Sebelum laga final dimainkan, sejarah mencatat bahwa putri-putri China sudah lima kali merebut medali emas dari nomor ganda putri sejak olahraga tepok bulu ini resmi dipertandingkan pada Olimpiade Barcelona 1992.
Bagi Indonesia, laga final di Tokyo merupakan babak baru dalam sejarah karena baru kali ini sebuah medali berhasil disumbangkan atlet putri dari nomor ganda putri.
Tanpa mengecilkan peran heroik seorang Apriani Rahayu, bagi saya pribadi sosok Greysia Polii adalah daya tarik tersendiri.
Olimpiade Tokyo 2020 merupakan kesempatan ketiga bagi Greysia Polii di ajang empat tahunan tersebuit.
Baca juga: Lewat Video Call, Presiden Jokowi Undang Greysia/Apriyani ke Istana
Sebelumnya ia juga bermain pada Olimpiade London 2012 dan Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Kita juga sudah tahu hasil akhir seorang Greysia Polii pada dua Olimpiade yang diikuti sebelumnya.
Bersama Nitya Krishinda Maheswari, pemain berdarah Minahasa tersebut memang berhasil meraih medali emas Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan.
Namun di Rio 2016, asa untuk merebut sekeping medali pupus usai ia disingkirkan Tang Yuanting/Yu Yang (China) pada perempat final.
Pada Olimpiade London 2012, sebuah kisah kelam dialami Greysia Polii bersama Meiliana Jauhari.
Mereka didiskualifikasi dari turnamen.
Kegagalan demi kegagalan serta situasi yang tidak baik sempat membuat Lionel Messi dan Greysia Polii sempat menyatakan untuk mundur dari tim nasional maupun pelatnas.
Alias, keduanya sempat beberapa kali berpikir keras untuk pensiun.
Keinginan yang menurut saya sebuah kewajaran demi menjaga kesehatan mental untuk melanjutkan perjalanan hidup yang masih panjang.
Akan tetapi, keinginan kedua atlet berbeda cabang olahraga untuk pensiun lebih awal belum lagi terlaksana.
Baca juga: Perjalanan Greysia Polii/Apriyani Rahayu Raih Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020
Tentu hasrat untuk menjadi juara tetap menjadi tujuan saat Lionel Messi maupun Greysia Polii turun bertanding di tiap gelanggang yang mereka jalani.
Mungkin dengan siapa dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut merupakan proses hidup baru yang harus dijalani dengan semangat tinggi, kerja keras, ketekunan, kesabaran, dan sikap tak mudah menyerah.
Minggu, 11 Juli 2021, pagi WIB, memang bukan nama Lionel Messi yang tercatat di papan skor.
Gol tunggal alias gol kemenangan Argentina atas Brasil pada laga final Copa America 2021 dicetak seorang Angel di Maria.
Akan tetapi kita semua paham, sorotan tetap pada sosok sang kapten Argentina, Lionel Messi!
Lionel Messi tak hanya sukses membawa Argentina kembali menjadi kampiun di Amerika Selatan sejak terakhir mereka menjadi juara pada tahun 1993.