JAKARTA, KOMPAS.com - Teh tubruk adalah salah satu cara minum teh yang sudah dikenal di Indonesia.
Teh tubruk berasal dari keadaan tubrukan antara rajangan kasar daun dan ranting teh saat diseduh dengan air dingin maupun air mendidih.
Hasil racikan itu membuat warna air menjadi kecoklatan.
Baca juga: Sejarah Pesawat Tempur MIG 17 di Alun-alun Banyumas
Rasa teh tubruk tanpa gula memancarkan semburat pahit.
Baca juga: Kebun Teh Sukawana: Daya Tarik, Aktivitas, Harga Tiket, dan Jam Buka
Namun begitu, meminum teh tubruk bisa dilakukan dengan campuran gula mulai dari gula pasir, gula aren, mauun gula batu untuk menambahkan rasa manis pahit.
Laman Kompas.com edisi 16 September 2021 menulis mengenai cara tepat menyeduh teh tubruk.
Menikmati teh tubruk memerlukan beberapa waktu sejak daun teh dan rantingnya diseduh dengan air.
Teh tubruk
Kebiasaan minum teh tubruk, dalam telusuran tentang teh tubruk berawal dari masa kolonial Hindia Belanda abad ke-19.
Ada nama Banyumas disebut dalam riwayat teh tubruk di Indonesia.
Pada abad ke-19, Banyumas masih bernama Karesidenan Banyumas.
Letaknya di lereng Gunung Slamet.
Karesidenan Banyumas kala itu meliputi Banyumas, Purwokerto, Banjarnegara, Purbalingga, dan Cilacap.
Di masa modern, Karesidenan Banyumas sudah tidak ada, berganti dengan status kabupaten atau kotamadya pada setiap wilayahnya.