IBL memiliki alasan tersendiri untuk mengumumkan nama-nama pamain hingga ofisial tim yang positif Covid-19. Dikatakan Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah, hal ini dilakukan demi tranparansi.
"Kalau pertimbangannya (menyebutkan nama pemain yang Covid-19), kami berprinsip dengan pengalaman yang ada pada 2021, tranparansi menjadi penting," ujar Junas dalam jumpa pers virtual yang juga dihadiri Kompas.com, Minggu sore WIB.
Baca juga: Seri 2 IBL Tetap Berjalan di Tengah Badai Covid-19, Bagaimana dengan Kehadiran Penonton?
"Tranparansi itu apa? Maksudnya untuk lingkungan sekitar, kepada tim peserta juga kepada publik," ungkapnya.
"Covid-19 ini kan tak hanya terjadi di lingkungan olahraga, tapi di lingkungan nasional. Situasi ini terjadi di sekitar kita sehingga harus tahu apa yang terjadi di sekeliling kita," tuturnya.
Menurut Junas, penting untuk IBL menerapkan transparansi agar tidak membuat orang-orang di sekitar khawatir.
"Kemudian, siapa yang terpapar perlu kami sampaikan. Kalau tidak kami informasikan, kan itu menjadi pertanyaan, apalagi yang berada di dalam lingkungan bubble-nya," lanjut Junas.
Baca juga: IBL 2022, Tekad Forward Amartha Hangtuah Tatap Seri 2 di Bandung
"Ini harus dilakukan karena jika tidak akan menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran berlebihan. Karena kami juga harus menjaga, yang sehat harus tetap sehat baik secara psikis maupun mental," ucapnya.
"Itulah mengapa kami sampaikan dengan nama-nama pemainnya," tandas pria berusia 41 tahun itu.
Protokol kesehatan IBL berjalan dengan ketat. Di setiap seri, panita penyelenggara melakukan dua kali proses screening sebelum masuk ke gelembung turnamen.
Selain itu, satu kasus positif Covid-19 bahkan sampai membuat laga harus ditunda seperti yang menimpa Satria Muda.
Junas mengatakan, IBL bisa saja terus melanjutkan laga meski suatu tim yang berangkutan memiliki kasus Covid-19, seperti yang terjadi di Liga 1.
Baca juga: IBL 2022, Tekad Forward Amartha Hangtuah Tatap Seri 2 di Bandung
Akan tetapi, keputusan tersebut dapat diambil jika temuan kasus positif tidak memiliki potensi penyebaran.
"Jadi, kebijakannya jika ditemukan kasus baru, kami harus dilihat lebih dalam dan memberi penilaian. Kalau ada potensi penyebaran, kami akan tunda game-nya," tambah Junas.
"Tapi, kalau misalnya sudah dilakukan penilaian dan tes ketika di lingkungannya ada yang positif (tak berpotensi menyebarkan virus), yang dites negatif bisa bermain," ujarnya.
"Jadi, bukan mengubah kebijakan, tapi memang skenario itu ada. Seperti musim 2021, ada tujuh pemain positif. Kami isolasi, karantina, dan pemain lain masih bisa bermain setelahnya," tandasnya.
Seri kedua IBL 2022 akan tetap dilanjutkan sesuai jadwal dan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Jika ada pemain atau ofisial yang melanggar, akan ada sanksi ringan, sedang, hingga berat yang akan diberikan sebagaimana aturan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.