KOMPAS.com - Lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan, mengalihkan fokus ke Olimpiade Paris 2024 setelah tak berhasil membawa pulang medali Asian Games 2022.
Eko Yuli Irawan tampil di kelas 67kg cabang olahraga (cabor) angkat besi Asian Games 2022 di Xiaoshan Sports Centre Gymnasium, Hangzhou, China, Minggu (1/10/2023).
Setelah gagal melakukan angkata pertama snatch seberat 142 kg, Eko Yuli Irawan mampu mengangkat beban 145 kg pada percobaan kedua.
Atlet berusia 34 tahun itu juga berhasil mengangkat dan menahan barbel 148 kg di atas kepalanya pada angkatan ketiga snatch.
Tetapi, upaya itu dianulir wasit karena tangan sang lifter dianggap goyah.
Baca juga: Rekor SEA Games, Modal Berharga Eko Yuli Jelang Olimpiade Paris 2024
Masuk ke angkatan clean and jerk, Eko Yuli Irawan gagal mengangkat barbel 175 kg dalam tiga kali kesempatan. Padahal, beban seberat itu bisa ia angkat saat kejuaraan dunia di Riyadh awal bulan September lalu.
Hasil tersebut sekaligus memutus tradisi medali Eko Yuli Irawan pada Asian Games. Eko sebelumnya selalu meraih medali pada tiga edisi terakhir pesta olahraga terbesar di Asia itu.
Eko mempersembahkan medali perunggu pada Asian Games Guangzhou 2010 dan Asian Games Incheon 2014 serta meraih emas di Jakarta-Palembang (2018). Ketiga medali tersebut diraih Eko di kelas 62 kg.
Seusai pertandingan, Eko berteirma kasih atas dukungan yang selalu diberikan masyarakat Indonesia. Ia juga meminta maaf karena kali ini pulang tanpa medali.
Baca juga: Klasemen Medali Asian Games 2022: Indonesia 10 Besar, China Kian Tak Terkejar
"Terima kasih atas dukungannya dari semua masyarakat Indonesia. Mohon maaf belum bisa memberikan medali," katanya, dikutip dari Antara.
"Yang pasti saya sudah berusaha yang terbaik dan alhamdulillah masih diberi tenaga untuk bisa mengangkat," tutur Eko melanjutkan.
Eko tak ingin larut dalam kekecewaan dan kesedihan, ia akan segera mempersiapkan diri untuk Olimpiade Paris 2024.
"Ke depannya pasti persiapan untuk Olimpiade. Mudah-mudahan hasilnya lebih bagus di Olimpiade nanti," ucapnya.
Baca juga: Asian Games 2022: Strategi Jitu Hambat Ambisi China, Emas dan Perunggu BMX Diraih Indonesia
Eko juga menjelaskan penyebab dirinya gagal meraih medali di kelas 67 kg.
"Memang persiapannya belum maksimal untuk di kelas ini. Ada sesuatu lah yang pasti kenapa saya di kelas 67 kg. Nanti biar pelatih yang bicara," ucapnya.
Meski tidak detail, pelatih tim angkat besi Indonesia, Muhammad Rusli, mengatakan alasan Eko tampil di kelas 67 kg pada Asian Games 2022.
"Eko aslinya bermain di 61 kg, tapi untuk Asian Games ini karena ada sesuatu hal yang dirasa belum siap, maka dia bermain di 67 kg," ucap Rusli.
Baca juga: Getir Bulu Tangkis Indonesia di Asian Games: Tanpa Medali, Tim Putra-Putri Tersingkir
Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Qatar akhir tahun ini akan menjadi target terdekat Eko untuk mencari tiket ke Olimpiade Paris 2023, sebelum dua kesempatan kualifikasi terakhir pada tahun depan di Uzbekistan dan Thailand.
Eko untuk sementara menempati peringkat tiga dunia di kelas 61 kg dengan total angkatan 300 kg di bawah Li Fabin (China) dan Sergio Massidda (Italia).
Adapun medali emas angkat besi kelas 67 kg diraih oleh Chen Lijun (China) dengan total angkatan 330 kg.
Medali perak menjadi milik atlet Korea Utara, Ri Wonju (321 kg), sedangkan perunggu diraih oleh Lee Sang-yeon (Korea Selatan) dengan angkatan 317 kg.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.