Berikutnya, Vortenlandsche Voetbal Bond (VVB) Solo Soekarno, Madioensche Voetbal Bond (MVB), Kartodarmoedjo, Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM) E.A Mangindaan (saat itu masih menjadi siswa HKS/Sekolah Guru, juga Kapten Kes.IVBM) Soerabajashe Indonesische Voetbal Bond (SIVB) diwakili Pamoedji.
Baca juga: Istilah-istilah dalam Sepak Bola
Dari pertemuan bond (perkumpulan sepak bola zaman penjajahan) itu maka, lahirlah Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia (PSSI).
Nama PSSI lalu diubah dalam Kongres PSSI di Solo pada tahun 1930 menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia.
Pada Kongres pertama itu sekaligus menetapkan Soeratin Sosrosoegondo sebagai Ketua Umum PSSI.
Keberadaan PSSI ini menjadi "penyeimbang" atas eksistensi pesepak bola Belanda yang tergabung dalam Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) atau Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) dan pesepak bola Tionghoa bersama Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB).
Berdirinya PSSI juga sebagai bentuk nyata tekad pemuda Indonesia berorganisasi setelah munculnya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.
Baca juga: Passing dalam Sepak Bola: Pengertian dan Teknik-tekniknya
Tiga Bond Berbeda
Sepak bola memang sudah menjadi olahraga populer di Indonesia sejak masa penjajahan.
Pertandingan-pertandingan acap digelar demi memeriahkan pasar malam. Banyaknya pertandingan itu membuat berbagai bond (perkumpulan) sepak bola. Dari bond itulah lahir NIVB yang kemudian berubah menjadi NIVU.
NIVU adalah representasi pemerintah Belanda. Pada tahun 1930-an, di Indonesia ada tiga organisasi sepak bola berdasarkan suku bangsa, yaitu NIVU (Belanda), Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB) milik bangsa Tionghoa, dan Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia (PSSI) milik masyarakat Indonesia.
Pada masa inilah perlawanan terhadap penjajah Belanda subur berkembang. Termasuk dalam dunia sepak bola.
Baca juga: Teknik Sepak Bola, Cara Menendang Bola dengan Kaki Bagian Dalam
PSSI lahir dari inisiatif sejumlah bond lokal asli Indonesia yang ingin memiliki organisasi sepak bola Indonesia tanpa campur tangan Belanda. Lebih jauh lagi, PSSI punya misi menumbuhkan benih-benih nasionalisme untuk melawan penjajah Belanda yang seringkali direpresentasikan dengan NIVU.
Konflik sempat terjadi ketika NIVU menjegal langkah PSSI untuk mengikuti Piala Dunia 1938.
PSSI, yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, ingin pemain PSSI yang dikirim ke Perancis. Namun, akhirnya tim NIVU yang berangkat tanpa diperkuat satu pun pemain PSSI.
Hal tersebut tak menyurutkan semangat Soeratin dan para pendiri PSSI lain dalam menjadikan organisasi mereka sebagai salah satu pilar persatuan dan perjuangan bangsa melawan kolonialisme.
Selain itu, Soeratin juga tidak menghendaki bendera yang dipakai adalah bendera NIVU (Belanda). Dalam kongres PSSI 1938 di Solo, Soeratin membatalkan secara sepihak Perjanjian dengan NIVU tersebut.
Soeratin mengakhiri tugasnya di PSSI sejak tahun 1942, setelah sempat menjadi ketua kehormatan antara tahun 1940-1941, dan terpilih kembali di tahun 1942.
Baca juga: Teknik Sepak Bola, Cara Menendang Bola dengan Kaki Bagian Dalam