Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Andi Ramang, Legenda Sepak Bola Indonesia yang Diakui FIFA

Kompas.com - 19/10/2022, 04:40 WIB
Mochamad Sadheli

Penulis

"Pemain berusia 32 tahun (Ramang) hampir saja membuat Indonesia unggul, yang bakal menjadi puncak kejutan, pada menit ke-84 andai saja tendangannya tidak ditahan pria yang dikenal luas sebagai kiper terhebat dalam sejarah sepak bola," lanjut FIFA.

"Jika Uni Soviet belum tahu siapa Ramang sebelum laga tersebut, mereka tentu saja memberi perhatian padanya menjelang laga ulangan."

"Begitu besar perhatian mereka (kepada Ramang) (pada laga ulangan itu) Kachalin memerintahkan (Igor) Netto, playmaker tim (Uni Soviet), agar tampil dengan peran lebih defensif untuk menetralisir dampak pemain Indonesia bernomor 11 (Ramang). (Taktik) itu ada hasilnya. Uni Soviet menang 4-0."

Penampilan epik Indonesia dalam laga pertama tersebut, yang dinyatakan dalam artikel FIFA itu sebagai "salah satu hasil-hasil paling mengejutkan dalam sejarah Olimpiade", tercipta berkat Ramang.

Baca juga: Shin Tae-yong Siap Mundur, Apa Saja Prestasinya di Timnas Indonesia?

Andi Ramang Haus Gol

Seperti ditulis FIFA, Ramang rutin mencetak gol sejak menjalani debut timnas pada 1952.

Dia mengemas 19 gol hanya dari enam laga, termasuk dua gol terkenalnya dengan gerakan salto, dalam lawatan ke Timur Jauh, setahun kemudian, ketika Indonesia hanya kalah dari Korea Selatan.

Ramang juga menceploskan gol, saat Indonesia menyingkirkan China pada kualifikasi Piala Dunia 1958 Swedia. Indonesia mundur dari laga berikutnya, setelah menolak bertanding melawan Israel dengan alasan politik.

Sebelum ajang tersebut, Indonesia menghajar India 4-1 dan tampil sebagai peringkat ketiga Asian Games 1958.

Di Turnamen Merdeka Games 1960, setelah kalah dari Korea Selatan pada laga pembuka, dengan inspirasi Ramang, Indonesia mengoleksi 20 gol dalam empat kemenangan beruntun, dan tampil sebagai pemenang ketiga.

Baca juga: Erling Haaland dan Cinta Terlarang kepada Kebab

Tahun 1959, Jerman Timur datang ke Jakarta untuk laga persahabatan.

Banyak orang menyangka, mereka bakal menang mudah atas Indonesia.

Namun, pada laga itu Ramang memecah kebuntuan, lewat gocekan mautnya dan berbuah gol kedua Endang Witarsa, hingga laga melawan Jerman Timur berakhir dengan skor 2-2.

"Itu salah satu peristiwa tak terhitung yang membuat suporter Indonesia dan PSM Makassar, klub tempat Ramang menghabiskan sebagian besar kariernya, tergetar oleh seorang laki-laki yang terpaksa bekerja dengan upah rendah dan hidup sangat miskin, hanya untuk memperturutkan kecintaannya pada olahraga yang digemarinya," tulis FIFA.

Patung Ramang

Ramang pernah mengantarkan PSM berjaya pada era perserikatan. Di level internasional, pemain yang berposisi sebagai striker itu pernah berpredikat sebagai mesin gol timnas Indonesia.

Baca juga: Erling Haaland Bukan Manusia

Kehebatan Ramang membuat banyak pihak mengabadikan Andi Ramang lewat patung yang diletakkan di Pantai Losari.

Sebelumnya, patung Andi Ramang pernah kokoh berdiri di Lapangan Karebosi, Makassar. Namun, prasasti tersebut terpaksa dirobohkan karena alasan pembangunan kota.

Keberadaan patung Ramang diharapkan menjadi motivasi tersendiri bagi para pemain PSM Makassar khususnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com