JAYAPURA, KOMPAS.com - Ada terobosan baru dengan pengaplikasian pindaian wajah untuk peserta PON XX Papua 2021. Terobosan ini diklaim menjadi yang pertama dilakukan di event olahraga nasional.
“Pada dasarnya, scan (pindaian) wajah ini sama seperti kalau kita biasa di kantor atau mau masuk proyek. Kita kan harus validasi orang yang masuk maupun keluar ke dalam kantor dan siapa saja yang bergerak dalam area itu,” ujar Konsultan TIK PB PON XX 2021, Ikhlas Bahar, kepada Kompas.com saat dihubungi dari Jayapura.
"Nah, kalau di olahraga ini baru pertama."
Metode validasi ini pertama kali diterapkan dalam event olahraga multi nasional Olimpiade Tokyo 2020.
Namun, jauh sebelum Olimpiade, gagasan untuk menggunakan scan wajah sebagai validasi sudah ada untuk PON XX Papua 2021.
Baca juga: PON XX Papua 2021 - Tim Paralayang Jatim Torehkan Start Bagus
Ada beberapa alasan mengapa pindaian wajah dipilih menjadi metode ini. Pertama adalah karena efektivitas proses validasi data.
Sebab, pendataan melibatkan jumlah orang yang sangat masif dan berkesinambungan sehingga sulit jika kemudian dilakukan secara tradisional.
“Kalau jumlahnya sedikit mungkin bisa digantikan dengan beberapa cara, termasuk cara-cara konvensional. Namun, kalau sudah banyak terkadang kami juga kesulitan untuk memvalidasi,” ujarnya.
Kedua adalah alasan akurasi. Scan wajah dinilai menjadi metode yang memiliki risiko paling kecil untuk dimanipulasi.
Pengenalan wajah tersebut kemudian disinkronkan dengan data identitas dasar kependudukan sehingga dengan memindai data saja semua data akan keluar kemudian.
“Peraturan PON itu tidak ada E-KTP, biometrik dan demografi, kami bandingkan dari wajah. Prinsipnya sama nama dan wajah,” ungkapnya.
Kemudian muncul pertanyaan mengapa tidak menggunakan sidik jari sebagai metode validasi?
Ikhlas mengatakan, sidik jari memang selama ini menjadi identitas unik yang umum digunakan.
Namun, mengingat situasi pandemi pihaknya harus meminimalisasi kontak fisik sehingga scan wajah dipilih sebagai metode terbaik dengan situasi dan kondisi saat ini.
“Masa pandemi saat ini kan tidak boleh bersentuhan. Sementara fingerprint kan harus bersentuhan, kalau wajah tidak perlu,” ujar Ikhlas Akbar lagi.
Baca juga: Junior dan Senior di Tenis PON XX Papua 2021, Ini 2 di Antara Mereka