JAKARTA, KOMPAS.com - Cedera berolahraga, termasuk di sepak bola semakin beragam.
"Ada cedera ankle sprain (cedera di pergelangan kaki) hingga ligamen lutut," kata fisioterapis timnas sepak bola U-19 Indonesia, Asep Azis.
Ia menerangkan, di masa sekarang, cedera berolahraga juga merambah ke orang-orang yang menyukai gaya hidup berolahraga dalam keseharian mereka.
Beberapa keluhan yang muncul antara lain frozen shoulder (nyeri atau kaku pada sendi bahu), lower back pain (nyeri di tulang belakang bagian bawah), dan tension headache (nyeri ringan sampai sedang seperti lilitan ketat di sekitar kepala)," kata Asep, pria kelahiran Banjar, Jawa Barat ini.
Baca juga: Pulihkan Cedera, Bagus Kahfi Dibantu Fisioterapis Ternama Inggris Eks Arsenal
"Ada juga cedera pengapuran lutut yang biasanya berkaitan dengan usia," tutur fisioterapis yang pernah menangani pesepak bola nasional antara lain Evan Dimas, Andik Vermansyah, dan Otavio Dutra.
Saat ini, kata Asep Azis, dirinya tengah mengembangkan lebih besar lagi bisnis di bidang fisioterapi.
Asep, lulusan Fakultas Fisioterapi Universitas Indonusa Esa Unggul pada 2008 ini mendirikan Physiopreneur Sport Physiotherapy pada 2012.
Namun, akunya, usaha ini baru dikelolanya secara profesional di bawah bendera PT Indo Sehat Fisioterapi di Jakarta pada 2016.
"Saya suka olahraga dan usaha ini memang sesuai dengan pendidikan kuliah," tutur mantan Project Manager Asian Games Medical Support pada 2018 silam.
Baca juga: Penjelasan Fisioterapis Garuda Select soal Cedera Bagus Kahfi
Pengalaman menunjukkan, Asep sempat melihat banyak orang masih bingung bagaimana memulihkan cedera dan salah penanganan cedera.
"Mereka banyak yang berkonsultasi ke saya," ujar Asep.
Lantaran itulah, Asep kemudian rutin berbagi pengetahuan mengenai cedera olahraga, fisioterapi, dan tips kesehatan lainnya di media sosial.
"Untuk memberikan manfaat bagi lebih banyak kepada orang selain atlet, saya membuka Physiopreneur Sport Physiotherapy pertama kali di Kota Malang," ujarnya.
Di Kota Malang, Asep membuka bisnis bersama kawan kuliahnya.
"Usaha berkembang ke Surabaya, Jakarta, Bandung, dan Makassar," imbuhnya.
Pada 2020, kemudian, Asep membuka layanan sport science dan body perfromance bernama KINETICX di Surabaya.
Ia menjelaskan, layanan utamanya adalah edukasi kepada pasien mengenai pengukuran gerakan, kekuatan otot, power (kekuatan) dan lain lain secara objektif dibantu dengan teknologi, sehingga datanya bisa digunakan untuk program rehabilitasi maupun program improvement performance.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.