4 Pembagian Zaman Batu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salin Artikel

4 Pembagian Zaman Batu,

Zaman Batu adalah masa ketika manusia hidup dan membuat alat-alat kebudayaan dari batu.

Periode Zaman Batu ini berlangsung cukup lama, diperkirakan hingga ratusan ribu tahun.

Maka dari itu, para ahli membagi Zaman Batu ke dalam empat periode, yaitu:

<iframe title="Revolusi Islam Iran, Upaya Memayungi Perempuan atas Dasar Syariat" src="https://www.youtube.com/embed/hJ3c-ZyAgx8?list=PLFYHAhc-KMiBKEu_NkkLY4W1c3B45fjeH" frameborder="0" width="625" height="352"></iframe><br />
<table style="width: 100%;" border="1" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td>Zaman</td>
<td>Ciri-ciri</td>
</tr>
<tr>
<td>Zaman Batu Tua (Paleolitikum)</td>
<td>

Berlangsung 600.000 tahun silam.
Menggunakan alat dari batu yang masih kasar, seperti kapak genggam (chopper).
Bertahan hidup dengan mengumpulkan makanan (food gathering).
Nomaden (berpindah-pindah tempat tinggal).
Menghasilkan Kebudayaan Pacitan dan Ngandong.
Manusia purba yang diperkirakan hidup pada masa ini adalah Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus Robustus, Pithecanthropus Mojokertensis, Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis, dan Homo Wajakensis.

</td>
</tr>
<tr>
<td>Zaman Batu Tengah (Mesolitikum)</td>
<td>

Kehidupan semi nomaden (sebagian menetap di gua, sebagian lainnya berpindah-pindah).
Bertahan hidup dengan food gathering dan mulai mengenal sistem bercocok tanam.
Masyarakatnya mulai mengenal sistem organisasi sosial dan pembagian kerja.
Hasil kebudayaan berupa kjokkenmoddinger (tumpukan sampah dapur) dan abris sous roche (hasil kebudayaan yang ditemukan di gua-gua), dan kapak genggam.

</td>
</tr>
<tr>
<td>Zaman Batu Muda (Neolitikum)</td>
<td>

Menggunakan alat-alat batu yang sudah dihaluskan.
Food producing atau membuat makanan sendiri.
Masyarakatnya sudah mengenal tradisi pertukaran barang atau dagang.
Masyarakat mampu membangun tempat tinggal permanen berupa rumah sederhana.
Membuat kerajinan.
Membuat aturan hidup bersama.
Menganut sistem kepercayaan terhadap roh.
Hasil kebudayaan berupa kapak lonjong, kapak batu, kapak persegi, dan tembikar.

</td>
</tr>
<tr>
<td>Zaman Batu Besar (Megalitikum)</td>
<td>

Membuat bangunan dari batu berukuran besar.
Memiliki tempat tinggal tetap.
Memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan bercocok tanam, beternak, menjadi nelayan, dan membuat alat dari gerabah.
Menganut sistem kepercayaan terhadap nenek moyang.
Membuat bangunan untuk memuja leluhur.
Hasil kebudayaan berupa menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, punden berundak, dan arca.

</td>
</tr>
</tbody>
</table>

Referensi:

Al Anshori, M. Junaedi. (2010). Sejarah Nasional Indonesia: Masa Prasejarah sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan. Jakarta: Mitra Aksara Panaitan.

4 Pembagian Zaman Batu

Zaman Batu adalah masa ketika manusia hidup dan membuat alat-alat kebudayaan dari batu.

Periode Zaman Batu ini berlangsung cukup lama, diperkirakan hingga ratusan ribu tahun.

Maka dari itu, para ahli membagi Zaman Batu ke dalam empat periode, yaitu:

Zaman	Ciri-ciri
Zaman Batu Tua (Paleolitikum)	Berlangsung 600.000 tahun silam. Menggunakan alat dari batu yang masih kasar, seperti kapak genggam (chopper). Bertahan hidup dengan mengumpulkan makanan (food gathering). Nomaden (berpindah-pindah tempat tinggal). Menghasilkan Kebudayaan Pacitan dan Ngandong. Manusia purba yang diperkirakan hidup pada masa ini adalah Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus Robustus, Pithecanthropus Mojokertensis, Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis, dan Homo Wajakensis.
Zaman Batu Tengah (Mesolitikum)	Kehidupan semi nomaden (sebagian menetap di gua, sebagian lainnya berpindah-pindah). Bertahan hidup dengan food gathering dan mulai mengenal sistem bercocok tanam. Masyarakatnya mulai mengenal sistem organisasi sosial dan pembagian kerja. Hasil kebudayaan berupa kjokkenmoddinger (tumpukan sampah dapur) dan abris sous roche (hasil kebudayaan yang ditemukan di gua-gua), dan kapak genggam.
Zaman Batu Muda (Neolitikum)	Menggunakan alat-alat batu yang sudah dihaluskan. Food producing atau membuat makanan sendiri. Masyarakatnya sudah mengenal tradisi pertukaran barang atau dagang. Masyarakat mampu membangun tempat tinggal permanen berupa rumah sederhana. Membuat kerajinan. Membuat aturan hidup bersama. Menganut sistem kepercayaan terhadap roh. Hasil kebudayaan berupa kapak lonjong, kapak batu, kapak persegi, dan tembikar.
Zaman Batu Besar (Megalitikum)	Membuat bangunan dari batu berukuran besar. Memiliki tempat tinggal tetap. Memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan bercocok tanam, beternak, menjadi nelayan, dan membuat alat dari gerabah. Menganut sistem kepercayaan terhadap nenek moyang. Membuat bangunan untuk memuja leluhur. Hasil kebudayaan berupa menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, punden berundak, dan arca.

