Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Andi Ramang, Legenda Sepak Bola Indonesia yang Diakui FIFA

Kompas.com - 19/10/2022, 04:40 WIB
Mochamad Sadheli

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia memiliki sosok legenda sepak bola yang mendapat pengakuan dari FIFA. Dia adalah Andi Ramang.

Andi Ramang merupakan pemain berposisi striker kelahiran Sulawesi Selatan, 24 April 1924, dan meninggal pada 26 September 1987.

Selama kariernya, Andi Ramang setia untuk PSM Makassar dalam dua periode (1947-1960 dan 1962-1968).

Andi Ramang dengan PSM Makassar tak bisa dipisahkan. Dia menjadi legenda tim berjuluk Juku Eja tersebut.

Julukan Pasukan Ramang yang juga tersemat pada PSM Makassar juga terinspirasi dari kehebatan Andi Ramang.

Baca juga: Jokowi Beberkan Alasan Kenapa PSSI Tak Sambut Presiden FIFA di Istana

Catatan FIFA Akui Andi Ramang

Kehebatan Ramang yang dikenang dan dikupas panjang lebar di situs FIFA itu, terpusat saat pemain asal Makassar tersebut memperkuat Indonesia di Olimpiade Melbourne 1956.

Ajang itu dianggap puncak sukses timnas Indonesia di level internasional, setelah menjadi negara Asia pertama yang tampil di Piala Dunia pada 1938 di Perancis.

Jika penampilan di Piala Dunia 1938 Indonesia masih bernama "Dutch East Indies" dan belum berbendera Merah Putih, karena masih dalam status jajahan Belanda, penampilan di Olimpiade Melbourne 1956 Indonesia sudah tampil sebagai negara merdeka.

Andi Ramang masuk ke dalam skuad Indonesia untuk Olimpiade Melbourne 1956 tersebut.

Baca juga: Karim Benzema Raih Ballon dOr 2022, Menapaki Jejak Maestro dan Sang Fenomena

Andi Ramang Buat Lev Yashin Kewalahan

Tim Merah Putih tampil di Olimpiade 1956 setelah Taiwan, calon lawan di babak kualifikasi, dianggap mengundurkan diri, karena terlambat menyerahkan daftar pemainnya. 

Bersama India, Bulgaria, Yugoslavia, dan Amerika Serikat, tim Merah Putih mendapat bye dan langsung lolos ke perempat final dengan lawan Uni Soviet.

Dalam laga melawan Uni Soviet itulah, konteks cerita kehebatan Ramang dikenang lewat artiket situs resmi FIFA tersebut.

Andi Ramang bertemu dengan kiper terbaik sepanjang masa, Lev Yashin. 

"Bek-bek uni Soviet yang bertubuh raksasa langsung terbangun saat Ramang, penyerang lubang bertubuh kecil, melewati dua dari mereka dan memaksa (kiper Lev) Yashin melakukan penyelamatan dengan tepisan," demikian tulis FIFA dalam artikelnya. 

Baca juga: 69 Hari Jelang Piala Dunia 2022: Cerita Unik Lev Yashin Kebobolan dan Dipeluk Lawan

"Dan meski tim Gavril Kachalin memegang kendali penguasaan bola setelahnya, mereka dibuat frustrasi oleh kegagalan mereka menjebol gawang tim underdog dan oleh skill Ramang dalam serangan balik." 

"Pemain berusia 32 tahun (Ramang) hampir saja membuat Indonesia unggul, yang bakal menjadi puncak kejutan, pada menit ke-84 andai saja tendangannya tidak ditahan pria yang dikenal luas sebagai kiper terhebat dalam sejarah sepak bola," lanjut FIFA.

"Jika Uni Soviet belum tahu siapa Ramang sebelum laga tersebut, mereka tentu saja memberi perhatian padanya menjelang laga ulangan."

"Begitu besar perhatian mereka (kepada Ramang) (pada laga ulangan itu) Kachalin memerintahkan (Igor) Netto, playmaker tim (Uni Soviet), agar tampil dengan peran lebih defensif untuk menetralisir dampak pemain Indonesia bernomor 11 (Ramang). (Taktik) itu ada hasilnya. Uni Soviet menang 4-0."

Penampilan epik Indonesia dalam laga pertama tersebut, yang dinyatakan dalam artikel FIFA itu sebagai "salah satu hasil-hasil paling mengejutkan dalam sejarah Olimpiade", tercipta berkat Ramang.

Baca juga: Shin Tae-yong Siap Mundur, Apa Saja Prestasinya di Timnas Indonesia?

Andi Ramang Haus Gol

Seperti ditulis FIFA, Ramang rutin mencetak gol sejak menjalani debut timnas pada 1952.

Dia mengemas 19 gol hanya dari enam laga, termasuk dua gol terkenalnya dengan gerakan salto, dalam lawatan ke Timur Jauh, setahun kemudian, ketika Indonesia hanya kalah dari Korea Selatan.

Ramang juga menceploskan gol, saat Indonesia menyingkirkan China pada kualifikasi Piala Dunia 1958 Swedia. Indonesia mundur dari laga berikutnya, setelah menolak bertanding melawan Israel dengan alasan politik.

