"Sementara, tim engineering bisa mengulik mobil untuk memperbaiki kinerjanya,” kata Sean menjelaskan.
Keunikan balapan di Monako memang menjadi sebuah tantangan menarik bagi tim dan pebalap.
Hal lain yang membedakan GP Monaco dengan balapan seri lainnya adalah jarak tempuh yang wajib diselesaikan pebalap.
Balapan F1 setidaknya harus menempuh jarak minimal 305 kilometer.
Akan tetapi, di Monako, pebalap hanya menyelesaikan 78 putaran yang jarak tempuhnya kalau diukur hanya 260 kilometer.
Keunikan lainnya, area pit stop di GP Monaco secara dramatis juga lebih kecil dan sempit. Persyaratan keselamatannya di bawah sirkuit modern.
Sirkuit jalan raya yang sempit juga menuntut pabalap untuk selalu presisi karena sisi kanan dan kiri jalur balapan mereka hanya ada pagar pembatas dan tidak ada ruang rumput atau pasir.
Baca juga: 1 Mei 1994, Tragedi Kecelakaan Tragis di Ajang Balap F1
Pada balapan di Monako, jarak ban dengan pembatas hanya berjarak dalam hitungan sentimeter.
Sedikit lengah, kecelakaan tak akan terhindarkan. Data dari penyelenggara Formula 1, kemungkinan mobil pengaman (safety car) terlibat pada balapan Monaco hamper 60 persen.
Sempitnya lintasan balap akan menyulitkan para pebalap untuk saling menyusul.
Tidak seperti di sirkuit lainnya, pebalap cuma bisa menggeber mobil dengan kecepatan maksimal 290 kilometer per jam.
Hasil kualifikasi akan banyak menentukan akhir balapan. Pebalap yang start di barisan depan, peluang menangnya jauh lebih besar.
Meski kadang, keberuntungan juga masih ada bagi pebalap di barisan tengah dan belakang.
Data F1 menunjukkan, 30 kemenangan dicatat pebalap yang start dari posisi pertama, 15 kemenangan dari start posisi kedua dan 21 kemenangan didapat pebalap yang start dari posisi tiga ke belakang.
Sejarah balapan F1 di Monaco, setidaknya mencatat enam pebalap yang sukses mendapatkan podium.