Referensi:

Al Anshori, M. Junaedi. (2010). Sejarah Nasional Indonesia: Masa Prasejarah sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan. Jakarta: Mitra Aksara Panaitan.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/10/31/173000579/4-pembagian-zaman-batu

Rekomendasi untuk anda

STORI

Ibnu Batutah, Penjelajah Muslim Terbesar Sepanjang Masa

Ibnu Batutah, Penjelajah Muslim Terbesar Sepanjang...

STORI

Tujuan Manusia Purba Membuat Bangunan dari Batu dengan Ukuran Besar

Tujuan Manusia Purba Membuat Bangunan dari...

STORI

Mengapa Jepang Mengaku sebagai Saudara Tua Indonesia?

Mengapa Jepang Mengaku sebagai Saudara Tua...

STORI

Cara Sultan Iskandar Muda Melumpuhkan Kekuatan Portugis

Cara Sultan Iskandar Muda Melumpuhkan Kekuatan...

STORI

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai...

STORI

Kapak Persegi: Fungsi, Lokasi Penemuan, dan Jenisnya

Kapak Persegi: Fungsi, Lokasi Penemuan, dan...

STORI

10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

STORI

Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Terkini Lainnya

Perang Dzatus Shawari, Perang Laut Pertama dalam Sejarah Umat Islam

Perang Dzatus Shawari, Perang Laut Pertama dalam Sejarah Umat Islam

Stori

16/06/2024, 15:00 WIB

Pang Laot Ali, Panglima Cut Nyak Dien yang Berkhianat Karena Iba

Pang Laot Ali, Panglima Cut Nyak Dien yang Berkhianat Karena Iba

Stori

16/06/2024, 13:00 WIB

Sultan Mahmud Badaruddin I, Tokoh Pembangunan Kesultanan Palembang

Sultan Mahmud Badaruddin I, Tokoh Pembangunan Kesultanan Palembang

Stori

16/06/2024, 11:00 WIB

Nyorog, Tradisi Silaturahmi Masyarakat Betawi

Nyorog, Tradisi Silaturahmi Masyarakat Betawi

Stori

16/06/2024, 09:00 WIB

Siapa Ken Arok dan Ken Dedes Saat Ini?

Siapa Ken Arok dan Ken Dedes Saat Ini?

Stori

16/06/2024, 07:00 WIB

Sejarah Talempong, Alat Musik Tradisional dari Sumatera Barat

Sejarah Talempong, Alat Musik Tradisional dari Sumatera Barat

Stori

15/06/2024, 21:00 WIB

Sanjaya, Raja Pertama Kerajaan Mataram Kuno

Sanjaya, Raja Pertama Kerajaan Mataram Kuno

Stori

15/06/2024, 18:00 WIB

Panembahan Senopati, Raja Pertama Kerajaan Mataram Islam

Panembahan Senopati, Raja Pertama Kerajaan Mataram Islam

Stori

15/06/2024, 15:00 WIB

Ibnu Batutah, Penjelajah Muslim Terbesar Sepanjang Masa

Ibnu Batutah, Penjelajah Muslim Terbesar Sepanjang Masa

Stori

15/06/2024, 12:00 WIB

Alasan Deklarasi Djuanda Menjadi Tanda Kebangkitan Maritim Indonesia

Alasan Deklarasi Djuanda Menjadi Tanda Kebangkitan Maritim Indonesia

Stori

15/06/2024, 09:00 WIB

GR Pantouw, Tokoh Organisasi Jong Minahasa

GR Pantouw, Tokoh Organisasi Jong Minahasa

Stori

14/06/2024, 23:40 WIB

Biografi Pocut Baren, Rekan Seperjuangan Cut Nyak Dien

Biografi Pocut Baren, Rekan Seperjuangan Cut Nyak Dien

Stori

14/06/2024, 21:30 WIB

Mengapa Jepang Melarang Kegiatan Politik?

Mengapa Jepang Melarang Kegiatan Politik?

Stori

14/06/2024, 19:00 WIB

Sejarah Lahirnya Kebangkitan Nasional

Sejarah Lahirnya Kebangkitan Nasional

Stori

14/06/2024, 17:00 WIB

Maksud Jepang Membentuk Organisasi Bersama Kaum Nasionalis

Maksud Jepang Membentuk Organisasi Bersama Kaum Nasionalis

Stori

14/06/2024, 15:00 WIB

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

1

Selamat Hari Raya Idul Adha, Ini 10 Ucapan Selamat Idul Adha 2024

Dibaca 53.596 kali

2

45 Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha 2024 Penuh Doa

Dibaca 23.058 kali

3

Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Dibaca 21.042 kali

4

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Dibaca 15.884 kali

5

Kumpulan Twibbon dan Poster Idul Adha 2024, Selamat Hari Raya Kurban!

Dibaca 11.961 kali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghargaan dan sertifikat:

Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com

Daftarkan Email

Kanal

Network

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui

Facebook X Whatsapp Line Telegram Copy Link

Oke