat Kurdistan (YKK) yang dituding sebagai kelompok teroris oleh Turki.

Saat ditanya mengenai kabar operasi militer Turki tersebut, para wanita pun mengaku menyambut gembira atas serangan itu.

"Ya, kami mendengar kabar itu dan kami menunggunya. Itu baik untuk kami, karena kita akan mendirikan kembali kekhalifahan baru seperti sebelumnya, mungkin lebih baik. Kita akan menguasai banyak daerah," kata mereka.

Kesalahan hidup

Berbeda halnya dengan pendapat dua wanita ISIS berkebangsaan Belgia yang juga ikut diwawancarai.

Mereka mengakui bahwa mereka telah melakukan kesalahan dan menganggap ISIS telah merusak hidup mereka.

"Saya pikir, saya telah melakukan sebuah kesalahan. Saya pun harus membayar kesalahan itu hari ini, saya bisa menerimanya. Kamu harus realistis. Mereka (ISIS) telah merusak hidup kami," salah seorang wanita Belgia itu.

"Kami tidak radikal. Kami juga berusaha memberikan pendidikan ke anak-anak kami layaknya semua orang. Anak-anak tak tahu dunia luar, seperti televisi dan barang-barang elektronik," sambungya.

Sementara itu, video hasil reportase Sky News (10/10/2019) juga menunjukkan potret kondisi serupa.

Bahkan, salah seorang anak laki-laki berusia sekitar 10 tahun meminta para wartawan untuk bertaubat dan dengan tenang mengatakan akan membunuh mereka.

"Kami akan membunuhmu dengan membantaimu. Kami akan membunuhmu," teriak bocah itu.

Penjagaan mulai melemah

Melansir dari Independent (9/12/2020), kemampuan otorias kamp yang menampung puluhan ribu kombatan ISIS itu semakin berkurang.

Para penjaga mengaku telah menggagalkan ratusan upaya pelarian dalam beberapa bulan terakhir.

Mereka juga mendapati terowongan dalam salah satu tenda yang membentang ke arah pagar pembatas.

Meski ratusan kali penjaga menangkap para tahanan, tapi tak sedikit juga tahanan yang berhasil melarikan diri.

Salah seorang tahanan yang berasal dari Sudan, Umm Abdullah (37) bahkan menyebut sudah menjadi rahasia umum di antara para penghuni kamp bahwa ada jalan keluar dari al-Hol.

"Kita bisa melihatnya terjadi setiap saat. Semua orang tahu," kata Umm Abdullah.

Ratusan tahanan meninggal

Juru bicara Kurdish Red Crescent Dalal Ismail mengatakan, sepanjang 2019, sebanyak 517 orang meninggal dalam kamp pengungsian itu, 371 di antaranya anak-anak.

Malnutrisi, perawatan kesehatan yang buruk untuk bayi yang baru lahir dan hipotermia merupakan penyebab utama dari kematian anak-anak.

"Situasinya tragis dan bebannya sangat besar," kata Ismail.

Selain kondisi kamp yang memprihatinkan, perseteruan antar sesama tahanan juga kerap terjadi di kamp pengungsian tersebut.

Hal itu seperti yang terjadi pada bulan Juli 2019 lalu, ketika salah seorang WNI ditemukan meninggal di sebuah tenda, seperti dikutip dari Antara (31/7/2019).

Setelah diperiksa, tim forensik melaporkan bahwa terdapat memar dalam tubuh WNI yang bernama Sudarmini itu.

Mereka juga menyebutkan bahwa Sudarmini meninggal dalam kondisi sedang hamil enam bulan.

Meski pemimpin tertinggi ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi dinyatakan tewas pada 27 Oktober 2019 silam, tetapi sel-sel ISIS tampaknya jauh dari kata hilang.

Bahkan akhir 2019 lalu, pejabat anti-terorisme Kurdi di Irak mengatakan ISIS telah membuntuk organisasinya kembali di Irak.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/02/10/090500465/potret-al-hol-kamp-pengungsian-isis-di-suriah

Terkini Lainnya

Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas & Uber Cup 2024 Hari Ini

Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas & Uber Cup 2024 Hari Ini

Tren
Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tren
7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

Tren
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Tren
Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Tren
Machu Picchu dan Borobudur

Machu Picchu dan Borobudur

Tren
6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke