KOMPAS.com - Keikutsertaan dalam Piala Eropa atau Euro 2020 merupakan kali keenam bagi timnas Belgia bersaing di ajang kejuaraan sepak bola antarnegara Eropa itu.
Timnas Belgia tergabung dalam penyisihan Grup B Euro 2020 bersama Denmark, Finlandia, dan Rusia.
Tergabung dalam Grup B, timnas Belgia datang dengan kekuatan terbaiknya.
Timnas Belgia datang ke Piala Eropa 2020 dalam periode generasi emas dengan bakat-bakat besar yakni Eden Hazard, Kevin De Bruyne, Romelu Lukaku, dan Thibaut Courtois.
Baca juga: Daftar Julukan-julukan Peserta Euro 2020
Dikutip dari BBC, sebelum generasi emas saat ini, Belgia punya generasi emas pada era 1980-an.
Era generasi emas Belgia kala itu dihuni pemain seperti Jean-Marier Pfaff, Eric Gerets, Rene Vandereycken, Jan Caulemans, dan Enzo Scifo.
Kehadiran pemain-pemain tersebut berhasil membawa Belgia menjadi runner-up di Piala Eropa 1980 dan peringkat empat Piala Dunia 1986.
Lalu bagaimana dengan munculnya generasi emas Belgia saat ini?
Generasi emas timnas Belgia saat ini muncul berkat tangan dingin mantan Direktur Teknik Asosiasi Sepak Bola Belgia, Michael Sablon.
Saat Michael Sablon menjabat sebagai Direktur Teknik Asosiasi Sepak Bola Belgia pada 2006, ia melakukan perombakan besar untuk sepak bola Belgia melalui tiga langkah.
Langkah pertama, Sablon melakukan penelitian ke sejumlah fasilitas pelatihan di negara-negara top sepak bola seperti Perancis, Belanda, dan Jerman.
Baca juga: Kisah Euro 1968, Undian Koin di Balik Kejayaan Italia
Ia melakukan penelitian ke negara-negara tersebut untuk mencari tahu sistem seperti apa yang mereka gunakan.
Sepulangnya dari sana, Sablon langsung melakukan perombakan besar sepak bola di Belgia dengan cara mendorong semua akademi klub profesional bermain dengan menggunakan formasi 4-3-3 yang fleksibel.
Langkah kedua, Sablon mengarahkan pada semua tim akademi muda, termasuk timnas Belgia kelompok umur, untuk tidak perlu berfokus pada kemenangan saat bermain.
Sebab, dalam penelitian 1.500 pertandingan usia muda, Sablon mengatakan bahwa hampir semua pertandingan usia muda hanya berfokus pada kemenangan dan hal itu tentu saja akan berakibat buruk pada pengembangan pemain muda.