Tak ada rumah sakit dengan fasilitas cukup yang dapat menangani sebuah pandemi, apalagi wabah dalam skala seperti Covid-19.
Keadaan genting tersebut disampaikan sendiri oleh Khabib lewat unggahan di Instagram beberapa waktu silam.
"Banyak yang masih tak menggapai betapa serius situasi ini. Namun, kelalaian kami mendengarkan permintaan dokter, ditambah dengan kepanikan publik, berujung ke tingkat penyebaran penyakit yang tinggi," tuturnya kepada 19,8 juta follower di Instagram.
"Faktanya adalah rumah sakit kami kebanjian pasien. Tak ada spesialis dan juga suplai medis atau obat mencukupi, sementara jumlah pasien terus meningkat."
Berikut adalah unggahan paman Khabib, Nurick, mengenai kondisi rumah sakit Dagestan di tengah pandemi.
Warga lokal memang memperparah kondisi ini dengan terus menghiraukan perintah untuk tetap di rumah dan mengambil langkah pencegahan.
Seperti dilansir dari BloodyElbow.com, Kepala Dagestan, Vladimir Vasiliev, mengutarakan minggu lalu bahwa ada lebih dari 4000 orang yang menjalani isolasi mandiri dengan 29 angka kematian dari Covid-19. Sementara, 481 orang meninggal karena pneumonia.
Namun, angka dari Menteri Kesehatan Jamaludin Hajiyibragimov menunjukkan lebih dari 13 ribu pasien dirawat dengan 600 orang meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan pneumonia.
Sementara, 40 personel medis meninggal karena komplikasi dengan virus corona.
Dagestan menjadi episentrum baru Covid-19 di Rusia setelah mencatatkan jumlah penambahan kasus tertinggi di seantero negara Vladimir Putin tersebut dalam 24 jam sejak Rabu (20/5/2020).
Baca juga: Kembali di Tengah Pandemi, Dana White Beri UFC Nilai 10,5
Pendiri Fight Nights Global, Kamil Gadzhiev, seorang warga asli Dagestan setuju dengan hal ini dan mengatakan bahwa warga lokal tak serius dengan pandemi saat pertama muncul.
Apalagi, seperti kata Khabib, ada kebiasaan warga setempat yang membuat rakyat Dagestan kesulitan mengerti konsep isolasi mandiri.
"Ini adalah bagian mentalitas kami, peringatan dan bahaya dianggap ringan. Barulah setelah semua teman dan keluarga mengalami masalah, langkah-langkah pencegahan dilakukan," tutur Gadzhiev di Sport-Express.
"Ada lagi satu faktor penting - ikatan keluarga. Kejadian tragis seperti kematian dan pemakaman menjadi sebuah event massa, di mana kunjungan harus dilakukan."
"Kendati ada virus corona, orang-orang terus mendatangi event serupa. Ikatan keluarga lebih kuat ketimbang risiko. Perkumpulan massa untuk event ini bisa mencapai 1000 orang," tuturnya.
"Jika perkawinan dan ulang tahun bisa dibatasi, semua orang tetap pergi ke pemakaman."
Sementara itu, petarung UFC asal Dagestan juga, Muslim Salikhov, percaya bahwa ada jauh lebih banyak kasus Covid-19 ketimbang yang diumumkan oleh pemerintah.
"Kita benar-benar perlu mengerjakan sesuatu, banyak orang sakit. Seluruh desa sakit. Tak semua bisa mematuhi peraturan karantina. Tidak semua orang punya cadangan finansial, mereka harus terus bekerja," tuturnya lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.