"Ya, sebulan minimal ada tiga kali," kata mahasiswi Universitas Pelita Harapan (UPH), Karawaci, Kota Tangerang ini.
Harapan adanya kompetisi itu, ujar Meiyi, berasal dari Asosiasi Bolabasket Seni Indonesia (ABSI).
Meiyi yang kini duduk di semester tiga Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntasi UPH itu juga menyebut bahwa perempuan atlet basket seni masih terbilang cukup langka.
"Di Indonesia ada tujuh atau delapan orang, tapi yang aktif cuma tiga orang," tutur Meiyi yang menggeluti basket seni sejak 2015-2016 itu.
Loyalitas
Pada kesempatan tersebut, melalui kerja sama dengan perusahaan perlengkapan olahraga League, Richard merilis sepatu khas (signature shoes) League Shift Insane.
Sepatu khusus untuk bermain olahraga basket itu berdesain high untuk melindungi mata kaki pemakainya.
Desainer League Shift Insane, Hilman Badar, pada kesempatan peluncuran tersebut, menerangkan ada alasan mengapa sepatu kolaborasi dengan League Lab berwarna biru.
"Warna biru melambangkan loyalitas dan kepercayaan diri," tutur Hilman Badar.
"Bang Richard juga menyukai warna biru," imbuh Hilman Badar.
Hilman Badar, menyebut pula bahwa persiapan dari desain hingga produksi sepatu League Shift Insane memerlukan waktu tiga bulan.
Hilman Badar menambahkan bahwa tulisan "Main Basket Itu Belajar" ada di bagian bawah sepatu.
Sementara itu, kutipan "Main Basket Itu Belajar" kata Richard, justru dirinya dapatkan saat bermain basket.
Menurut keyakinannya, tatkala bermain basket atau saat menjadi atlet basket seni, bagi Richard, adalah kesempatan untuk belajar menjadi rendah hati.
Sejatinya, League Shift Insane meluncur ke publik pada Juli 2020.