Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Berdirinya Bani Umayyah di Damaskus

Pendiri Bani Umayyah sekaligus khalifah pertamanya adalah Muawiyah bin Abu Sufyan atau Muawiyah I.

Muawiyah I merupakan seorang politikus yang pernah menjabat sebagai Gubernur Suriah pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan.

Kekhalifahan Bani Umayyah berdiri pada tahun 661 dengan pusat pemerintahan di Damaskus, Suriah.

Bagaimana proses lahirnya Bani Umayyah di Damaskus?

Kisruh pembunuhan Utsman bin Affan

Sejarah Bani Umayyah dapat ditelusuri dari peristiwa yang terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan.

Pada tahun 650-an, Utsman bin Affan yang merupakan khalifah ketiga dari Khulafaur Rasyidin, menghadapi tuduhan nepotisme, penistaan, dan perlakuan tidak menyenangkan terhadap sejumlah masyarakat.

Situasi semakin memanas hingga pecah pemberontakan karena jabatan-jabatan strategis di pemerintahan diberikan Utsman kepada kerabatnya dari Bani Umayyah.

Dalam pemberontakan tersebut, Khalifah Utsman terbunuh oleh salah satu pemberontak di rumahnya.

Muawiyah bin Abu Sufyan, sepupu Utsman yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Suriah, tidak terima dengan perbuatan para pemberontak.

Takut dengan ancaman yang bisa datang dari Muawiyah I, penduduk Madinah mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai pengganti Utsman.

Ali adalah kerabat dekat Nabi Muhammad, sehingga dianggap oleh Muslim Syiah berhak menjadi khalifah.

Khalifah Ali berusaha mengembalikan pemerintahan Islam agar stabil, tetapi tidak berhasil karena ia dianggap gagal memberikan keadilan atas kematian Utsman.

Bahkan, Muawiyah I tidak mau mengakui Ali sebagai khalifah sampai tuntutannya untuk membalas pembunuhan Utsman terselesaikan.

Akibatnya, meletus Perang Jamal atau Perang Unta pada 656, yang sekaligus menandai dimulainya Perang Saudara Islam I.

Perang Saudara Islam I berakhir ketika Khalifah Ali terbunuh oleh golongan Khawarij.

Setelah itu, Hasan bin Ali sebagai putra tertua Ali dibaiat oleh orang-orang Madinah menjadi khalifah selanjutnya.

Berdirinya Kekhalifahan Bani Umayyah

Hasan bin Ali tidak memerintah dalam waktu lama. Hanya sekitar tiga bulan setelah dibaiat, ia memilih menyerahkan jabatan sebagai pemimpin kekhalifahan kepada Muawiyah I.

Hal itu dilakukan Hasan dengan tujuan menghindari perang berkepanjangan antarumat Muslim.

Setelah penyerahan kekuasaan itu, umat Muslim bersatu dalam satu kepemimpinan, yaitu kepemimpinan Muawiyah I.

Dengan demikian, periode Khulafaur Rasyidin resmi berakhir dan dimulailah kekuasaan Bani Umayyah pada 661.

Muawiyah I, yang telah berkuasa selama puluhan tahun sebagai Gubernur Suriah, menetapkan Damaskus sebagai pusat pemerintahan kekhalifahannya.

Dalam menjalankan Kekhalifahan Bani Umayyah, Muawiyah I mengganti sistem pengangkatan khalifah, yang sebelumnya menganut sistem pemilihan, menjadi sistem dinasti atau turun-temurun.

Oleh karena itu, ketika Muawiyah I wafat, maka khalifah penggantinya adalah anaknya, Yazid bin Muawiyah.

Pemerintahan Bani Umayyah yang didirikan Muawiyah I di Damaskus bertahan selama 90 tahun, yakni hingga tahun 750.

Ketika pemerintahan Bani Umayyah di Damaskus runtuh akibat Revolusi Abbasiyah, berdiri Kekhalifahan Bani Umayyah di Kordoba, Spanyol, yang bertahan hingga tahun 1031.

Referensi:

  • Lathif, Abdussyafi Muhammad Abdul. (2016). Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Bani Umayyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/11/07/200000479/sejarah-berdirinya-bani-umayyah-di-damaskus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke