Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Aktion T4, Program Pembunuhan Massal terhadap Penyandang Disabilitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), eutanasia merupakan tindakan mengakhiri dengan sengaja kehidupan makhluk (manusia atau hewan) yang sakit berat atau luka parah dengan kematian yang tenang dan mudah atas dasar perikemanusiaan.

Melalui Aktion T4, Adolf Hitler memberi wewenang kepada dokternya, Karl Brandt dan Reichsleiter Philipp Bouhler, untuk membunuh orang yang sakit parah, penyandang cacat fisik, dan orang yang mengalami gangguan mental.

Sejak Aktion T4 dijalankan pada Oktober 1939, diperkirakan sebanyak 300.000 orang di Jerman dan wilayah pendudukannya, tewas menjadi korban.

Upaya pemurnian ras ala Hitler

Aktion T4, merupakan bagian dari upaya Hitler untuk mewujudkan obsesinya dalam menciptakan ras yang lebih kuat dan murni.

Nazi diketahui mengangungkan rakyat Jerman sebagai bagian dari ras Arya yang unggul.

Sejak 1933, Hitler telah mengutarakan pandangannya kepada dokter Karl Brandt dan kepala Kanselir Reich, Hans Lammers, bahwa rezimnya harus bertindak lebih jauh dan membunuh orang-orang yang tidak layak hidup.

Orang yang bagi Nazi tidak berguna dan tidak layak hidup adalah para penyandang cacat fisik, penyandang keterbelakangan mental, orang yang memiliki penyakit keturunan, dan mereka yang mengalami gangguan mental.

Kematian bayi laki-laki berusia lima bulan bernama Gerhard Kretschmar, putra dari Richard Kretschmar, menandai dimulainya Aktion T4.

Richard menganggap putranya yang merupakan penyandang disabilitas, sebagai monster yang harus "ditidurkan" demi kebaikannya sendiri.

Setelah dokter setempat menolak permintaan sadisnya, Richard menyurati Hitler.

Hitler segera mengutus Karld Brandt ke rumah Richard untuk memeriksa kondisi Gerhard.

Ketika Brandt melaporkan bahwa Gerhard memang mengalami cacat parah sebagaimana disebut sang ayah, Hitler memberi izin untuk membunuhnya.

Gerhard Kretschmar diperkirakan dibunuh dengan cara disuntik mati pada 25 Juli 1939.

Pada Oktober 1939, Hitler menandatangani "Catatan Eutanasia" bertanggal 1 September 1939, yang isinya memberi wewenang kepada dokter Karl Brandt dan Reichsleiter Philipp Bouhler untuk memulai pembunuhan terhadap mereka yang dianggap tidak layak hidup.

Oleh sebab itu, kematian bayi Gerhard disebut sebagai tonggak dimulainya salah satu program paling mengerikan selama Perang Dunia II, yang kemudian dikenal sebagai Aktion T4.

Nama T4 adalah singkatan dari Tiergartenstraße 4, alamat jalan departemen Kanselir di Berlin, yang didirikan pada awal 1940 untuk merekrut para eksekutor program pembunuhan massal.

Aktion T4 diawali dengan pencatatan semua bayi yang terlahir cacat dan harus dibunuh.

Tidak hanya pengidap penyakit keturunan dan penyandang disabilitas, Hitler juga membunuh para pecandu alkohol dan penghuni panti jompo.

Di daerah Polandia dan Cekoslovakia yang kala itu diduduki Jerman, rumah sakit jiwa segera dikosongkan dengan menembaki para pasien atau membunuh mereka dengan gas.

Kepada para orang tua penyandang difabel, pemerintah Nazi memberitahukan bahwa anak-anak mereka dibawa ke departemen khusus untuk menerima perawatan lanjutan.

Pada kenyataannya, anak-anak berkebutuhan khusus akan dibawa ke rumah sakit jiwa yang menjadi pusat suntik mati Aktion T4.

Untuk menghindari kecurigaan dari pihak keluarga, dibuat sertifikat kematian dan penyebab kematian yang telah dipalsukan.

Keluarga biasanya diberitahu bawah anak atau kerabatnya meninggal karena suatu penyakit.

Tentu saja alasan tersebut pada akhirnya terbongkar. Terlebih, banyak dokter yang tidak sepakat dengan Aktion T4 dan memilih menyembunyikan kondisi kesehatan kerabat mereka agar terhindar dari eksekusi.

Jumlah korban Aktion T4

Protes terhadap Aktion T4 dipelopori oleh golongan dokter dan pendeta.

Sebagian masyarakat ada yang berani menyurati Hitler secara langsung dan menyebut Aktion T4 sebagai program yang biadab.

Mulanya Hitler menanggapi protes dengan menangguhkan Aktion T4 di Jerman.

Ketika langkah tersebut tidak cukup untuk meredam protes, Hitler menghentikan Aktion T4 pada 18 Agustus 1941.

Kendati demikian, Aktion T4 masih terus berjalan hingga Perang Dunia II berakhir dan Hitler telah bunuh diri.

Melansir History, selama hampir enam tahun Aktion T4 berjalan, diperkirakan sekitar 275.000 hingga 300.000 orang menjadi korban.

Usai Perang Dunia II, para tokoh terkemuka Aktion T4, termasuk dokter Brandt, akhirnya diadili di Nuremberg.

Umumnya mereka dihukum gantung karena terbukti melakukan kejahatan kemanusiaan.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/12/20/230000179/aktion-t4-program-pembunuhan-massal-terhadap-penyandang-disabilitas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke