KOMPAS.com - Bagi masyarakat Tanah Air yang turut menjadi saksi timnas Piala AFF 2010, tentu tak bakal asing dengan nama pelatih Alfred Riedl.
Nama Alfred Riedl sulit untuk dilupakan dari peredaran dunia sepak bola Indonesia karena jejak prestasinya.
Meski belum pernah memberikan gelar, tetapi Alfred Riedl mampu membuat suporter Tanah Air cinta kepada timnas Indonesia.
Kini, Alfred Riedl telah tiada. Dia meninggal dunia pada 8 September 2020 di usianya 70 tahun karena penyakit jantung.
Baca juga: Jadwal Laga Perdana Timnas Indonesia di Piala AFF 2020
Pelatih asal Austria itu menangani skuad Garuda di Piala AFF tahun 2010, 2014, dan 2016.
Gelar juara memang tak pernah dia raih. Namun, Riedl menjadi satu-satunya pelatih yang mampu mengantarkan timnas ke babak final dua kali, yakni pada Piala AFF 2010 dan 2016.
Momen paling menghebohkan sekaligus menyesakkan timnas Indonesia di bawah Alfred Riedl tercipta pada ajang Piala AFF 2010.
Kala itu, pemain maupun suporter Garuda gegap gempita. Untuk kali pertama timnas Indonesia memakai jasa naturalisasi, yaitu Cristian Gonzales.
Baca juga: Tiket Piala AFF 2020 Lebih Murah, namun...
Selain itu, hadirnya Irfan Bachdim di timnas Indonesia juga memberikan warna baru tentang pemain keturunan.
Mantan bek timnas Indonesia di Piala AFF 2010, Hamka Hamzah, menuturkan betapa akurnya skuad karena tidak memandang dari latar belakang.
"Saya nggak mau melihat di sana (kubu) orang Jawa, di sana Sulawesi, di sana Papua. Terus, kita bikin perubahan di timnas Piala AFF 2010."
"Makanya suasana 2010 itu, alhamdulillah sampai sekarang masih terjaga. Nggak ada blok-blokan. Nggak ada (senior-junior), sama semua," ungkapnya.
Baca juga: Mau Nonton Langsung Piala AFF 2020, Jangan Bawa Drum!
Dari segi permainan, suporter merasa tersihir oleh skema yang dibuat Alfred Riedl. Permainan cepat dan finishing yang akurat.
Pada Piala AFF 2016, Alfred Riedl mendapat kabar kurang mengenakkan dari keluarganya di Austria.