Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Aksara Sasak: Sejarah dan Jenis-jenisnya

Aksara ini biasanya digunakan untuk menulis bahasa Sasak.

Lantas, bagaimana sejarah Aksara Sasak?

Sejarah

Aksara Sasak muncul setelah suku Sasak menghuni Pulau Lombok sejak 4000 SM.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa orang Sasak berasal dari percampuran antara penduduk asli Lombok dengan para pendatang dari Pulau Jawa.

Akan tetapi, ada juga yang menyatakan bahwa leluhur orang Sasak adalah orang Jawa.

Secara etimologi, Sasak berasal dari kata sah, yang artinya pergi dan shaka berarti leluhur.

Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa Sasak berarti pergi ke tanah leluhur.

Seiring dengan berkembangnya orang-orang suku Sasak, mereka juga memiliki aksara tulis sendiri yang biasa disebut sebagai Aksara Jejawan Sasak.

Aksara Jejawan Sasak adalah aksara yang berasal dari Pulau Jawa.

Pada perkembangannya, aksara ini berhasil disuguhkan dengan baik oleh para pujangga Sasak.

Aksara Jejawan Sasak biasanya dituliskan pada daun lontar.

Berdasarkan dari asal-usulnya, Aksara Jejawan Sasak dibagi ke dalam empat kelompok, sebagai berikut:

  • Baluq Olas
  • Rekan
  • Swara
  • Swalalita

Jumlah huruf Aksara Sasak ada 18 dan disebut sebagai Aksara Baluq Olas, yang dalam bahasa Indonesia artinya aksara delapan belas.

Jenis-jenis

Lebih lanjut, Aksara Sasak terdiri dari empat jenis, yaitu:

  1. Aksara Swalalita
  2. Aksara Swara
  3. Aksara Wyanjana
  4. Aksara Baluq Olas

Aksara Swalalita

Aksara Swalalita adalah jenis aksara yang dipakai untuk menulis dalam naskah-naskah lontar Sasak, baik yang berbahasa Sasak atau berbahasa Kawi.

Aksara Swalalita terdiri dari huruf vokal dan huruf konsonan.

Aksara Swara

Umumnya, Aksara Swara digunakan bila ia berada di depan kalimat serta untuk menyatakan nama diri, nama tempat, nama hari, dan nama lainnya.

Aksara Swara juga memiliki huruf vokal, yaitu a, i, u, e, o dan é. 

Aksara Wyanjana

Selanjutnya adalah Aksara Wyanjana yang terdiri atas huruf konsonan, seperti h, r, dan ng pada akhir suku kata, kemudian berubah menjadi sandangan bunyi dan berfungsi untuk mematikan suku.

Sementara itu, huruf ra dan re untuk menghidupkan suku kata.

Aksara Baluq Olas

Aksara Carakan atau Aksara Baluq Ulas secara harfiah mengandung bunyi vokal a.

Referensi:

  • Kartikawati, Yuliana. (2017). Atlas Budaya dan Tradisi Nusantara. Yogyakarta: Media Pressindo.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/11/22/100000279/aksara-sasak--sejarah-dan-jenis-jenisnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke