Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kabinet Baru Jokowi-Ma'ruf, Ini PR di Bidang Hukum

Hal ini disampaikannya merespons perkembangan terkini penyusunan Kabinet Kerja Jilid 2 oleh Presiden Jokowi.

Pada hari ini, Presiden Jokowi mulai memanggil beberapa orang ke Istana, salah satunya Mahfud MD.

Oce mengatakan, kriteria mumpuni di bidang hukum tersebut dapat dipenuhi dengan melihat sisi track record, yaitu perjalanan, pengalaman, karya-karya, serta kontribusi para calon terhadap bidang hukum, termasuk integritas dalam menjalani profesinya.

"Kenapa track record itu penting? Karena Presiden harus melihat bagaimana sejauh ini mereka bekerja di pos hukum tersebut. Apakah ada catatan-catatan buruk misalnya, atau ada dugaan-dugaan cacat integritas misalnya," kata Oce, saat dihubungi Kompas.com, Senin (21/10/2019).

Menurut Oce, kandidat yang tidak memiliki catatan buruk dapat diasumsikan mampu menegakkan hukum dengan baik.

Pemilihan sosok yang mengisi jabatan-jabatan hukum dianggap penting untuk memberikan optimisme bagi publik bahwa visi penegakan hukum ke depan akan dilakukan dengan baik oleh Presiden.

Selain itu, menurut dia, penting memilih orang yang memiliki kepentingan politik atau relasi politik yang kecil.

Di bidang hukum, dibutuhkan sosok-sosok yang bisa bekerja secara netral, berdasarkan kepentingan hukum, bukan berdasarkan kepentingan-kepentingan tertentu.

"Tetapi jika ada profesional-profesional hukum yang berasal dari politisi, harus benar-benar dipastikan dia adalah orang yang mampu bersikap kuat, atau menolak terhadap pandangan-pandangan politik itu. Harus dipastikan, jaminan bahwa dia akan netral, dia tidak akan bercampur dengan pandangan-pandangan politik," kata Oce.

Oce juga mengusulkan untuk melakukan crosscheck final terhadap nama-nama yang dicalonkan kepada KPK, PPATK, ataupun lembaga lain, terkait perkara korupsi.

Ia menilai, Presiden dapat memberikan perhatian khusus kepada nama-nama yang pernah tersangkut kasus korupsi dalam penelusuran rekam jejak.

Upaya ini merupakan bentuk kehati-hatian yang mesti dilakukan oleh Presiden.

"Itu langkah kehati-hatian, kecermatan sebelum Presiden meresmikan pengangkatan itu. Karena kalau ternyata bobot keterlibatan cukup berat, tentu ada risiko hukum yang ditanggung cabinet Jokowi jilid II. Tentu ini tidak baik bagi jalannya pemerintahan," kata Oce.

Ia menyebutkan, di pos hukum sendiri, ada dua fokus yaitu terkait penegakan hukum dan kebijakan hukum.

Oce berharap, di periode mendatang, penegakan hukum dilakukan tanpa diskriminasi, terutama dalam melakukan penegakan hukum terhadap prioritas kasus-kasus yang menjadi perhatian publik.

Soal kebijakan hukum, ia menyebutkan, penyusunan kebijakan hukum dalam bentuk peraturan harus dilakukan dengan cara yang baik dan berkualitas, serta betul-betul memberikan manfaat kepada rakyat.

Belakangan ini, kata Oce, ada kritik yang keras karena kebijakan-kebijakan hukum yang disusun bertolak belakang dengan aspirasi publik,

"Ini harus menjadi PR kabinet di bidang hukum, bagaimana menegakkan hukum dengan baik tanpa diskriminasi tanpa ada kepentingan politik. Kemudian juga menyusun kebijakan yang jauh lebih berkualtias yang betul-betul dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," kata Oce.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/21/131048865/kabinet-baru-jokowi-maruf-ini-pr-di-bidang-hukum

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

Tren
5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke