Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Konflik yang Terjadi Akibat Perbedaan Ideologi

Ideologi adalah ilmu pengetahuan tentang ide-ide atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar.

Indonesia menganut Ideologi Pancasila, yaitu pandangan hidup atau nilai-nilai luhur budaya yang berdasarkan pada sila-sila Pancasila.

Namun, perlu diketahui, bahwa dalam sejarahnya, di Indonesia sempat terjadi sejumlah konflik yang disebabkan oleh adanya perbedaan ideologi.

Berikut ini yang termasuk dalam konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan ideologi adalah:

Pemberontakan DI/TII

Gerakan Darul Islam adalah gerakan politik yang dipimpin oleh Kartosuwiryo dengan tujuan mendirikan Negara Islam Indonesia.

Gerakan ini memiliki pasukannya sendiri yang bernama Tentara Islam Indonesia (TII) sehingga kerap disebut DI/TII.

Pemberontakan DI/TII pernah terjadi di beberapa wilayah, yaitu Jawa Barat (1949), Jawa Tengah (1950), Sulawesi Selatan (1950), Kalimantan Selatan (1950), dan Aceh (1953).

Pada dasarnya, pemberontakan DI/TII terjadi karena adanya perbedaan ideologi, di mana sejumlah rakyat Indonesia menginginkan negara yang berbasis pada ideologi Islam.

Selain itu, pemberontakan DI/TII juga terjadi karena kekecewaan rakyat Indonesia terhadap pemerintah, terutama setelah ditandatanganinya Perjanjian Renville antara Indonesia dengan Belanda.

Sebab, perjanjian itu dipandang lebih banyak merugikan Indonesia.

Pemberontakan PKI Madiun

Pemberontakan PKI Madiun terjadi akibat rasa kecewa pada hasil Perjanjian Renville yang disepakati pada masa Kabinet Amir Syarifuddin bersama dengan Belanda.

Setelah Kabinet Amir Syarifuddin berakhir pada 28 Januari 1948, Mohammad Hatta memutuskan membentuk kabinet baru.

Namun, Hatta memutuskan untuk membentuk kabinet baru tanpa golongan sayap kiri (komunis).

Keputusan inilah yang kemudian memicu terjadinya pergolakan yang dilakukan oleh golongan sayap kiri.

Singkat cerita, golongan sayap kiri pun membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR), yang dipimpin oleh Amir Syarifuddin.

Dalam perkembangannya, FDR berubah menjadi radikal dan programnya fokus untuk menentang program Kabinet Hatta.

Seiring berjalannya waktu, konflik pun semakin memanas. Kendati begitu, FDR sempat menyatakan kesediaan untuk berdamai dengan pemerintah Indonesia.

Amir juga menyatakan bahwa FDR adalah negara Republik Indonesia, bendera mereka tetap merah putih, dan lagu kebangsaan mereka masih Indonesia Raya.

Akan tetapi, hal ini tampak diabaikan oleh pemerintah Indonesia, bahkan pemerintah justru memanfaat kesempatan ini untuk menghilangkan sayap kiri di Indonesia.

Pemberontakan PKI Madiun berakhir setelah Amir Syarifuddin dan sejumlah petinggi FDR lainnya tertangkap pada 19 Desember 1948.

Permesta

Permesta adalah gerakan militer yang dideklarasikan oleh pemimpin militer Negara Indonesia Timur (NIT).

Terjadinya Permesta disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah berkembangnya sentimen di Sulawesi dan Sumatera Tengah yang merasa kebijakan pemerintah pusat di Jakarta telah menghambat perekonomian lokal.

Para perwira daerah merasa kecewa karena pemerintah pusat dianggap terlalu mengistimewakan Pulau Jawa dibandingkan pulau lainnya.

Faktor-faktor ini yang kemudian memunculkan aspirasi untuk memisahkan diri dari Indonesia.

Permesta dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual, seorang perwira militer yang terlibat dalam Revolusi Nasional Indonesia.

Untuk menumpas pemberontakan ini, pemerintah melancarkan beberapa operasi militer, yaitu Operasi Merdeka, Operasi Tegas, dan Operasi Sadar.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/09/18/100000979/3-konflik-yang-terjadi-akibat-perbedaan-ideologi-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke