KOMPAS.com - Ketika kecil, Pele pernah berjanji pada ayahnya untuk menjuarai Piala Dunia. Janji itu, ditepatinya delapan tahun kemudian.
Kisah seorang anak laki-laki dengan nama Edson Arantes do Nascimento untuk menjuarai Piala Dunia bukanlah omong kosong belaka.
Ketika Pele baru berusia sembilan tahun, ia sudah membuat janji untuk ayahnya tercinta menjuarai Piala Dunia.
Semua bermula ketika Pele melihat ayahnya menangis setelah pertandingan yang kemudian dikenal sebagai Tragedi Maracana atau Maracanazo pada tahun 1950.
Saat itu, Brasil menjadi tuan rumah Piala Dunia edisi keempat. Sistem Piala Dunia kala tersebut berbeda dengan sekarang, dengan empat tim terbaik dari laga penyisihan dikumpulkan di satu grup baru.
Baca juga: 6 Tim yang Juara Piala Dunia di Negeri Sendiri
Empat tim itu nantinya akan bertanding melawan satu lama lain.
Brasil termasuk satu dari empat tim selain Uruguay, Swedia, dan Spanyol yang berjibaku pada fase final.
Bermain di hadapan publik sendiri, Brasil tampil perkasa. Mereka menghancurkan Swedia 7-1, lalu menggulung Spanyol 6-1.
Skuad arahan Flavio Costa itu hanya butuh hasil imbang melawan Uruguay pada pertandingan penentuan.
Sayang, pada laga puncak di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Brasil kalah 1-2 secara mengejutkan dari Uruguay.
#OnThisDay in 1950, @Uruguay won the #WorldCup by beating Brazil 2-1 at the Maracana pic.twitter.com/YlGs1o6tAE
— FIFA World Cup (@FIFAWorldCup) July 16, 2018
Hasil tersebut menjadi duka nasional untuk tuan rumah Brasil. Kesedihan tersebut juga dirasakan oleh ayah Pele yang menangis ketika melihat negaranya kalah dari Uruguay.
Pele kecil bahkan bercerita bahwa ia pertama kalinya melihat ayahnya menangis karena tragedi Maracanazo tersebut.
"Ini adalah pertama kalinya saya melihat ayah saya menangis, dan semua karena kekalahan itu," kata Pele kepada FIFA.com pada 2014 lalu.
"Saya ingat pernah berkata kepadanya: 'Jangan menangis, Papa. Saya akan memenangkan Piala Dunia untuk Anda'," tambahnya.
Baca juga: 89 Hari Jelang Piala Dunia 2022: Kisah Brasil dan Jersey Putih Terkutuk
Pele sendiri mengakui bahwa kata-kata yang keluar dari mulutnya itu hanya spontan dan untuk membangkitkan semangat ayahnya.