Atalanta Vs PSG - Prediksi Gasperini Terjadi, Sang Dewi Patah Hati

KOMPAS.com - Paris Saint-Germain (PSG) sukses melaju ke semifinal Liga Champions setelah mematahkan hati Sang Dewi, julukan Atalanta.

PSG menang 2-1 atas Atalanta lewat comeback pada menit-menit injury time, yakni melalui gol Marcos Marquinhos (90') dan Eric Maxim Choup-Mouting (90+3').

Laga Atalanta vs PSG usai digelar di Stadion Da Luz, Portugal, pada Kamis (13/8/2020) dini hari WIB.

Adapun satu biji gol Sang Dewi tercipta pada babak pertama, tepatnya lewat aksi Mario Pasalic (26').

Baca juga: Hasil Atalanta Vs PSG, Patah Hati La Dea di Injury Time

Kemenangan dramatis PSG tersebut sejatinya sudah menjadi prediksi dari pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini.

Pada konferensi pers jelang pertandingan, Gasperini mengakui tak mampu membaca permainan lawan dengan detail karena belum pernah bertemu sebelumnya.

Dia mengakui bahwa selama ini Atalanta bisa tembus Liga Champions berkat bermain dua pertemuan.

Pada babak penyisihan grup misalnya, skuad Gasperini awalnya kalah telak kontra Manchester City 1-5, tetapi mereka bisa bermain imbang 1-1 pada pertemuan kedua.

Baca juga: Atalanta Vs PSG, La Dea Siap Bikin Neymar dkk Menderita di Liga Champions

Begitu juga ketika bertemu dengan Shaktar Donetsk. Pada pertemuan pertama, Sang Dewi menyerah 1-2, kemudian berhasil menang 3-0 di kandang Shaktar.

Sedangkan pada perempat final Liga Champions menganut single match alias tak ada leg kedua.

Kondisi tersebut rupanya berpengaruh besar dalam tinta emas Atalanta di Liga Champions.

"Dengan sejarah kami, saya lebih suka dua leg," terang Gian Piero Gasperini sebelum laga Atalanta vs PSG.

"Kami menghadapi tim yang belum pernah kami hadapi sebelumnya dan tidak memiliki parameter langsung dalam hal pertemuan dengan pemain mereka," tuturnya.

Baca juga: Penyesalan Kapten Atalanta Bertemu dengan Gian Piero Gasperini

"Secara historis kami selalu tampil lebih baik di pertandingan kedua seperti melawan Dinamo, Shakhtar dan Manchester City," jelasnya.

Sang Dewi harus menerima kenyataan, mereka harus belajar betapa pentingnya menit-menit akhir melawan klub-klub top Eropa di Liga Champions.