Tak Bawa Uang Rp 5.000, Pemuncak Klasemen WSBK Dicegat Penjaga Loket

KOMPAS.com - Pemuncak klasemen WSBK 2022, Alvaro Bautista (Aruba.it), sempat tak boleh masuk ke salah satu area wisata di sekitaran Sirkuit Mandalika.

Alasannya karena Alvaro Bautista tak memiliki sepeser uang Rp 5.000 untuk masuk ke area Bukit Seger.

Kedatangan Alvaro Bautista ke Bukit Seger ingin menikmati keindahan pemandangan sekitar Sirkuit Mandalika jelang WSBK Mandalika.

Adapun jadwal WSBK Mandalika bakal berlangsung pada 11-13 November 2022.

Baca juga: Jadwal Lengkap WSBK Mandalika, dari Latihan Bebas hingga Balapan

Dikutip dari Tribun Lombok, cerita Bautista dicegat naik ke Bukit Seger bermula ketika dia jalan-jalan di sekitar sirkuit, Selasa (8/11/2022).

Alvaro Bautista berjalan melewati jembatan di kawasan pantai Mandalika untuk selanjutnya menaiki Bukit Seger.

Setibanya di sana, dia dicegat penjaga tiket untuk dimintai biaya masuk.

Rider asal Spanyol itu tak melawan karena nyatanya tak membawa sepeser pun uang.

Hingga akhirnya, seseorang yang tidak diketahui namanya memberitahu sang penjaga pintu masuk Bukit Seger bahwa Alvaro Bautista merupakan seorang pebalap WSBK dan langsung diberikan akses masuk gratis.

Baca juga: Klasemen WSBK 2022: Juara Bisa Tercipta Lagi di Sirkuit Mandalika

Berdasarkan keterangan penjaga pintu masuk bukit yang tidak mau disebutkan namanya, Bukit Seger ini memang milik pribadi Haji Selame.

Karena milik pribadi, dua pintu masuk bukit dibuatkan loket untuk membayar karcis masuk.

"Masing-masing tamu yang naik ke Bukit Seger harus membayar masing-masing Rp5 ribu," ungkapnya dikutip Tribun Lombok.

Sementara itu, terkait Alvaro Bautista yang memang sempat dicegat naik ke bukit dia menerangkan jika awalnya tidak mengetahui kalau itu merupakan pebalap.

Baca juga: WSBK Mandalika 2022: Memburu Sejarah di Balapan Ke-900

"Saya awalnya tidak tahu kalau itu pembalap Alvaro Bautista hingga akhirnya seseorang memberitahu saya kemudian tanpa banyak kata dan berpikir panjang aku kasih masuk," tutupnya.

Penulis: Sinto | Editor: Sirtupillaili