Penampilan Argentina setelah itu pun tak stabil. Mereka berhasil menang 1-0 atas Kolombia tetapi menyerah 0-2 saat bertandang ke Ekuador.
Argentina lalu kalah dua laga beruntun, saat menjamu rival kesumat Brasil (1-3) dan kala bertandang ke Paraguay (0-1).
Akan tetapi, sang legenda ibarat mengeluarkan kelinci dari topi.
Maradona berhasil membawa Argentina ke Piala Dunia 2010 dengan kemenangan solid pada dua laga terakhir kualifikasi, kontra Peru (2-1) dan Uruguay (1-0).
Baca juga: Jasa Maradona pada Karier Pesepak Bola Argentina di Indonesia
Diego Maradona pun menemani anak buahnya ke Piala Dunia 2010 dengan optimisme tinggi.
Pemain-pemain berpengalaman seperti Juan Sebastian Veron, Diego Milito, Gabriel Heinze, dan Nicolas Burdisso dilengkapi oleh pemain-pemain muda berbakat dalam diri Sergio Aguero (22 tahun ketika itu), Javier Pastore (20), dan tentu saja Lionel Messi (22).
Argentina pun sukses memenangi ketiga laga mereka di Grup B: 1-0 vs Nigeria, 4-1 vs Korea Selatan, dan 2-0 lawan Yunani.
Gabriel Heinze mencetak gol tunggal timnas Tango kontra Nigeria pada laga pembuka mereka.
Sementara, hat-trick Gonzalo Higuain dan gol bunuh diri Park Chu-young membawa Argentina menang besar 4-1 atas Korsel.
Pertandingan terakhir grup tersebut melawan Yunani berkesudahan dengan skor 2-0 di mana Maradona menurunkan kebanyakan pemain cadangan.
Martin Demichelis dan Martin Palermo menjadi pencetak gol.
Argentina bermain sangat dominan dengan mencatatkan hingga 67 persen penguasaan bola kontra tim yang enam tahun sebelumnya menjadi juara Eropa tersebut.
Perjalanan mulus Argentina berlanjut dengan mereka mencatatkan kemenangan 3-1 lawan Meksiko berkat dua gol dari Carlos Tevez dan satu dari Gonzalo Higuain.
Namun, petualangan Argentina ibarat ditarik rem mendadak saat mereka bersua Jerman pada 3 Juli 2010 di Cape Town.
Tim Tango dilumat 4-0 oleh tim Jerman yang dimotori Mesut Oezil dan Miroslav Klose.