KOMPAS.com - Kepedulian akan kesehatan dan saran dari otoritas yang berkaitan dengan penyebaran virus corona membuat Red Bull Cliff Diving terpaksa membatalkan kejuaran dunia tahun 2020 ini.
Keputusan ini diyakini dapat dimengerti, dimaklumi, dan diterima oleh seluruh pihak.
Bali yang mendapat kesempatan pertama pada 2020 ini turut ditunda pelaksanaannya.
"Kami di Nusa Penida menantikan Red Bull Cliff Diving untuk hadir di 2021 dan seluruh masyarakat siap menyambut ajang ini," ujar Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.
Baca juga: Sejarah di Balik Berdirinya Red Bull Arena, Markas RB Leipzig
"Mengenai penundaan tahun ini adalah demi kebaikan kita bersama. Kami berharap keadaan seluruh dunia segera membaik dan pada 2021, kita lakukan yang lebih baik lagi."
Semua usaha dan energi difokuskan pada kejuaraan dunia tahun depan, di mana para peloncat elite dunia dan talenta-talenta baru akan memukau penonton dengan berbagai gaya terjun bebas menakjubkan, dari ketinggian hingga 27 meter.
Walaupun demikian, Red Bull Cliff Diving tetap berharap dapat mengadakan ajang tersendiri yang akan diselenggarakan di Australia.
Ajang itu diadakan sebagai apresiasi terhadap penggemar setia Red Bull Cliff Diving dan memberikan kesempatan kepada para peloncat indah terbaik dunia untuk memperlihatkan kehebatan akrobatik mereka.
Red Bull Australia sedang mempersiapkan segala sesuatunya untuk menjadi tuan rumah ajang ini pada bulan November 2020 di Sydney.
Keselamatan publik, para peloncat, kru, dan semua pihak yang terlibat adalah prioritas utama, sejalan dengan anjuran pemerintah yang akan menentukan kemungkinan terselenggaranya acara ini dalam waktu dekat.
"Saat ini, semua orang di dunia sedang mengalami masa-masa sulit bersama, kesehatan dan keselamatan manusia lebih penting daripada ajang kejuaraan olahraga," ujar Greg Louganis selaku Direktur Olahraga Red Bull Cliff Diving World Series.
Baca juga: Red Bull Indonesia Merespons Kehadiran RB Depok FC di Indonesia
"Saya ingin berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kami selama ini, baik bagian dari penonton pada salah satu ajang, penonton siaran langsung dari rumah, atau yang menikmati kumpulan foto-foto fantastis dan cuplikan video yang kami bagikan di media sosial."
Atlet-atlet yang mewakili 18 negara yang berbeda, termasuk juara bertahan Rhianna Iffland (Australia) dan Gary Hunt (Perancis), akan membawa olahraga ekstrem tertua di dunia ini ke level yang lebih tinggi pada tahun 2021.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.