Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Siapakah Kaum Gipsi?

Mereka dikenal dengan gaya hidup nomaden atau selalu berpindah-pindah tempat tinggal dan hidup dalam karavan. Meski kaum Gipsi modern sudah banyak yang tinggal secara menetap.

Keturunan bangsa ini tersebar di seluruh dunia, dari Eropa dan Amerika, sampai di Timur Tengah.

Dalam sejarahnya, orang-orang Gipsi sering mendapat diskriminasi dari penduduk di daerah yang mereka datangi.

Asal-usul

Nama asli kaum Gipsi adalah Rom atau Roma, atau disebut juga bangsa Romani. Dalam bahasa mereka, "Rom" adalah sebutan untuk seorang pria.

Sedangkan nama Gipsi adalah sebutan yang disematkan kepada mereka oleh orang-orang Eropa.

Gipsi berasal dari kata Egypt, karena orang-orang Eropa mengira mereka berasal dari Mesir disebabkan oleh warna kulitnya yang gelap.

Sebutan bagi suku bangsa ini di berbagai negara berbeda-beda. Mereka disebut Sinti di Jerman, Gitans di Perancis, Gitanos oleh orang Spanyol, dan Ciganos oleh orang-orang Portugal.

Sebutan-sebutan ini bagi sebagian orang dianggap menghina atau memiliki makna diskriminatif terhadap kaum Romani.

Suku bangsa Gipsi berasal dari India Utara, yang bermigrasi pada abad ke-11 menuju Persia (Iran), dan beberapa dari mereka masih terus melanjutkan perjalanan.

Pada awal abad ke-14, bangsa Romani sampai di Eropa Tenggara. Sementara pada awal abad ke-15, mereka sampai di Eropa Barat.

Pada paruh kedua abad ke-20, mereka telah tersebar di seluruh benua yang berpenghuni.

Suku bangsa Romani sampai di Britania Raya, pada sekitar 1515, di mana beberapa dari mereka menikah dengan bangsa nomaden lain, seperti Skotlandia dan Irlandia.

Sebagian lainnya juga menikah dengan bangsa-bangsa lain dan melahirkan keturunan.

Orang-orang Romani menggunakan bahasa Rom. Namun, karena kontaknya dengan bangsa Eropa, bahasa mereka berkembang menjadi bahasa Rom yang tercampur dengan bahasa Eropa.

Kaum Romani berasal dari beberapa aliran Kristen dan Katolik, serta beberapa beragama Islam.

Gaya hidup nomaden

Kaum Romani atau Gipsi memilih gaya hidup nomaden dengan alasan untuk mencari nafkah dan penghidupan untuk keluarga mereka.

Beberapa sejarawan mengatakan, mereka bermigrasi karena di daerah asalnya terjadi konflik.

Orang Romani berpindah dalam sebuah rombongan karavan, sehingga tidak kehilangan budaya dan status etnis mereka.

Kebiasaan mereka berpindah-pindah juga mengurangi pencemaran budaya aslinya, karena hanya terjadi sedikit kontak dengan bangsa-bangsa lain.

Gaya hidup nomaden ini menghasilkan berbagai keterampilan bagi orang Romani, seperti kerajinan logam, jual beli, beternak, dan seni hiburan.

Mereka menawarkan jasa-jasa keterampilan untuk bertahan hidup dan melanjutkan perjalanan.

Sebagian dari mereka ada yang menetap karena alasan kesehatan dan pendidikan anak-anak, tetapi kebanyakan memilih hidup nomaden.

Mendapat diskriminasi

Bangsa Eropa memiliki dua pendapat yang berbeda tentang suku bangsa Romani.

Di satu sisi, orang Romani diceritakan sebagai pengembara yang ramah. Namun, di sisi lain, mereka dicap sebagai bangsa kriminal karena asal-usulnya yang tidak jelas.

Mereka juga bukan etnis yang mudah berbaur dengan bangsa lain, karena aturan kasta di India, tempat asal mereka.

Oleh karena itu, suku bangsa Gipsi sering dicurigai dan dikucilkan. Mereka juga kerap dilarang menetap di suatu daerah, dan jika diizinkan, maka hanya diperbolehkan mendirikan kemah di luar pemukiman.

Karena jarang diterima, kaum Gipsi sering berpindah-pindah tempat dan tentu saja semakin tersebar di seluruh dunia.

Bahkan di era Nazi, atas perinah Adolf Hitler, genosida besar-besaran dilakukan terhadap bangsa ini.

Gipsi modern

Seiring perkembangan zaman, kehidupan suku bangsa Gipsi juga semakin berkembang.

Mereka menggunakan mobil, trailer, dan truk untuk pengembaraan. Jual beli ternak, yang semula adalah sumber penghidupan, berganti menjadi jual beli mobil bekas dan trailer.

Kecurigaan dan diskriminasi terhadap orang Gipsi juga berkurang. Lowongan pekerjaan bagi keturunan Gipsi pun mulai bermunculan, seperti pekerja di rombongan sirkus dan pelatih hewan.

Populasi suku bangsa Gipsi yang menetap juga semakin besar. Kebanyakan dari mereka bekerja di pabrik sebagai buruh.

Persebaran bangsa Gipsi meluas di seluruh penjuru dunia. Banyak keturunan mereka yang menjadi orang sukses dan terkenal, antara lain musisi Elvis Presley, komedian Charlie Chaplin, dan seniman Spanyol, Pablo Picasso.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/04/18/080000179/siapakah-kaum-gipsi-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke