Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Singkat Perkembangan Islam di Andalusia

Kompas.com - 16/05/2024, 14:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Islam mulai berkembang di Andalusia, Spanyol, pada abad ke-8.

Masuknya Islam ke Andalusia tidak lepas dari seorang tokoh panglima perang Islam yang diutus oleh Khalifah Walid bin Abdul Malik dari Damaskus.

Pidato yang ia kobarkan menjadi semangat juang prajuritnya. Tokoh yang dimaksud yaitu Tariq bin Ziyad.

Dalam sejarah Islam, Tariq bin Ziyad diakui berjasa sebagai pahlawan dalam penaklukkan Andalusia.

Berikut ini sejarah Islam di Andalusia.

Baca juga: Dinasti Andalusia di Spanyol

Sejarah masuknya Islam di Andalusia

Andalusia merujuk pada bagian dari Semenanjung Iberia di Spanyol, yang dulu pernah berada di bawah pemerintahan Islam.

Perkembangan Islam di Andalusia merupakan salah satu babak penting dalam sejarah peradaban Islam di Eropa.

Sejarah Islam di Spanyol dimulai dari invasi pasukan Muslim yang dipimpin oleh Tariq bin Ziyad pada tahun 711.

Sebelumnya, Gubernur Afrika Utara Musa bin Nusayr meminta izin kepada Khalifah Al-Walid yang memerintah Kekhalifahan Umayyah dari Damaskus, Suriah, untuk menaklukan Semenanjung Iberia.

Setelah mendapatkan izin, Musa mengirimkan ekspedisi awal yang dipimpin oleh Tarif bin Malik atau Abu Zar'ah.

Keberhasilan Tarif menguasai pesisir Spanyol mendorong Musa untuk mengirimkan ekspedisi lanjutan yang lebih besar.

Panglima pemimpin pasukan yang dikirim untuk menaklukkan Andalusia adalah Thariq bin Ziyad.

Baca juga: Thariq bin Ziyad, Panglima Perang Penakluk Semenanjung Iberia

Thariq bin Ziyad membawa 7.000 pasukan mengarungi lautan dengan kapal dan mendapatkan sebanyak 5.000 pasukan tambahan dari Musa bin Nusayr.

Thariq bin Ziyad.Wikimedia Commons Thariq bin Ziyad.
Pasukan Muslim yang dipimpin oleh Tariq bin Ziyad menyeberangi Selat Gibraltar dari Afrika Utara.

Setelah mendarat di Andalusia, Thariq menyampaikan pidato agar semangat juang prajuritnya tidak padam.

Thariq memerintahkan pasukannya untuk membakar kapal mereka, tujuannya agar tidak ada prajurit yang ketakutan dan memilih untuk berlindung ke kapal.

Peritah ini membuat pasukan tidak lagi memiliki jalan selain bertempur hingga meraih kemenangan atau mati syahid (berjuang di jalan Allah).

Pasukan Islam mengalahkan pasukan Visigoth ketika Raja Roderick dibunuh pada 19 Juli 711 pada Pertempuran Guadalete.

Kemenangan ini membuka jalan bagi penaklukan lebih lanjut, bahkan menjadi salah satu momen kunci dalam penyebaran Islam di wilayah Eropa.

Baca juga: Abdurrahman ad-Dakhil, Pendiri Dinasti Umayyah di Spanyol

Thariq bin Ziyad kemudian membagi pasukannya untuk melakukan penaklukan di berbagai wilayah.

Pasukan Thariq berhasil menguasai Cordoba, Granada, Malaga, hingga Toledo, yang saat itu menjadi ibu kota Spanyol.

Dua tahun berselang, seluruh daratan Spanyol berhasil dikuasai pasukan Islam dan penaklukan pasukan berlanjut ke Portugal, sementara Thariq diangkat menjadi gubernur Al-Andalus.

Penaklukan ini tidak hanya penting dari segi politik, tetapi juga membawa agama Islam dan budaya Arab ke Andalusia.

Puncak kejayaan Islam di Andalusia

peta andalusia peta andalusia
Andalusia berkembang menjadi pusat peradaban Islam dengan toleransi agama yang tinggi dan menciptakan zaman keemasan Islam di Spanyol.

Umat Muslim, Yahudi, dan Kristen hidup berdampingan dengan damai.

Baca juga: Emirat Granada, Kerajaan Islam Terakhir di Spanyol

Situasi tersebut menciptakan lingkungan yang mendukung pertukaran ide dan penemuan, yang menghasilkan masa keemasan bagi peradaban Islam di Andalusia.

Islam mencapai kejayaannya di Eropa pada abad ke-8 hingga abad ke-10, terutama ketika Andalusia menjadi pusat pemerintahan Islam di Spanyol.

Andalusia menjadi salah satu pusat peradaban Islam sejak era Kekhalifahan Umayyah, hingga dinasti-dinasti yang berkuasa berikutnya.

Wilayah ini mengalami perkembangan signifikan dalam berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan, seni, arsitektur, dan perdagangan.

Menurut catatan sejarawan di Spanyol, pada masa kekuasaan Islam terdapat sekitar 700 masjid, 60.000 kastil, dan 70 perpustakaan.

Perkembangan Islam dan ilmu pengetahuan di Spanyol melahirkan banyak ilmuwan, seperti Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun, Al-Khatib, Ali Ibnu Hazm, Abdur Rabbi, Al-Bakri, dan Al-Idrisi.

Istana Alhambra merupakan salah satu bukti peninggalan peradaban Islam di Spanyol yang sangat terkenal dan masih berdiri hingga sekarang.

Istana Alhambra didirikan pada abad ke-13 oleh Dinasti Nasrid yang memerintah Emirat Granada, kerajaan Islam terakhir di Eropa Barat.

Baca juga: Mengapa Alhambra Disebut Istana Merah?

Periode akhir Islam di Andalusia

Pada abad ke-11, peradaban Islam yang dibangun di Spanyol mulai goyah.

Goyahnya peradaban Islam di Spanyol disebabkan oleh serangan pasukan Kristen yang berusaha merebut kembali Spanyol dari penguasa Muslim.

Serangkaian pertempuran selama berabad-abad ini disebut sebagai Reconquista atau Penaklukkan Kembali.

Reconquista menyebabkan penurunan kekuasaan Islam di Andalusia.

Kota-kota yang dikuasai oleh Islam, seperti Toledo, Cordoba, Sevilla, Granada dikuasai kembali oleh penguasa Kristen.

Puncaknya pada 1482, ketika Kerajaan Kristen Spanyol mengancam keberadaan Emirat Granada yang diperintah oleh Dinasti Nasrid.

Setahun kemudian, terjadi pergolakan di internal pemerintahan Emirat Granada, di mana Sultan Muhammad VIII (1485-1486) memberontak terhadap ayahnya, Sultan Ali Abu Hasan (1464-1485).

Konflik dalam istana Granada dimanfaatkan oleh Raja Ferdinand untuk membantu Sultan Muhammad VIII.

Baca juga: Mengapa Kerajaan-Kerajaan Islam Dapat Dikuasai Belanda?

Setelah berhasil menduduki takhta Granada, Sultan Muhammad VIII ditaklukkan oleh pasukan Kristen Spanyol pada November 1491, yang menandai runtuhnya Emirat Granada sebagai kerajaan Islam terakhir di Spanyol.

Setelah runtuhnya pemerintahan Islam di Andalusia, terjadi periode kegelapan bagi komunitas Islam dan Yahudi di wilayah itu.

Raja Ferdinand memerintahkan hukuman mati atau pengusiran paksa bagi warga yang tidak memilih keluar dari agama Islam.

Tidak hanya umat Islam, orang Yahudi juga menjadi sasaran kekejaman selama periode ini.

Hanya dua bulan setelah pengusiran terakhir umat Islam dari Spanyol, pada 31 Maret 1492, Isabella I dari Kastila dan Ferdinand II dari Aragon mengumumkan Dekrit Alhambra.

Dekrit ini memerintahkan pengusiran orang-orang Yahudi dari Kerajaan Spanyol beserta harta bendanya pada 31 Juli 1492.

 

Referensi:

  • Abdul Syukur Al-Azizi. (2017). Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap. Yogyakarta: Diva Press.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com