Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Asal-usul Nama dan Sejarah Purworejo

Pada masa Kesultanan Mataram, tepatnya sebelum abad ke-19, wilayah Purworejo masih dikenal sebagai Bagelen.

Saat ini, Bagelen hanya menjadi nama salah satu kecamatan di Kabupaten Purworejo.

Berikut ini asal-usul nama dan sejarah Kabupaten Purworejo.

Asal-usul nama

Menurut sejarah, nama Purworejo baru muncul pada abad ke-19, ketika Karesidenan Bagelen dibagi menjadi beberapa kadipaten, salah satunya Kadipaten Purworejo.

Raden Tumenggung Cokrojoyo kemudian diangkat sebagai bupati pertama Purworejo dan mengganti namanya menjadi Raden Adipati Arya (RAA) Cokronegoro.

Perubahan nama itu terjadi pada 27 Februari 1831, yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Lahir Kabupaten Purworejo.

Purworejo berasal dari dua kata, yaitu purwo yang berarti awal, terdepan, atau maju, dan rejo yang artinya makmur.

Sehingga, arti Purworejo adalah daerah yang mengawali untuk maju, unggul dalam berbagai bidang, serta menjadi masyarakat yang makmur dan mulia.

Sejarah Kabupaten Purworejo

Wilayah Purworejo diketahui sudah ditinggali oleh penduduk sejak 901. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya Prasasti Kayu Ara Hiwang di Desa Boro Wetan.

Pada prasasti tersebut, diketahui bahwa pada 5 Oktober 901, dilakukan upacara besar yang diikuti oleh para pejabat dari berbagai daerah.

Mereka adalah Watu Tihang (Sala Thang), Gulak, Parangran Wadihadi, Padamuan (Prambanan), Mntyasih (Matesh Magelang), Mdang, Pupur, Raji (Raji Prambanan), dan Kalungan (Kalongan).

Kala itu, wilayah Purworejo masih disebut Bagelen, yang sangat disegani wilayah lain karena ditinggali oleh banyak tokoh besar.

Contohnya seperti Sunan Geseng, ulama besar yang mengislamkan wilayah dari Timur Lukola hingga ke Yogyakarta dan Magelang.

Pada masa Kerajaan Mataram Islam, para tokoh Bagelen adalah pasukan dari Sutawijaya, yang kemudian berkuasa dengan gelar Panembahan Senopati.

Kemudian, pada masa Perang Diponegoro (1825-1830), wilayah Bagelen menjadi salah satu medan pertempuran.

Pada saat itu, Bagelen dijadikan karesidenan oleh pemerintah Hindia Belanda. Dalam perkembanganya, Bagelen dibagi menjadi beberapa kadipaten, salah satunya Kadipaten Purworejo, dengan bupati pertamanya RAA Cokronegoro.

Pada 1936, Gubernur Jenderal Hindia Belanda menggabungkan Kadipaten Purworejo, Kutoarjo dan sebagian wilayah Urut Sewu/Ledok, menjadi Kabupaten Purworejo.

Kota Purworejo sejak itu menjadi kota tangsi militer yang diisi oleh tentara Belanda dan tentara Afrika Barat, yang dikenal sebagai Belanda Hitam.

Mereka semua tinggal di wilayah Purworejo.

Hari Jadi Kabupaten Purworejo

Hari jadi Kabupaten Purworejo awalnya ditetapkan sama seperti penanggalan Prasasti Kayu Ara Hiwang, yaitu 5 Oktober 901.

Namun, setelah dikaji ulang, perubahan nama Bagelen menjadi Purworejo pada 27 Februari 1831 ditetapkan sebagai Hari Jadi Purworejo.

Hari Jadi Kabupaten Purworejo ditetapkan dengan Perda nomor 1 tahun 2019.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/02/10/110000679/asal-usul-nama-dan-sejarah-purworejo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke