Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KOI Tak Akan Berangkatkan Atlet Positif Covid-19 ke Olimpiade Tokyo

Kompas.com - 03/07/2021, 14:00 WIB
Farahdilla Puspa,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari, memberikan pernyataan tegas tak akan memberangkatkan atlet yang lolos Olimpiade apabila sang atelet tersebut positif Covid-19.

Raja Sapta Oktohari memberi ultimatum keras kepada federasi olahraga yang berpartisipasi di Olimpiade untuk memantau ketat aktivitas atlet, pelatih, dan ofisial yang akan berangkat ke Tokyo.

Pria yang akrab disapa Okto itu mengatakan, pengawasan ketat perlu dilakukan mengingat pesta olahraga terkakbar di dunia itu akan bergulir tiga pekan lagi.

"Ancaman Covid-19 nyata. Lihat sekitar kita, saudara dan kerabat banyak yang terinfeksi dan meninggal. Olimpiade tinggal tiga pekan lagi dan NOC Indonesia (KOI) memberi ultimatum keras bahwa semua yang terlibat di Olimpiade harus dipantau intensif. Jangan sampai ada yang terpapar Covid-19 dan batal berangkat," kata Okto dalam rilis yang diterima Kompas.com.

Baca juga: Menuju Olimpiade Tokyo, Anthony Ginting Bongkar Memori Asian Games 2018

Panitia penyelenggara Olimpiade (TOCOG) memberi aturan ketat untuk seluruh kontingen yang datang ke Tokyo, termasuk atlet yang mengikuti training camp.

Regulasi karantina yang diterapkan dibagi berdasarkan tingkat kasus Covid-19 di negara peserta. Mulai awal Juli, Indonesia masuk Grup II bersama Bangladesh, Mesir, Malaysia, Uganda, dan Inggris.

"Itu info non resmi karena kami belum menerima surat resmi TOCOG. Namun, yang perlu menjadi catatan adalah klasifikasi regulasi karantina itu fluktuatif sehingga kami berharap PPKM Darurat Jakarta-Bali yang diterapkan pemerintah bisa membuat kasus turun dan Indonesia tak lagi berada di Grup II seperti Vietnam," kata Sekretaris Jenderal KOI, Ferry J Kono.

Aturan karantina yang berlaku di Grup II adalah atlet dan ofisial wajib tes selama tiga hari beruntun sebelum berangkat ke Jepang.

Saat tiba, kontingen diwajibkan membatasi kontak fisik dengan delegasi dari negara lain. Ini juga berlaku untuk tim yang datang lebih dulu untuk aklimatisasi.

Sementara, saat penyelenggaraan, semua yang terlibat akan dilakukan tes saliva selama tiga hari pertama sejak kedatangan di Jepang.

Setelahnya, TOCOG juga memberlakukan tes rutin dengan durasi yang ditentukan sesuai perannya masing-masing.

Ferry J Kono menjelaskan bahwa saat ini belum ada perubahan terkait jadwal keberangkatan kontingen Indonesia ke Tokyo.

Keberangkatan delegasi Indonesia terbagi menjadi lima, yakni tim bulu tangkis terbang pertama pada 8 Juli 2021 untuk melakukan training camp di Kumamoto dan yang kedua adalah tim advance pada 15 Juli.

Ketiga adalah cabang olahraga panahan, menembak, dayung, selancar, angkat besi, dan renang berangkat pada tanggal 17 Juli.

Sementara itu, Presiden NOC Indonesia, Chief de Mission (CdM), dan tim akan berangkat pada 20 Juli. Adapun kloter terakhir adalah cabor atletik yang terbang ke Tokyo pada 24 Juli.

Baca juga: Indonesia Kirim 28 Atlet ke Olimpiade Tokyo 2020, Ini Daftarnya...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com