Sebelum ajang tersebut, Indonesia menghajar India 4-1 dan tampil sebagai peringkat ketiga Asian Games 1958.

Di Turnamen Merdeka Games 1960, setelah kalah dari Korea Selatan pada laga pembuka, dengan inspirasi Ramang, Indonesia mengoleksi 20 gol dalam empat kemenangan beruntun, dan tampil sebagai pemenang ketiga.

Baca juga: Erling Haaland dan Cinta Terlarang kepada Kebab

Tahun 1959, Jerman Timur datang ke Jakarta untuk laga persahabatan.

Banyak orang menyangka, mereka bakal menang mudah atas Indonesia.

Namun, pada laga itu Ramang memecah kebuntuan, lewat gocekan mautnya dan berbuah gol kedua Endang Witarsa, hingga laga melawan Jerman Timur berakhir dengan skor 2-2.

"Itu salah satu peristiwa tak terhitung yang membuat suporter Indonesia dan PSM Makassar, klub tempat Ramang menghabiskan sebagian besar kariernya, tergetar oleh seorang laki-laki yang terpaksa bekerja dengan upah rendah dan hidup sangat miskin, hanya untuk memperturutkan kecintaannya pada olahraga yang digemarinya," tulis FIFA.

Patung Ramang

Ramang pernah mengantarkan PSM berjaya pada era perserikatan. Di level internasional, pemain yang berposisi sebagai striker itu pernah berpredikat sebagai mesin gol timnas Indonesia.

Baca juga: Erling Haaland Bukan Manusia

Kehebatan Ramang membuat banyak pihak mengabadikan Andi Ramang lewat patung yang diletakkan di Pantai Losari.

Sebelumnya, patung Andi Ramang pernah kokoh berdiri di Lapangan Karebosi, Makassar. Namun, prasasti tersebut terpaksa dirobohkan karena alasan pembangunan kota.

Keberadaan patung Ramang diharapkan menjadi motivasi tersendiri bagi para pemain PSM Makassar khususnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Man United Kalah dari Arsenal, Atap Old Trafford Bocor dan Muncul Air Terjun

Man United Kalah dari Arsenal, Atap Old Trafford Bocor dan Muncul Air Terjun

Liga Inggris
Klasemen Premier League Usai Kemenangan Arsenal Atas Man United

Klasemen Premier League Usai Kemenangan Arsenal Atas Man United

Liga Inggris
Hasil Man United Vs Arsenal 0-1, The Gunners Bawa Perebutan Gelar ke Pekan Terakhir

Hasil Man United Vs Arsenal 0-1, The Gunners Bawa Perebutan Gelar ke Pekan Terakhir

Liga Inggris
Babak Pertama Man United Vs Arsenal, Gol Trossard Jadi Pemisah

Babak Pertama Man United Vs Arsenal, Gol Trossard Jadi Pemisah

Liga Inggris
Line Up Big Match Premier League Man United Vs Arsenal

Line Up Big Match Premier League Man United Vs Arsenal

Liga Inggris
Ditabrak di Lintasan Spa-Francorchamps, Sean Gelael Kesal

Ditabrak di Lintasan Spa-Francorchamps, Sean Gelael Kesal

Sports
Link Live Streaming Man United Vs Arsenal, Kickoff 22.30 WIB

Link Live Streaming Man United Vs Arsenal, Kickoff 22.30 WIB

Liga Inggris
Klasemen MotoGP Usai GP Perancis 2024, Martin Ungguli Juara Dunia

Klasemen MotoGP Usai GP Perancis 2024, Martin Ungguli Juara Dunia

Motogp
PSSI Tak Ingin Menganaktirikan Sepak Bola Putri, Kompetisi Bergulir 2026

PSSI Tak Ingin Menganaktirikan Sepak Bola Putri, Kompetisi Bergulir 2026

Liga Indonesia
Hasil MotoGP Perancis 2024: Martin Pemenang, Marquez P2!

Hasil MotoGP Perancis 2024: Martin Pemenang, Marquez P2!

Motogp
Dewa United U17 Juara Tranmere Rovers Goes to Bandung 2024, Dua Pemain ke Inggris

Dewa United U17 Juara Tranmere Rovers Goes to Bandung 2024, Dua Pemain ke Inggris

Liga Indonesia
Link Live Streaming MotoGP Perancis 2024, Balapan Pukul 19.00 WIB

Link Live Streaming MotoGP Perancis 2024, Balapan Pukul 19.00 WIB

Motogp
Maarten Paes 'Kelas', Menangi Derbi bersama FC Dallas

Maarten Paes "Kelas", Menangi Derbi bersama FC Dallas

Liga Lain
Hasil Piala Asia U17 Putri 2024, Indonesia Akui Keunggulan Korea Utara 0-9

Hasil Piala Asia U17 Putri 2024, Indonesia Akui Keunggulan Korea Utara 0-9

Timnas Indonesia
Presiden Perancis Minta Real Madrid Izinkan Mbappe Main di Olimpiade

Presiden Perancis Minta Real Madrid Izinkan Mbappe Main di Olimpiade

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com