Berikut KOMPAS.com merangkum tiga dosa Josep Maria Bartomeu yang berujung pada hengkangnya Lionel Messi dari Barcelona.
Baca juga: Mengenang Starting XI Barcelona Saat Messi Debut, Awal dari Sejarah Besar
Mengutip BeSoccer, Barcelona telah mendatangkan total 34 pemain semasa rezim Bartomeu. Dana yang dikeluarkan kubu Camp Nou untuk memboyong pemain-pemain itu mencapai lebih dari 1 miliar euro.
Adapun, lima pembelian termahal Barca di bawah kepemimpinan Bartomeu adalah Philippe Coutinho (145 juta euro), Ousmane Dembele (130), Antoine Griezmann (120), Frenkie de Jong (75), dan Mirale Pjanic (60).
Tak hanya royal dalam urusan transfer pemain, Barcelona juga tak segan memberikan gaji tinggi.
Sebagai contoh, gaji Griezmann per tahun mencapai 45,8 juta euro dan membuatnya menjadi pemain bergaji tertinggi setelah Messi (70,7 juta euro/tahun).
Situasi menjadi buruk ketika pandemi Covid-19 menerpa. Barcelona yang punya beban gaji tinggi pun kehilangan pemasukan dengan nominal yang sangat besar.
Menurut laporan Mundo Deportivo pada Januari lalu, Barcelona sebenarnya bisa meraup keuntungan hingga 990 juta euro pada musim 2018-2019.
Namun, pada musim lalu, keuntungan Barca turun 14 persen menjadi 855 juta euro. Hal ini membuat mereka mengalami defisit lantaran pengeluaran lebih besar dari pemasukan yaitu di angka 955 juta euro.
Presiden Barcelona saat ini, Joan Laporta pun mengakui bahwa manajemen buruk era sebelumnya telah membuat mereka berada dalam bencana.
Baca juga: Lionel Messi, Keajaiban yang Menginspirasi Bocah-bocah Argentina
"Angka (keuangan) klub mengkhawatirkan. Kami telah mewarisi situasi bencana dan tagihan gaji 110 persen dari total pendapatan," kata Laporta, dikutip Marca, Jumat (6/8/2021).
"Manajemen klub sangat buruk. Kami tidak memiliki margin untuk bermanuver dengan gaji. Kami harus mematuhi Financial Fair Play. Kami tahu peraturan itu dan kami tidak memiliki margin."
"Angka-angkanya lebih buruk dari apa yang telah diberitahukan kepada kami dan apa yang telah kami prediksi berdasarkan angka resmi," tutur Laporta.
Mengutip BolaSport.com, Bartomeu diduga telah menyewa sebuah perusahaan public relation, I3 Ventures, untuk menjadi buzzer pribadinya.
Perusahaan tersebut disewa untuk menaikkan citra Bartomeu dan menjatuhkan lawan politik serta para pemain yang menentang kebijakannya.
Kabarnya, Bartomeu membayar perusahaan tersebut menggunakan uang Barcelona.