PARIS, KOMPAS.com - Biaya menjadi tuan rumah Olimpiade dan Paralimpiade Paris 2024 kemungkinan akan meningkat lebih jauh dari label harga saat ini sebesar 8,4 miliar dollar AS atau sekitar Rp 126 triliun, menurut Bloomberg.
Anggaran awal acara ini ditetapkan sebesar 6,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 103,5 triliun pada 2018.
Akan tetapi, pemerintah Perancis telah menaikkan jumlah anggaran itu menjadi 8,3 miliar euro atau sekitar Rp 125,662 triliun.
"Kenaikan mencakup fasilitas dan organisasi," kata pernyataan pemerintah Perancis.
Namun demikian, Bloomberg melaporkan biaya akhir kemungkinan akan meningkat lebih jauh.
Alasannya, Perancis meningkatkan keamanan Olimpiade dan menghadapi biaya konstruksi serta material lebih tinggi dari yang direncanakan.
Khususnya, rencana pemerintah memiliki sebanyak 11.000 agen polisi di lapangan per hari, dan hingga 25.000 agen keamanan.
Kebijakan ini untuk menghindari terulangnya kekacauan di final Liga Champions UEFA pada Mei 2022.
Kebijakan menambah anggaran acara ini dapat juga dipengaruhi oleh kenaikan inflasi.
Bloomberg mencatat bahwa Perancis saat ini berjuang dengan inflasi yang mencapai 6,5 persen, Juni 2022.
Bloomberg mengira ekonomi terbesar kedua di zona euro itu bernasib lebih baik daripada yang lain karena upaya presiden Emmanuel Macron mengurangi kenaikan biaya energi.
Baca juga: Anggaran Olimpiade Paris 2024 Berhadapan dengan Inflasi
Otoritas
Dalam upaya untuk mengatasi biaya yang meningkat, panitia lokal Paris 2024 dilaporkan akan meningkatkan sumber daya dari sponsor seperti Orange dan BNP Paribas.
Keterlibatan Orange akan melihat bagian perusahaan telekomunikasi global dengan 146 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,190 triliun, menurut Le Parisien.
Pemerintah mengharapkan bahwa otoritas negara bagian dan publik akan berkontribusi sekitar 1,73 miliar dollar AS atau sekitar Rp 25,95 triliun untuk biaya tersebut.