KOMPAS.com - Cedera merupakan salah satu ancaman yang "dekat" dengan kehidupan seorang atlet.
Dalam menjalani profesinya, seorang atlet, selain berkompetisi menjadi yang terbaik, juga menghadapi tantangan risiko mengalami cedera.
Untuk itulah, penting bagi atlet, ataupun yang berkecimpung di dunia olahraga, untuk memahami pencegahan, pemulihan, dan rehabilitasi cedera.
Salah satunya berkaitan dengan nutrisi atau asupan makanan, sebagaimana disampaikan oleh ahli gizi, Emilia Achmadi.
Baca juga: LaLiga Invisible Training: Pentingnya Nutrisi bagi Klub Liga Spanyol
"Nutrisi merupakan aspek penting bagi kesehatan dan kinerja atlet secara umum. Pengetahuan tentang sumber energi dasar dapat memberikan informasi penting terkait kebutuhan atlet dalam mengantisipasi cedera dan bagi mereka yang mengalaminya," ucap Emilia dikutip dari Kachimeshi-Indonesia, Selasa (1/6/2021).
"Pendekatan nutrisi telah dianggap sebagai salah satu cara terbaik dalam pencegahan cedera, pemulihan, dan rehabilitasi. Di luar konsekuensi biaya, cedera juga mengakibatkan beban mental dan fisik yang berat bagi atlet, baik diakui oleh mereka atau tidak," tuturnya.
Menurut Emilia, atlet yang mengalami cedera berat sehingga memerlukan pembedahan harus mendapatkan nutrisi khusus sebagai dampak alami atas respons fisiologis dalam penyembuhan luka.
"Pada dasarnya, tujuan rehabilitasi nutrisi adalah menyediakan kalori dan protein yang cukup untuk membantu penyembuhan luka dan mencegah hilangnya massa tubuh tanpa lemak (lean body mass/LBM)," tutur Emilia, yang turut membantu menjaga kebugaran perenang andalan Indonesia, I Gede Siman Sudartawa.
"Bahkan, atlet dengan cedera yang lebih ringan, semisal kram otot, atau cedera pergelangan kaki, juga memerlukan perhatian nutrisi khusus," katanya.
Baca juga: Perenang Siman Sudartawa Terus Bersiap Hadapi Tahun Krusial 2021
Cedera menuntut atlet untuk beristirahat dari segala kegiatannya di jangka pendek ataupun jangka panjang.
Asupan nutrisi dapat meningkatkan pemulihan dan penyembuhan secara optimal sehingga sangat penting untuk menggabungkan strategi nutrisi dalam tahap penyembuhan.
"Respons fisiologis terhadap luka, imobilisasi (pembatasan gerak tubuh), dan cedera traumatis dapat ditingkatkan dengan mengoptimalkan komposisi makronutrien (karbohidrat, protein, lemak), kalori konsumsi, dan pengelolaan nutrisi serta penggunaan suplemen makanan tertentu bila diperlukan," tutur Emilia.
Baca juga: Fisioterapis Siapkan Program bagi Pemain PS Sleman yang Punya Cedera Berulang
"Proses ini termasuk juga proses identifikasi kebutuhan kalori untuk memastikan kebutuhan energi terpenuhi. Asupan protein yang lebih tinggi, dengan perhatian khusus pada konsumsi hariannya, akan membantu meminimalisasi hilangnya fungsi otot dan kekuatan tubuh selama imobilisasi," katanya.
"Pelatih, fisioterapis, dan ahli kesehatan professional lainnya harus memberikan rekomendasi nutrisi dasar selama rehabilitasi, berdiskusi tentang waktu makan yang dapat memaksimalkan proses terapi, dan merujuk pasien ke ahli diet profesional," ucapnya.
Karena memainkan peran penting dalam pemulihan dan rehabilitasi cedera, intervensi nutrisi harus menjadi komponen perawatan standar setelah cedera.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.