Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Korban Sabotase Olimpiade Tokyo, Petinju Perancis Duduk di Ring

Kompas.com - 01/08/2021, 23:59 WIB
Sem Bagaskara

Penulis

KOMPAS.com - Petinju asal Perancis, Mourad Aliev, merasa jadi korban sabotase di Olimpiade Tokyo. Ia melakukan protes dengan duduk di tepi ring selama 30 menit.

Mourad Aliev terkena diskualifikasi kala berhadapan dengan wakil Britania Raya, Frazer Clarke, pada perempat final tinju kelas berat super Olimpiade Tokyo 2020 di Kokugikan Arena, Minggu (1/8/2021).

Keputusan diskualifikasi untuk Mourad Aliev lahir karena sang petinju asal Perancis dianggap terlalu berlebihan menggunakan kepalanya.

Wasit Andy Mustacchio menjatuhkan diskualifikasi untuk Mourad Aliev saat ronde kedua tinggal menyisakan empat detik.

Baca juga: Rekap Badminton Olimpiade Tokyo Hari Ini: China Raih Emas, Indonesia Bidik Perunggu

Mourad Aliev dianggap sengaja menanduk Frazer Clarke dengan kepalanya.

Keputusan tersebut tak diterima dengan lapang dada oleh Mourad Aliev. Ia berang.

Petinju 26 tahun itu berteriak, menendang pelindung giginya, dan kedapatan mengguncangkan kamera televisi.

Protes Mourad Aliev berlanjut. Ia tak mau beranjak dari arena laga. Ia terus kembali ke tempat yang sama meski diminta pergi. 

Mourad Aliev tampak duduk di tepi ring selama lebih kurang setengah jam!

“Saya duduk sebagai protes atas ketidakadilan untuk saya,” kata Aliev seperti dikutip BBC.

“Saya bersiap untuk laga ini selama empat tahun. Saya benar-benar ingin melawan ketidakadilan.”

Baca juga: Klasemen Medali Olimpiade Tokyo: China Konsisten di Puncak, Indonesia...

“Jadi, itulah cara saya untuk menunjukkan sikap tidak setuju kepada keputusan.”

Tuduhan lebih serius bahkan diungkapkan oleh petinju Perancis kelahiran Moscow, Rusia, tersebut.

“Saya berhenti tanpa satu pun peringatan (dari wasit) dan mereka langsung memberi tahu saya “Kamu kalah’ seperti itu. Jadi, saya pikir ini adalah tindak sabotase,” tutur Aliev.

Di lain sisi, Frazer Clarke yang mengalami luka sobek di atas matanya, enggan berkomentar terlalu jauh soal aksi tandukan sang rival.

“Hal terakhir yang saya ingin dia lakukan adalah merusak reputasinya sendiri atau bersikap kasar kepada wasit dan ofisial, sebab mereka hanya melakukan tugas,” kata Frazer Clarke.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com