Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Jepang Hanya Boleh Memperdengarkan Lagu Kimigayo?

Salah satu tujuan Jepang menjajah Indonesia adalah untuk mendapat cadangan logistik dan bahan industri perang, seperti minyak bumi dan aluminium.

Setelah Jepang menduduki Tanah Air, lagu kebangsaan Indonesia, yaitu Indonesia Raya dilarang dikumandangkan.

Jepang sejuga memiliki lagu kebangsaan bertajuk Kimigayo atau berarti Kekuasaan Yang Mulia.

Lagu Kimigayo ditetapkan sebagai lagu kebangsaan Jepang pada 1999.

Selama kependudukan Jepang di Indonesia, hanya lagu Kimigayo yang boleh diputar di Nusantara.

Lantas, mengapa Jepang hanya memperdengarkan lagu Kimigayo?

Mencegah rakyat Indonesia melakukan perlawanan

Pada awal kedatangan Jepang ke Indonesia, mereka masih memperbolehkan lagu Indonesia Raya diputarkan.

Hal ini karena lagu tersebut hanya sebagai propaganda bahwa Jepang mendukung kemerdekaan Indonesia.

Akan tetapi, lambat laun Jepang tersadar bahwa propaganda yang mereka lakukan justru hanya meningkatkan semangat patriotisme dan nasionalisme rakyat Indonesia.

Jepang tentu tidak ingin Indonesia menang atau merdeka, setidaknya sampai Jepang berhasil mengalahkan Amerika Serikat dalam Perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik.

Oleh sebab itu, Jepang hanya boleh memperdengarkan lagu Kimigayo dan melarang lagu Indonesia Raya yang diciptakan tahun 1928, karena takut rakyat Indonesia akan mulai melakukan perlawanan.

Padahal, lagu Kimigayo sudah menuai cukup banyak kontroversi dan mendapat kritik dari penduduk Jepang sendiri.

Bahkan, sekitar 10 persen masyarakat Jepang menolak untuk menyanyikan lagu Kimigayo 

Adapun kontroversi yang pernah terjadi mengenai lagu Kimigayo adalah:

Alasan banyak yang menolak dan mengkritik Kimigayo karena lagu ini dianggap sebagai media untuk mempromosikan fasisme.

Selain itu, bagi sebagian masyarakat Jepang, Kimigayo dianggap sebagai bagian dari masa lalu mereka yang kelam.

Apabila dilihat dari liriknya, lagu Kimigayo seolah-olah mendoakan kebahagiaan kaisar Jepang, sehingga dianggap pemaksaan untuk memuja kaisar Jepang serta menyetujui serangan ke berbagai negara di Asia.

Karena banyak perseteruan yang muncul, lagu Kimigayo pun dianggap sebagai lagu kebangsaan paling kontroversial di dunia.

Referensi:

  • Hutchinson, John. Anthony D Smith. (2000). Nationalism: Critical Concepts in Political Science. Vol. 5. Britania Raya: Taylor&Francis.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/01/10/120000479/mengapa-jepang-hanya-boleh-memperdengarkan-lagu-kimigayo-

Terkini Lainnya

Fatimah Hasan Delais, Pujangga dengan Nama Pena Hamidah

Fatimah Hasan Delais, Pujangga dengan Nama Pena Hamidah

Stori
Kejayaan Milan pada Masa Renaissance

Kejayaan Milan pada Masa Renaissance

Stori
Göbekli Tepe, Kuil Tertua di Dunia

Göbekli Tepe, Kuil Tertua di Dunia

Stori
Panitia Perancang UUD: Tugas, Ketua, Anggota, dan Hasil Kerja

Panitia Perancang UUD: Tugas, Ketua, Anggota, dan Hasil Kerja

Stori
Mitreka Satata, Kemitraan ala Kerajaan Majapahit

Mitreka Satata, Kemitraan ala Kerajaan Majapahit

Stori
Sejarah Kemerdekaan Malaysia

Sejarah Kemerdekaan Malaysia

Stori
Biografi KH Abdullah Abbas, Ulama Karismatik dan Pejuang Kemerdekaan

Biografi KH Abdullah Abbas, Ulama Karismatik dan Pejuang Kemerdekaan

Stori
Tragedi Tenggelamnya KMP Gurita di Aceh

Tragedi Tenggelamnya KMP Gurita di Aceh

Stori
Pembubaran Negara Pasundan

Pembubaran Negara Pasundan

Stori
6 Tokoh Kebangkitan Nasional yang Muncul dari Program Politik Etis

6 Tokoh Kebangkitan Nasional yang Muncul dari Program Politik Etis

Stori
Marpangir, Tradisi Mandi Rempah Jelang Ramadan

Marpangir, Tradisi Mandi Rempah Jelang Ramadan

Stori
Athena, Dewi Perang Yunani

Athena, Dewi Perang Yunani

Stori
Hasil Akulturasi Budaya Indonesia dan India

Hasil Akulturasi Budaya Indonesia dan India

Stori
8 Perang Paling Mematikan di Abad ke-21

8 Perang Paling Mematikan di Abad ke-21

Stori
Dampak Wabah Black Death bagi Dunia

Dampak Wabah Black Death bagi Dunia

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke