Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Al Makin
Rektor UIN Sunan Kalijaga

Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Prof. Dr. phil. Al Makin, S.Ag. MA, kelahiran Bojonegoro Jawa Timur 1972 adalah Profesor UIN Sunan Kalijaga. Penulis dikenal sebagai ilmuwan serta pakar di bidang filsafat, sejarah Islam awal, sosiologi masyarakat Muslim, keragaman, multikulturalisme, studi minoritas, agama-agama asli Indonesia, dialog antar iman, dan studi Gerakan Keagamaan Baru. Saat ini tercatat sebagai Ketua Editor Jurnal Internasional Al-Jami’ah, salah satu pendiri portal jurnal Kementrian Agama Moraref, dan ketua LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) UIN Sunan Kalijaga periode 2016-2020. Makin juga tercatat sebagai anggota ALMI (Asosiasi Ilmuwan Muda Indonesia) sejak 2017. Selengkapnya di https://id.m.wikipedia.org/wiki/Al_Makin.

Ayo Lari

Kompas.com - 20/06/2023, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

IBADAH haji melibatkan jalan dalam tawaf, lari dalam sa’i, dan tentu saja berdoa dalam keduanya.

Lari antara dua bukit kuno, Shafa dan Marwa, di mana Hajar berlari-lari untuk bertahan hidup guna mendapatkan air demi bayinya. Anak itu bernama Ismail.

Baik Islam, Kristen, dan Yahudi percaya bahwa Ismail merupakan moyang dari suku-suku Arab. Sedangkan Yahudi diyakini mereka keturunan Ishaq, anak kedua Ibrahim. Begitu dalam Perjanjian Lama Kitab Kejadian (Genesis) dan riwayat-riwayat tradisi Islam.

Lari-lari kecil dalam sa’i setelah tawaf (mengelilingi Ka’bah) itu untuk mengingatkan masa lalu, akar dari moyangnya suku-suku Arab dan agama.

Islam memang bagian dari akar tradisi Semitik tua, terdiri dari bahasa-bahasa kuno: Ibrani, Aramaik, Ethiopiak dan Arab.

Hanya Ibrani dan Arab yang masih bertahan, sedangkan Aram, dan Ethiopiak sisa-sisa kecilnya tersimpan dalam berbagai bahasa.

Secara sejarah dengan bukti arkeologis, sekitar tiga ribu tahun sebelum Masehi, orang-orang sekitar Mesopotamia berbicara bahasa kuno Akkad, Aram, Punik, Ugaristik, dan Fenik.

Bahasa ini tersisa dalam kosakata Arab dan Ibrani. Mereka tersebar di Akkad, Asiria, Isin, Larsa, dan Babilonia.

Lari kecil di samping Ka’bah itu narasinya kembali ke moyang tiga ribu sampai lima ribu tahun, melayang ke asal muasal tradisi itu.

Al-Qur’an menempatkan Ibrahim pada posisi mulia, begitu juga putranya Ismail sebagai Nabi (pembawa berita) dan Rasul (utusan Tuhan).

Dalam banyak riwayat menurut tradisi yang disebut sebagai Israiliyat (sekitar kisah bangsa Israel), yaitu legenda-legenda dan mitos-mitos yang tersebar dalam literatur Islam awal, seperti Tarikh (historiaografi luas), Tabaqat (historiografi khusus baik wilayah atau mazhab), Hadits (dinisbatkan pada Nabi Muhammad), Tafsir (makna dan keterangan untuk ayat-ayat Al-Qur’an), Dalail (petunjuk-petunjuk), atau Fadail (keutamaan-keutamaan).

Kisah Israiliyat ini merupakan ikatan masa lalu, para sahabat (sezaman dengan Nabi Muhammad), tabi’in (generasi selanjutnya), dan para ulama Islam mengambil banyak referensi pada sumber-sumber sebelum Islam, baik dari Arab, Kristiani, Yahudi, Persia, dan bahkan Romawi.

Islam memang tidak bisa dipisahkan dari agama-agama lain di sekitar. Setiap ajaran, kisah, keyakinan selalu berkait dengan agama dan tradisi lain.

Para pemikir, sejarahwan, dan komentator Islam awal sadar akan hal itu. Menerangkan Islam dengan cara membahas agama lain pun sudah biasa.

Salah satu ulama yang terkenal, yaitu al-Biruni (975-1050 M) mempelajari banyak agama, termasuk yang ada di Persia dan India.

Ulama Islam waktu itu terbuka, seperti para ilmuwan dalam tradisi Barat saat ini. Karena itulah, Islam menjadi agama global seperti saat ini,

Narasi Ibrahim, dua istrinya (Sarah dan Hajar), dan dua putranya (Ismail dan Ishaq), adalah kisah pertautan Islam dengan tradisi lain yang lebih tua.

Tidak sekadar Yahudi dan Kristiani dalam Kitab Kejadian, tetapi juga jauh ke akar Mesopotamia, Babilonia, Akkadia, Mesir dan tradisi-tradisi lain yang Ibrahim lalui.

Selama tinggal di Mesir, Ibrahim mengambil Hajar atas arahan istri pertama Sarah. Karena cemburunya Sarah, Hajar akhirnya terbuang di gurun pasir Arab. Menurut riwayat Islami, itulah Hijaz (sekitar Makkah dan Madinah).

Dalam keyakinan Islam, Ka’bah sendiri didirikan Ibrahim. Hajar melewatinya sambil momong anaknya Ismail.

Dalam Perjanjian Lama memang tidak ada cerita Ibrahim mampir Hijaz. Ibrahim mengembara dari kota-kota tua Ur, Iraq, Mesir, Suriah, dan Kan’an (yaitu Israel saat ini).

Keyakinan ya keyakinan, tanpa harus dibuktikan. Ibadah itu sifatnya berdoa bukan untuk mencari bukti dan fakta. Berdoa adalah memupuk harapan dan menguatkan diri sendiri, bukan mencari kebenaran semata.

Lari sendiri adalah olahraga yang paling kuno dilakukan manusia. Sejak jenis Homo (semacam manusia) bisa berdiri, tentu melibatkan berjalan dan berlari.

Ketika mampu berdiri sekitar empat juta tahun lalu, manusia berbeda dengan makhluk lainnya.

Manusia tidak lagi memanjat pohon, seperti kera-kera lain. Dengan menggunakan dua kaki belakang, dua kaki depan menjadi tangan pemegang alat, gerakan manusia jauh lebih efektif.

Lari dari hewan pemangsa, atau justru berlari untuk mengejar binatang buruan untuk dimangsa. Manusia bertambah menguasai dirinya dan percaya diri menghadapi alam sekitar.

Manusia berlari dalam sa’i di Mekkah berarti kembali pada asal muasal manusia itu sendiri.

Berlari dirayakan dalam banyak budaya dan tradisi. Bayangkan era kuno, jika tidak berjalan atau berlari berarti alternatifnya mengendari kuda, sapi, atau kerbau. Kuda tentu lebih lincah, belum ada mobil, motor, atau pesawat.

Saat ini antara bukit Shafa dan Marwa sudah menjadi modern dengan menyatunya area Haram, menjadi Masjid, bukan bukit dan lembah gersang.

Tentu ini perkembangan baru, seperti semua bangunan megah, yaitu Zamzam Tower dan hotel-hotel mewah sekitar Haram. Para jamaah haji berlari dengan atap yang kokoh, tidak terkena terik matahari yang kejam.

Yang lansia didorong dengan kursi roda, sudah dikoordinasi dengan baik dalam Jamaah haji Indonesia.

Ada sebelas sektor di bawah struktur Daerah Kerja (Daker) Makkah yang mengkoordinir dan mengawasi pelayanan kursi dorong saat sa’i.

Para karom (ketua rombongan), karu (ketua regu), dan ketua kloter di bawah koordinasi ketua sektor berkomitmen untuk melaksanakan haji ramah lansia, sesuai dengan arahan Menteri Agama Gus Yaqut Cholil Qoumas. Ayo lari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com