Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, Perancis Punya Sikap Sendiri

PARIS, KOMPAS.com - Sudah tiga negara yang memilih boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022.

Ketiga negara itu adalah AS, Inggris, dan Australia.

Kendati demikian, pilihan pada boikot diplomatik itu tidak bagi Perancis.

Baca juga: Komite Olimpiade Australia Lakukan 3 Hal di Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022

"Kami memilih tidak melakukan boikot diplomatik," ucap Menteri Pendidikan dan Olahraga Perancis Jean-Michel Blanquer, Kamis (9/12/2021).

AP PHOTO/MARK SCHIEFELBEIN Para peserta mengenakan masker duduk di dekat logo estafet obor Olimpiade untuk Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 di Universitas Pos dan Komunikasi Beijing, Kamis (9/12/2021).

"Kami berhati-hati mengenai jaringan antara olahraga dan politik," ujar Blanquer.

Menurut Blanquer, olahraga adalah bagian dunia yang harus dilindungi dari politik.

"Kalau tidak, olahraga akan kehilangan kontrolnya dan membunuh semua kompetisi," ucap Jean-Michel Blanquer.

VOA INDONESIA Pengunjung mengambil foto patung figure skater dengan cincin Olimpiade di sebuah taman dekat markas besar Komite Penyelenggara Olimpiade Beijing (BOCOG) di Beijing, Kamis, 18 November 2021.

Blanquer melanjutkan bahwa Perancis memang mengecam perbuatan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang diduga kuat dilakukan oleh China.

Blanquer mengatakan bahwa dirinya memang tidak bertolak ke China sebagai bentuk sikap protes.

GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Lonjakan kasus Covid-19 di China menimbulkan keraguan terhadap pemerintah China dalam mempertahankan kasus nol Covid menjelang Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022.

Tapi, Menteri Junior Pendidikan dan Olahraga Perancis Roxana Maracineanu tetap akan ke Beijing.

"Roxana Maracineanu menjadi wakil pemerintah Perancis," ucap Blanquer.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian mengatakan masih mencari sikap Uni Eropa berkenaan dengan pilihan boikot diplomatik.

AFP PHOTO/NOEL CELIS Orang-orang mengantre untuk tes Covid-19 di sebuah rumah sakit di Beijing, China, pada 2 Agustus 2021, akibat lonjakan kasus virus corona dalam beberapa bulan terakhir.